Bacaan Niat Sholat
Jelang Hari Jumat dengan Melakukan Ibadah Sunnah, Berikut Bacaan Niat Sholat Dhuha
Menjelang hari Jumat, alangkah baiknya bila kita menyambutnya dengan melakukan berbagai amalan baik. Salah satunya bisa dengan menegakkan Sholat Dhuha
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM - Menjelang hari Jumat, alangkah baiknya bila kita menyambutnya dengan melakukan berbagai amalan baik.
Salah satunya bisa dengan menegakkan Sholat Dhuha di Hari Kamis ini.
Berikut ini adalah tata cara melaksanakan Sholat Dhuha beserta bacaan niat sholat Dhuha.
Sholat Dhuha dikerjakan minimal dua rakaat dan maksimal dua belas rakaat, dilakukan secara Munfarid (tidak berjamaah), caranya sebagai berikut :
bacaan niat sholat Dhuha di dalam hati berbarengan dengan Takbiratul ihram :
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحَى رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالَى
“Ushalli Sunnatadh-duhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.”
“Aku niat salat sunat duha dua rakaat, karena Allah ta’ala"
Baca juga: Wudhu Sebelum Tidur dan Bacaan Niat Sholat Tahajud Ketika Sepertiga Malam Nanti
Baca juga: KEAJAIBAN Sholat Dhuha Kontrol Gula Darah Penderita Diabetes Melitus, Ini Bacaan Niat Sholat Dhuha
1. Membaca doa Iftitah
2. Membaca surat al Fatihah
3. Membaca satu surat didalam Alquran. Afdholnya rakaat pertama membaca surat Asy-Syam dan rakaat kedua surat Al Lail
4. Ruku’ dan membaca tasbih tiga kali
5. I’tidal dan membaca bacaannya
6. Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
7. Duduk di antara dua sujud dan membaca bacaannya
8. Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
9. Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara di atas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali.
10. Rakaat selanjutnya dilakukan sama seperti contoh di atas.
Bacaan Doa
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
allahumma innadh duha-a duha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. allahuma inkaana rizqi fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’asaran fayassirhu, wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana ba’idan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita ‘ibadikash shalihin.
“Ya Alloh, sesungguhnya waktu duha adalah waktu duha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Alloh, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran duha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”. (*)