Menko PMK Muhadjir Effendy Resmi Buka Rakornas Bidang Perpustakaan 2022

Rakornas Perpustakaan 2022 digelar secara hibrid dengan sekitar 750 peserta hadir secara tatap muka, sedangkan sekitar 10.000 orang secara daring.

Editor: Sigit Widya
Istimewa
Menko PMK, Muhadjir Effendy (paling kanan), resmi membuka Rakornas Bidang Perpustakaan 2022 di Ballroom Hotel Bidakara Jakarta, Selasa (29/3/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, membuka Rapat Kerja Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan 2022, Selasa (29/3/2022).

Seremoni pembukaan Rakornas Perpustakaan 2022 ditandai dengan pemukulan gong oleh Menko PMK, Muhadjir Effendy, didampingi Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando, di Ballroom Hotel Bidakara Jakarta.

Setelah pembukaan, Rakornas Perpustakaan 2022 bertema “Transformasi Perpustakaan untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional” dilanjutkan dengan beragam diskusi menarik seputar persoalan dan tantangan literasi.

"Supaya berkualitas dan berdaya saing, pembangunan manusia harus didasarkan kepada layanan dasar dan perlindungan sosial, peningkatan produktivitas, serta pembentukan karakter," kata Muhadjir Effendy lewat rilis.

Pada era digital seperti sekarang, ia melanjutkan, arus informasi sangat mudah dijangkau, bahkan dunia mengalami kelimpahruahan sumber-sumber belajar, dan begitu mudahnya untuk mengakses sumber belajar itu.

Karenanya, Muhadjir Effendy mendukung penuh pelaksanaan Rakornas Bidang Perpustakaan 2022 mengingat persoalan dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat masa kini adalah seputar perilaku di dunia maya.

Baca juga: Pemkab Sleman Terima Hibah 2 Motor Perpustakaan Keliling

“Sekarang, problemnya justru nilai. Problem aksiologi. Karena itu, sekarang harus pandai betul memilih bahan belajar. Sebab, bahan belajar tersedia begitu lengkap, bahkan bercampur aduk dengan sampah,” katanya.

Lebih lanjut, Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa kegagalan banyak orang dalam belajar adalah kegagalan memilah informasi nan tepat, terutama dari perangkat pintar masing-masing.

“Tugas kita sekarang adalah bagaimana bisa mengais dan mencari informasi bernilai dalam bak sampah, terutama sampah virtual,” sambungnya.

Muhadjir Effendy juga menekankan, tantangan terbesar mengenai perpustakaan digital dan literasi digital adalah Indonesia masih memiliki kesadaran aksiologis yang cukup rendah di dalam ruang interaksi digital.

“Karena kita tidak selektif, dunia maya kemudian memengaruhi aura nasional kita, memiliki aura kegelapan, penuh hiruk-pikuk yang tidak mendukung ke arah kemajuan dan kewibawaan bangsa Indonesia,” kritiknya.

Muhadjir Effendy menggarisbawahi pula bahwa pada era digital, kebenaran tak lagi datang mutlak dari sebuah sebuah temuan yang bisa dipertanggungjawabkan secara prosedural yang bisa dipertahankan secara profesional.

Baca juga: Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando Resmikan Gedung Perpustakaan Kabupaten Purworejo

“Saat ini, kebenaran datang dari seberapa banyak pengikut (follower), penyuka (like), serta yang mengunggah (upload) ulang. Kita bisa jadi tidak waras karena meladeni orang-orang tidak waras di media sosial,” katanya.

Poin-poin penting itulah yang menurut Menko PMK menjadi tugas Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Daerah, para pustakawan, dan seluruh pegiat literasi untuk membentuk isi kepala seluruh rakyat melalui Gerakan literasi.

“Pustakawan adalah penanggung jawab peradaban bangsa. Kalau mau menghancurkan peradaban sebuah bangsa, hancurkan perpustakaannya. Kalau kita ingin membangun peradaban suatu bangsa, bangunlah perpustakaannya,” tegasnya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved