Sleman Siap Buka PTM 100 Persen Mulai Senin 17 Januari 2022, Siswa Diminta Bawa Bekal Sendiri 

Kebijakan ini diambil setelah evaluasi dua pekan pascalibur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dengan hasil relatif kondusif

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani
Suasana uji coba pembelajaran tatap muka di SMKN 1 Bantul, Senin (19/04/2021) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen akan mulai diterapkan di Kabupaten Sleman pada Senin, 17 Januari 2022.

Kebijakan ini diambil setelah evaluasi dua pekan pascalibur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dengan hasil relatif kondusif dan tidak ada lonjakan kasus Covid-19.

Dibuktikan dengan swab sampling di SD dan SMP zona merah hasilnya semua negatif.

Meski dibuka seratus persen, namun sejumlah aturan tetap diberlakukan sebagai upaya pengendalian corona.

Di antaranya, kantin sekolah belum diperbolehkan buka. 

"Kantin di sekolah belum boleh buka, sehingga anak diharapkan bawa bekal sendiri. Dan, tidak boleh tukar menukar makanan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryana, Sabtu (15/1/2022). 

Kendati kantin di dalam sekolah belum diizinkan buka, tetapi menurut Ery, Dinas Pendidikan tidak bisa melarang bagi pedagang jajanan yang biasa berjualan di depan sekolah.

Karenanya, Ia meminta pihak sekolah agar dapat mengendalikan dan memastikan, jajanan tersebut dari segi keamanan dan kesehatan. 

"Karena kami tidak boleh melarang. Kalaupun ada, harus dikendalikan. Tapi anak-anak saya yakin tidak jajan, karena tidak boleh keluar dan bawa bekal sendiri-sendiri. Begitu jam pelajaran selesai, langsung dijemput orangtua dan pulang," katanya. 

Selain itu, Ery mengungkapkan meski PTM 100 persen seluruh siswa masuk sekolah, tetapi sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang disepakati.

Bagi siswa yang sakit atau tidak enak badan, diminta sementara tidak masuk ke sekolah.

Kebijakan ini berlaku juga bagi guru maupun tenaga pendidik (tendik).

"Kemudian bagi guru yang belum vaksin, juga tidak boleh melaksanakan tatap muka," jelas dia. 

Ery mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan surat edaran ke sekolah-sekolah.

Ia berpesan, agar protokol kesehatan sesuai prosedur benar-benar diterapkan.

Adapun mengenai ketentuan pembelajaran, seluruh siswa setiap hari bisa belajar di sekolah. Tidak lagi terbatas.

Untuk PAUD dan Taman Kanak-kanak (TK) maksimal belajar di sekolah 4 jam.

Di mana satu jam pelajarannya maksimal 30 menit. Jika dimulai pukul 07.00 WIB maka pukul 09.00 sudah selesai. 

Kemudian Sekolah Dasar (SD) maksimal belajar di sekolah 6 jam. Bagi kelas I, dan II satu jam pelajaran maksimal 30 menit.

Lalu bagi kelas III, IV dan V satu jam pelajaran 35 menit.

Sementara kelas VI satu jam pelajaran 40 menit atau maksimal selesai pukul 10.30 - 11.00 WIB.

Begitu juga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Satu jam pelajaran 40 menit, dan maksimal belajar di sekolah 6 jam atau hingga pukul 11.30 WIB. 

"Waktu istirahat hanya sekali dan diatur. SOP harus dijalankan ketat. Kami sudah membuat panduannya komplit," kata dia. 

Lebih lanjut, Ery mengatakan, ketentuan lain yang diatur adalah ekstrakulikuler dan praktik olahraga di PTM seratus persen diperbolehkan dengan menerapkan prokes ketat.

Kemudian, hanya boleh sebatas dilingkungan sekolah. Pihaknya belum membolehkan siswa berkegiatan jauh di luar lingkungan sekolah. 

Ia berharap pembelajaran tatap muka 100 persen bisa berjalan lancar.

Nantinya, jika dalam pelaksanaannya ditemukan ada yang terkonfirmasi positif Covid-19 maka, kata Ery, sudah ada panduan penanganan.

Yaitu, Satgas covid-19 tingkat sekolah harus melaporkan ke Puskemas sebagai Satuan Tugas ditingkat Kapanewon. Kemudian dilakukan tracing. 

"Semua guru tendik kami minta membuat surat pernyataan, yang intinya jika ada kasus covid-19, maka bersedia ditracing," kata dia. 

Kepala SMPN 2 Depok, Supriyana, mengaku siap untuk menerapkan pembelajaran tatap muka seratus persen.

Sebelumnya, di dua pekan awal Januari lalu, Ia masih menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas dengan kapasitas 50 persen.

Jika, mulai tatap muka seratus persen diakuinya siap. 

"Kesiapan, InsyaAllah kami siap melaksanakan PTM 100 persen," kata Supriyana.

Menurut dia, orangtua dan siswa sudah diberikan informasi mengenai hal tersebut. Jumlah siswa di SMPN 2 Depok sendiri ada 399 siswa.

Terdiri dari kelas VII sebanyak 128 siswa, kelas VIII 128 siswa dan 143 untuk murid kelas IX.

Nantinya, protokol kesehatan akan tetap diberlakukan dengan ketat.

Saat masuk ke gedung sekolah, siswa diharuskan cek suhu badan, kemudian ada hand sanitizer dan tempat cuci tangan. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved