Liga 1

PSS SLEMAN Ikuti Jejak Persebaya, Komitmen Orbitkan Pemain Muda Asli Bumi Sembada

Menurut I Putu Gede, PSS bisa mencontoh akademi Persebaya karena kompetisi internal mereka cukup tertata.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Joko Widiyarso
Dok PSS Sleman
Penggawa PSS Sleman U-17 usai melakoni partai semi-final Piala Soeratin 2021 DIY takluk dari RPM Kulon Progo dengan skor 1-0, Jumat (14/1/2021) di Stadion Gelora Handayani, Wonosari. 

TRIBUNJOGJA.COM- Persebaya Surabaya merupakan klub sepak bola di Indonesia yang punya tradisi bagus dalam mengorbitkan pemain muda.

Terbukti, di kompetisi Liga 1 2021/22, Bajul Ijo bertumpu pada sederet pemain muda, di antaranya Marselino Ferdinan, Muhammad Supriyadi, Ernando Ari, dan juga Rizky Ridho.

Kesuksesan Persebaya mengorbitkan sederet pemain muda menginspirasi klub Liga 1 lainnya, yakni PSS Sleman, yang berkomitmen melakukan pembinaan pemain asli Bumi Sembada, satu di antaranya yakni melalui PSS Development.

Selain itu, pembinaan pemain usia muda PSS juga dilakukan melalui jalur perekrutan dari rekomendasi Askab Sleman.

"Karena memang sejarah itu terutama relasi dengan Askab sudah dari jaman perserikatan dan kita tetap pertahankan untuk mendapatkan bibit terbaik Sleman untuk bermain demi lambang candi di dada," ungkap asisten manajer PSS, Muhammad Eksan, disampaikan di depan perwakilan suporter PSS Sleman pada acara "Ngobrol Bareng" di Omah PSS, Jumat (21/1) lalu.

Pelatih kepala PSS, I Putu Gede juga sepakat mengenai penerimaan akademi tersebut dan bisa mencontoh dari akademi klub lain.

"Mengenai akademi saya sepakat. Karena kita kembali ke jaman dulu ketika zaman mas Eksan banyak yang ‘local pride’. Saya juga mengalami ketika saya bermain di Persebaya. Mentalitas pemain daerah menurut saya lebih besar karena ketika kalah kita tidak bisa kemana-mana dan pasti akan ditanya. Sehingga itu membuat saya tidak mau kalah," jelasnya.

Menurut I Putu Gede, PSS bisa mencontoh akademi Persebaya karena kompetisi internal mereka cukup tertata. Menurutnya, pemain bagus itu keluar dari kompetisi bukan latihan.

"Maka dari itu kita sebisa mungkin bersinergi dengan Askab agar lebih baik dalam pembinaan usia dini ke depannya," ujar dia.

Sementara itu, direktur utama PT PSS, Andy Wardhana mengungkapkan bahwa pembinaan usia muda sudah berjalan sesuai jalurnya. Tinggal sarana dan prasarana yang sekarang sedang dikerjakan.

"Mengenai pembinaan usia muda, kita sudah mulai mengarah kesana. Kita menarik coach Guntur ke tim utama karena selama ini saya liat akademi dengan tim utama itu tidak nyambung. Jadi saya tarik coach Guntur biar ia lebih paham metode yang harus diterapkan di academy kita seperti apa. Sehingga akademi kita ini menjadi feeder buat kita dan anak-anak di Sleman bisa berkembang untuk bermain di PSS," ujarnya.

Di samping pembinaan usia muda, Andy Wardhana mengungkapkan bahwa PSS tahun ini menargetkan untuk mendapatkan lisensi AFC.

"Sebenarnya kita menargetkan tahun kemarin untuk mendapatkan lisensi AFC. Namun, ternyata kita terkendala karena infrastruktur. Jadi target kita tahun ini sudah bisa terpenuhi," ujar Andy Wardhana.

Pasalnya, Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta dimiliki oleh pemerintah daerah sehingga untuk mendapatkan lisensi, PSS harus berkolaborasi dengan Pemerintah terkait hal tersebut.

"Mengenai lapangan Macanan, kita sekarang sedang terus berlanjut ya untuk infrastruktur nya. Nantinya lapangan itu bisa kita gunakan untuk latihan akademi maupun first team dan bisa kita gunakan untuk coaching clinic," tambahnya.

Lebih lanjut, Andy mengungkapkan pihaknya ingin membawa PSS bertransformasi ke sepak bola yang modern. Ia mengatakan, Omah PSS yang menjadi markas manajemen juga akan dikembangkan dan akan ada museum, cafe, dan tempat gym juga. Ia juga akan mengembangkan digital marketing sehingga pemasukan PSS tidak hanya berputar pada jersey, papan iklan dan lain lain. (TRIBUNJOGJA.COM/ HAN)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved