Berita Kota Yogya Hari Ini

Covid-19 Belum Berakhir, Temulawak Masih Jadi Primadona Empon-empon di Pasar Beringharjo

Di tengah pandemi Covid-19 ini, rupanya temulawak masih menjadi primadona yang paling banyak dicari. Penjual empon-empon di Pasar Beringharjo

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Christi Mahatma Wardhani
Penjual empon-empon di Pasar Beringharjo, Riyanti (56) menyebut temulawak masih diminati meski penjualannya menurun, Rabu (23/02/2022) 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - temulawak merupakan rimpang yang memiliki banyak khasiat.

Salah satunya adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh. 

Di tengah pandemi Covid-19 ini, rupanya temulawak masih menjadi primadona yang paling banyak dicari.

Penjual empon-empon di Pasar Beringharjo, Riyanti (56) mengatakan temulawak masih banyak dicari meski peminat empon-empon menurun. 

Baca juga: Menyesuaikan Situasi Terkini, Dinkes Gunungkidul Tambah Jumlah Bed untuk Pasien Covid-19

Menurut dia, selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh, temulawak memiliki khasiat lain, yaitu untuk gangguan pencernaan, lambung, dan lainnya. 

"Sekarang empon-empon turun, sudah tidak seramai dulu. Wedang uwuh saja sekarang sepi. Tapi temulawak masih laku. Karena kan memang banyak khasiatnya, tidak hanya untuk kekebalan tubuh, tapi untuk gangguan lambung juga," katanya, Rabu (23/02/2022).

Menurut dia, PPKM level 3 turut andil dalam menurunnya penjualan.

Sebab kondisi pasar semakin sepi karena tidak banyak pengunjung yang datang, khususnya wisatawan.

"Awal pandemi itu kan naik (penjualan empon-empon , kemudian agak turun, PPKM level 3 ini ya semakin turun. Yang beli ya cuma langganan aja," lanjutnya.

Ia menerangkan empon-empon yang dulu banyak dicari oleh pembeli adalah temulawak, secang, jahe, dan kunyit.

Baca juga: CATAT, Jalan Jagalan Kota Yogyakarta Telah Menjadi Jalan Satu Arah untuk Kendaraan Roda Empat

Awal pandemi, ia bisa menjual 30 kilogram temulawak per hari.

Secang juga menjadi empon-empon favorit kala itu. Ia bisa menjual 50 kilogram dalam sehari.

Selain empon-empon, wedang uwuh juga banyak dicari. Dalam satu hari, ia bisa menjual lebih dari 50 bungkus.

Namun saat ini 50 bungkus baru habis dalam tiga hari.  

"Sekarang masih laku tapi ya cuma sedikit, dibanding sebelum Covid-19 yang jauh. Tapi temulawak masih dicari meskipun sedikit, kayu manis juga," terangnya. (maw)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved