Kasus Antraks di Gunungkidul Dikhawatirkan Pengaruhi Kuliner Bantul Terutama Sate Klathak

Dalam sehari ada lebih dari 500 ekor domba dipotong untuk kuliner Sate Klathak di wilayah Bantul.

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
Kompas.com
Ilustrasi: sajian nikmat sate klatak 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kasus antraks yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul dikhawatirkan akan mempengaruhi pasokan daging di Kabupaten Bantul.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul mencatat, pasokan ternak terbesar untuk memenuhi kebutuhan daging di wilayah Bumi Projotamansari berasal dari Gunungkidul.

Dagingnya digunakan untuk kuliner di kawasan Pleret yang terkenal dengan kuliner Sate Klathak.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo mengatakan setiap hari ratusan domba disembelih oleh para jagal untuk memenuhi kebutuhan kuliner Sate Klathak atau menu lainnya.

Ia mengungkapkan, bahwa dalam sehari lebih dari 500 ekor domba dipotong untuk kuliner Sate Klathak di wilayah Bantul.

"Jika kita lena sedikit saja, ada domba yang terpapar antraks dipotong, dampaknya tidak bisa dibayangkan," ujarnya, Jumat (4/2/2022).  
 Maka dari itu ia menyatakan harus ada pengawasan ekstra tentang kesehatan hewan yang beredar di wilayah Bantul, termasuk penyembelihan sapi yang berpusat di Pleret dan dipasok ke berbagai pasar tradisional yang ada di Yogyakarta.  

"Harus dipastikan bahwa sapi yang akan disembelih dalam kondisi sehat dan bebas dari paparan antraks," imbuhnya.

Maka dari itu, untuk memastikan sapi, domba atau kambing yang dikirim dari Gunungkidul dalam kondisi sehat, maka dalam proses pengiriman harus mengantongi surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).

Secara tegas ia menyatakan, jika tidak mengantongi SKKH maka ternak tersebut tidak boleh melintas masuk ke Bantul apalagi sampai ke pasar hewan yang ada di Kabupaten Bantul.
 
Selain itu, Joko juga menekankan kepada para medis untuk memantau kandang-kandang kelompok baik itu sapi atau domba di Kabupaten Bantul.

Pemilik ternak pun diminta untuk meningkatkan kebersihan dan kesehatan hewan peliharaannya.

Menurutnya, sampai saat ini Bantul adalah wilayah yang bebas dari antraks.

Ia pun berharap bakteri tersebut tidak menyebar ke Bantul terlebih di Bantul banyak kuliner yang mengandalkan daging domba.

"Jika terpapar antraks pasti akan berpengaruh terhadap kuliner yang menggunakan daging domba atau kambing termasuk daging sapi," tandasnya. (*)  

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved