Kenapa Minyak Goreng Langka di Pasaran? Inilah Penyebabnya dari Berbagai Versi

Penyebab kelangkaan minyak goreng di sejumlah wilayah di Indonesia ada beberapa faktor pemicu

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Humas Kemendag RI
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi kembali melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar dan distributor minyak goreng (migor) 

"Mereka sudah sampaikan tidak ada penimbunan. Kalaupun akan menimbun pasti mereka akan rugi, sebab harga masih dikisaran HET," ujarnya.

"Sebenarnya kelangkaan minyak di DIY karena keterlambatan pasokan dan panic buying," pungkasnya.

Analisis Ekonom

Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira menjelaskan, ada sejumlah masalah yang menyebabkan minyak goreng masih mahal dan langka.

Masalah yang pertama, kata Bhima, yakni suplai penggunaan CPO untuk pangan khususnya pada minyak goreng yang terbatas.

"Minyak goreng kan bahan dasarnya CPO, sementara dalam kurun waktu empat tahun terakhir, pemakaian CPO terbagi dalam bio diesel, dan bio diesel memakan porsi yang cukup banyak," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (20/2/2022).

Permasalahan kedua dikarenakan adanya kebingungan dari sisi retailer. Walaupun pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET), imbuh dia, dalam penerapannya retailer masih menjual minyak goreng dari stok yang lama.

"Mereka tidak sanggup apabila stok minyak goreng yang sudah ada dijual dengan HET yang terbaru. Sementara kalau misalkan mereka ketahuan menjual stok lama dengan harga tinggi, mereka akan kena sanksi dari kepatuhan HET. Ini kan membingungkan," katanya.

Pemerintah pun diminta bertanggung jawab untuk mengganti selisih harga minyak goreng stok lama para pedagang dengan HET terbaru

Pedagang Minyak Curah

Surati (60), penjual minyak goreng curah di Pasar Beringharjo menerangkan dirinya kesulitan untuk mencari stok minyak goreng curah.

Namun selama ini ia sudah memiliki agen yang selalu mensuplai kebutuhan minyak goreng curah. Sehingga kecil kemungkinan membeli minyak goreng palsu.

Pedagang di pasar tradisional Bantul sedang mengemas minyak curah
Pedagang di pasar tradisional Bantul sedang mengemas minyak curah (Dok. Tribun Jogja)

"Seminggu dua kali saya order minyak goreng ke agen di Jalan Wates. Sudah biasanya di sana. Biasanya ordernya 40 jerigen, masing-masing jerigen isinya 18 liter,"terangnya kepada Tribunjogja.com.

Jika tidak ada stok minyak goreng curah, ia hanya menjual minyak goreng seadanya.

"Kalau diantar ya berarti ada, kemarin sempat kosong tiga hari. Tidak cari ke yang lain juga. Karena langganan kan juga banyak, jadi ya harus menjaga,"imbuhnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved