Setara Gaji UMR, Usaha Sampingan Budi Daya Lobster Air Tawar

Usaha budi daya lobster air tawar yang telah ditekuninya sejak 2018 itu kini telah menemui titik terang setelah pada 2020

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Rifqi Gozali | Tribunpantura
Dicky Safitri menunjukkan lobster hasil budi dayanya. 

Pemuda berusia 27 tahun di Kudus ini telah berhasil budi daya lobster air tawar. Lobster jenis red claw tersebut kini telah menjadi sumber penghasilannya setelah sebelumnya dia bekerja di bidang konstruksi baja. Pemuda kelahiran 11 Maret 1994 itu bernama Dicky Safitri.

Dicky Safitri menunjukkan lobster hasil budi dayanya.
Dicky Safitri menunjukkan lobster hasil budi dayanya. (Rifqi Gozali | Tribunpantura)

PRIA bujang yang sehari-hari tinggal di permukiman padat penduduk itu mampu menyulap keterbatasan lahan di sekitar rumahnya menjadi sumber penghasilan. Dicky tinggal di rumah sederhana di RT 1 RW 4 Desa Rendeng, Kecamatan Kota Kudus.

Untuk sampai ke sana harus melewati gang sempit yang diapit tembok rumah penduduk, hanya bisa jalan kaki atau maksimal menggunakan sepeda motor.

Untung saja di sekeliling rumah itu masih ada sisa lahan sempit barang dua meter di sebelah kiri rumah, dan satu meter di halaman depan.

Sisa itulah yang dimanfaatkan oleh Dicky untuk tempat budi daya lobster air tawar.

Untuk memangkas keterbatasan lahan, Dicky membuat kolamnya bertumpuk.

Di sisi kiri rumahnya terdapat kolam sepanjang 5 kali 1 meter.

Kemudian di sisi depan samping rumahnya dibuat kolam berukuran 2 kali 1 meter.

Tepat di teras rumah rumahnya ada kolam berukuran 4 kali 1 meter dan di sebelahnya terdapat kolam berukuran 2 kali 1 meter.

Seluruh kolamnya itu bertumpuk dua, artinya di lokasi sempit di sekitar rumah itu terdapat delapan kolam.

“Khusus untuk kolam yang berada di depan rumah berukuran 2 kali 1 meter itu untuk lobster hias. Bukan konsumsi,” kata lelaki pemilik tubuh kurus.

Usaha budi daya lobster air tawar yang telah ditekuninya sejak 2018 itu kini telah menemui titik terang setelah pada 2020 itu dia sunggung-sungguh menekuninya.

Kenapa demikian, sebab awal mula dia memulai budi daya tersebut hanya sebagai sampingan di sela-sela aktivitasnya bekerja di bidang konstruksi pemasangan besi baja.

Pada 2020 pandemi Covid-19 mulai melanda.

Sebagai pekerja lepas, jasanya di bidang konstruksi baja tidak lagi ada yang menggunakan.

Penghasilannya pun hilang.

Saat itu dia yang masih duduk di bangku semester 5 Universitas Muria Kudus pun harus rela berhenti.

Dia pun akhirnya berpikir ulang bagaimana agar bisa tetap mendapatkan penghasilan.

Meski belum punya tanggungan keluarga, sulung tiga bersaudara dari pasangan Sri Lestari dan Agung Susetyo berpikir agar bisa mengumpulkan uang untuk biaya pernikahan dan kehidupan setelahnya.

Dari situlah dia mulai bersungguh-sungguh dalam budi daya lobster.

Segenap pengalaman yang telah didapatkan sejak dua tahun terakhir akhirnya benar-benar dia maksimalkan.

“Belajar budi daya lobster saya dari teman. Saya diajari, kemudian di rumah saya kembangkan sendiri sampai ada beranak, terus diajari mengawinkan indukan sendiri,” katanya.

Setelah setahun lebih menekuni budi daya lobster, kini Dicky bisa mendapat penghasilan karenanya.

Rata-rata per bulan dia mendapat setara dengan upah minimum Kabupaten Kudus.

"Alhamdulillah. Kini sudah ada penghasilan," kata dia.

Pemasaran yang dilakukan oleh Dicky sebagian besar melalui daring.

Dari situ tidak hanya Kudus saja yang membeli lobsternya.

Banyak pembeli dari berbagai daerah, misalnya Pati, Jepara, Brebes, Banyumas, sampai Jakarta.

Harga yang dia patok per kilogram berisi sekitar 13 ekor lobster senilai Rp 200 ribu.

Biasanya lobster yang dia jual sudah dibekukan.

Dia juga menjual versi matang dengan bumbu saus seporsi Rp 80 ribu.

Seporsi itu isinya biasanya dua ekor lobster besar dan dua kecil.

"Kalau yang lobster matang biasanya yang pesan orang Kudus dan sekitarnya," kata dia.

Dalam membudidayakan lobster air tawar, kata Dicky, terbilang mudah.

Dia tinggal memberi pakan setiap malam karena ia tergolong hewan nokturnal.

Lobster air tawar yang dia budi dayakan tergolong omnivora.

Doyan makan apa saja. Untuk hal ini, Dicky memilih tahu sebagai pakan lobster piaraannya.

"Karena tahu mudah didapat dan harganya terjangkau.

Lobster pun mau makan," kata dia.

Yang perlu diperhatikan dalam budi daya lobster air tawar yaitu perihal sirkulasi air.

Dicky tidak perlu repot. Dia baru mengganti air kolam saat lobsternya pada naik ke permukaan air.

Artinya udang tidak nyaman karena air kotor atau tercemar.

"Kalau sehari-hari cukup membersihkan kotoran lobster saja," kata dia. (Rifqi Gozali | Tribunpantura )

 

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved