Tol Yogyakarta Bawen
Kabar Terbaru Tol Yogyakarta-Bawen Wilayah Magelang, 500 Warga Karangkajen Bedol Desa
Warga di Dusun Diwak, Desa Karangkajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, menjadi salah satu lokasi yang terdampak dari pembangunan Tol Yogyakarta
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Iwan Al Khasni
Warga di Dusun Diwak, Desa Karangkajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, menjadi salah satu lokasi yang terdampak dari pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen .Mau tak mau, warga sekitar terpaksa harus relokasi mencari tempat bermukim yang baru.

SEBAB itulah As'ari (60) mantan Kepala Desa ( Kades ) Karangkajen tergerak hati untuk memberikan lahannya seluas 4 hektare kepada sekitar 500 warga terdampak Tol Yogyakarta-Bawen .
Alasannya pun cukup menarik, yakni untuk menjaga keguyuban yang sudah terjalin sejak berpuluh-puluh tahun.
"Awalnya (menghibahkan tanah), melihat warga yang terkena tol itu hendak pindah ke mana, itu jadi prihatinnya di situ. Kami sempat kumpul, sarasehan seperti apa nantinya, ternyata warga ingin tetap bersama karena sudah seperti keluarga," ujarnya saat ditemui di kediamannya beberapa hari yang lalu.
Di sisi lain, penghibahan tanah yang dilakukan As'ari sebagai bentuk kepeduliannya terhadap warga yang kurang mampu.
Di mana, sebagian besar warga hanya bermata pencaharian sebagai petani, buruh serabut, dan pensiunan.
"Tak mudah bisa dapat lahan pengganti baru. Mereka harus meninggalkan pekerjaan, praktis mereka akan memakai uang kompensasi. Pastinya sulit untuk membeli tanah karena menutupi kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
Kalaupun dapat pengganti, lanjutnya, belum tentu bisa menyesuaikan lingkungannya.
Kemudian yang petani, mereka hanya punya lahan di sini. Buruh serabutan juga kebanyakan mereka menjadi ART di sekitar desa sini.
"Jadi, kalau dilihat ganti untung atau kompensasi yang akan diberikan pemerintah mungkin tidak sebanding dengan upaya mereka mencari lahan pengganti," ucapnya.
Penghibahan tanah ini pun tak lepas dari permintaan warga agar tetap bertetangga dengan As'ari.
Sosok As'ari menjadi tokoh desa yang disenangi warganya, bagaimana tidak 20 tahun lamanya ia dipercaya menjadi Kepala Desa di sana.
"Saya juga kena tol , kalau saya memang bisa pindah ke mana saja. Karena, ada tanah lain di beberapa lokasi juga. Namun, warga maunya ikut saya ke mana saya pergi ya ikut.
"Kebetulan, ada tanah (saya) yang dekat dan cocok juga makanya dipilih itu. Dulu, sebagian masih punya orang lain sekarang sudah dibeli semua, untuk permukiman baru," terang ayah dua anak itu.
Lahan yang akan dijadikan permukiman baru itu lokasinya tidak jauh dari Dusun Diwak saat ini, berjarak kurang dari 1 kilometer.
Lokasinya berada dekat jalan raya penghubung Kecamatan Secang dengan Kecamatan Grabag.
Menariknya, Warga Dusun Diwak bergotong-royong dalam proses pemerataan lahan yang akan dijadikan permukiman baru ini.
"Inisiatif warga sendiri, setiap hari Minggu, laki-laki, perempuan, anak-anak, dan orang dewasa. Kalau hari biasa hanya dijadwal sekitar 10 orang saja. Itu, sudah dikerjakan sejak Oktober 2021 lalu. Setelah, adanya sosialisasi kalau dusun ini, terkena tol," ungkapnya.
Ia menjelaskan, meskipun dirinya berniat untuk memberikan lahan secara gratis ke masyarakat.
Tetapi, warga tetap ingin untuk untuk membayar lahan yang akan jadi rumah baru bagi mereka.
“Sebenarnya saya telah memberikan tanah tersebut secara gratis."
"Tetapi, warga tidak berkenan karena merasa tidak memiliki tanah kalau tidak membeli. Akhirnya, telah disepakati mereka membayar berapa pun bisa, semampunya,” ujar alumnus Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta.
Selanjutnya, ia juga akan mengurus sertifikat hak milik agar warga memiliki legalitas.
Begitu juga Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) permukiman tersebut.
Ia ingin depan warga tetap merasa tenteram dan nyaman tinggal di lokasi baru.
"Ya, saya urus juga untuk surat-suratnya biar warga lebih tenang dan nyaman untuk ke depannya," terangnya. ( Tribunjogja.com | Ndg )