Berita Tribun Jogja Hari Ini

2.200 Pelajar DIY Terpapar Covid-19, Mayoritas Tanpa Gejala

Jumlah pelajar yang terpapar Covid-19 di DIY terus bertambah. Dari sebelumnya dilaporkan ada 1.200 orang yang sempat terpapar virus Corona.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM / Almurfi Syofyan
ILUSTRASI: Sejumlah siswa SMPN 2 Klaten saat mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolahnya beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Jumlah pelajar yang terpapar Covid-19 di DIY terus bertambah. Dari sebelumnya dilaporkan ada 1.200 orang yang sempat terpapar virus Corona, saat ini jumlah tersebut meningkat menjadi lebih dari 2.200 pelajar.

Penularan ini tersebar di 72 sekolah jenjang SMP hingga SMA. Dari ribuan murid yang terpapar, ada empat anak yang sempat dirawat di RS rujukan Covid-19. Namun, mayoritas tak menunjukkan gejala Covid-19.

"Terakhir yang terpapar sekitar 2.211. Tapi semuanya OTG (orang tanpa gejala). Tersebar di 72 sekolah kalau enggak salah," jelas Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya, Selasa (15/3/2022).

Menurutnya, tidak semua penularan dapat digolongkan sebagai klaster sekolah.

Pasalnya, sebagian besar siswa tertular dari keluarga atau lingkungan tempat tinggal. Selain itu, Didik mengklaim penegakan prokes di sekolah sudah tergolong baik saat kedatangan maupun saat pembelajaran di kelas.

Meski penularan masih ditemui, pihaknya mengizinkan sekolah untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Hal ini demi mengurangi terjadi learning loss atau hilangnya kemampuan belajar dan kompetensi siwa.

"Learning loss itu karena hilangnya beberapa materi yang tidak sempat diajarkan karena keterbatasan waktu. Keterbatasan pertemuan luring saat ini, itu menjadi tantangan bagi guru untuk mengoptimalkannya," bebernya.

Disdikpora DIY mengizinkan sekolah jenjang SMA/SMK maupun SLB di wilayah DIY untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 33 persen di tengah penerapan PPKM level 4. Sebelumnya, seluruh sekolah di DIY diminta melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau luring saat penerapan PPKM level 4 sepanjang 8-14 Maret lalu.

“Jadi kira-kira sepertiga dari masing-masing rombel (rombongan belajar)," ujar Didik.

Seluruh sekolah saat ini tengah menggelar Tes Penjajakan Hasil Belajar (TPHBS) yang ditujukan kepada peserta didik kelas 12.

Penyelenggarannya dilakukan dengan memadukan antara pembelajaran luring dan daring.

Tes tersebut bertujuan untuk menjajaki hasil belajar siswa dalam menghadapi ujian masuk perguruan tinggi.

"TPHBS sifatnya evaluasi pembelajaran, kan ada yang dilakukan dengan cara online dan ada yang dengan cara tatap muka tapi sifatnya sangat terbatas," bebernya.

Kebijakan PTM terbatas dengan kuota 33 persen tersebut sudah berkonsultasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan mendapat persetujuan oleh para wali murid.

Selain pembatasan kapasitas, jam belajar di kelas juga dibatasi, yakni maksimal selama enam jam pelajaran. Penyelenggaraan PTM juga dilakukan dengan prinsip kehati-hatian agar tak memunculkan klaster penularan di lingkungan sekolah.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved