HUT Kemerdekaan RI
60 KUMPULAN Kata-kata Bijak Pramoedya Ananta Toer, Memaknai Kehidupan dan Kemerdekaan Diri Sendiri
Semasa hidupnya, Pramoedya Ananta Toer banyak menelurkan buku. Didalamnya, juga cukup banyak kumpulan kata-kata bijak yang membuat kita memahami makna
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Semasa hidupnya, Pramoedya Ananta Toer banyak menelurkan buku.
Didalamnya, juga cukup banyak kumpulan kata-kata bijak yang membuat kita memahami makna hidup.
Tidak heran, kadang kata-kata yang dituliskam Pram juga sering mengkritik pemerintah lantaran saat itu kondisi politik Indonesia sedang tidak stabil.
Pram menuliskan buku dengan banyak kebijakaanaan yang dapat dinikmati kata per kata.
Bagi Anda pecinta karya Pram, pasti paham kata-kata apa saja yang membangkitkan semangat maupun yang menberikan wejangan.
Baca juga: 68 Kumpulan Kata-kata Bijak Paulo Coelho, Bikin Hati Kita Ayem dan Mawas Diri
Tribunjogja.com merangkum sederet kata-kata bijak Pramudya Ananta Toer yang tertulis di bukunya.
Ini bisa membuat Anda bermawas diri dengan apa yang sudah dilakukan. Berikut rangkumannya:
1. ”Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai."
2. ”Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri." (Jejak Langkah 1985)
3. ”Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit." (Anak Semua Bangsa 1981)
4. ”Tak ada satu hal pun tanpa bayang-bayang, kecuali terang itu sendiri." (Anak Semua Bangsa 1981)
Baca juga: 50 Kata-kata Bijak dalam Drama Korea, Beri Inspirasi untuk Kalimat Persembahan Skripsi
5. ”Jarang orang mau mengakui, kesederhanaan adalah kekayaan yang terbesar di dunia ini: suatu karunia alam. Dan yang terpenting diatas segala-galanya ialah keberaniannya. Kesederhaan adalah kejujuran, dan keberanian adalah ketulusan." (Mereka Yang Dilumpuhkan 1951)
6. “Jangan sebut aku perempuan sejati jika hidup hanya berkalang lelaki. Tapi bukan berarti aku tidak butuh lelaki untuk aku cintai." (Bumi Manusia 1980)
7. ”Kami memang orang miskin. Di mata orang kota kemiskinan itu kesalahan. Lupa mereka lauk yang dimakannya itu kerja kami." (Rumah Kaca 1988)
8. “Setiap pengalaman yang tidak dinilai baik oleh dirinya sendiri ataupun orang lain akan tinggal menjadi sesobek kertas dari buku hidup yang tidak punya makna. Padahal setiap pengalaman tak lain daripada fondasi kehidupan." (Nyanyi Sunyi Seorang Bisu)
Baca juga: Kumpulan Kata-kata Bijak KH. Mustofa Bisri yang Menyejukan Jiwa dan Pikiran
9. ”Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji, dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya." (Minke)
10. ”Berterimakasihlah pada segala yang memberi kehidupan." (Bumi Manusia 1980)
11. ”Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai." (Bumi Manusia 1980)
12. ”Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." (Rumah Kaca 1988)
13. ”Di balik setiap kehormatan mengintip kebinasaan. Di balik hidup adalah maut. Di balik persatuan adalah perpecahan. Di balik sembah adalah umpat. Maka jalan keselamatan adalah jalan tengah. Jangan terima kehormatan atau kebinasaan sepenuhnya. Jalan tengah."
Baca juga: 45 Kata-kata Bijak Bung Karno untuk Motivasi, Membakar Semangat Para Pemuda Indonesia
14. ”Dengan ilmu pengetahuan modern, binatang buas akan menjadi lebih buas, dan manusia keji akan semakin keji. Tapi jangan dilupakan, dengan ilmu-pengetahuan modern binatang-binatang yang sebuas-buasnya juga bisa ditundukkan." (Khouw Ah Soe)
15. ”Kalau ahli hukum tak merasa tersinggung karena pelanggaran hukum sebaiknya dia jadi tukang sapu jalanan." (Rumah kaca)
16. ”Kalau kemanusiaan tersinggung, semua orang yang berperasaan dan berfikiran waras ikut tersinggung, kecuali orang gila dan orang yang berjiwa kriminal, biarpun dia sarjana." (Anak Semua Bangsa 1981)
17. ”Laut tetap kaya takkan kurang, cuma hati dan budi manusia semakin dangkal dan miskin." (Gadis Pantai)
18. ”Aku lebih mempercayai ilmu pengetahuan, akal. Setidak-tidaknya padanya ada kepastian-kepastian yang bisa dipegang." (Bumi Manusia 1980)
19. ”Sahabat dalam kesulitan adalah sahabat dalam segala-galanya. Jangan sepelekan persahabatan. Kehebatannya lebih besar daripada panasnya permusuhan."
20. ”Pada akhirnya persoalan hidup adalah persoalan menunda mati, biarpun orang-orang yang bijaksana lebih suka mati sekali daripada berkali-kali."
21. ”Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri."
22. “Selama penderitaan datang dari manusia, dia bukan bencana alam, dia pun pasti bisa dilawan oleh manusia." (Anak Semua Bangsa 1981)
23. ”Yang harus malu itu mereka karena mereka takut untuk bekerja. Kau kan kerja. kau tidak boleh malu. Mereka yang harus malu, Tidak berani kerja. Semua orang bekerja, itu adalah mulia. Yang tidak bekerja tidak punya kemuliaan." (Saya Ingin Lihat Semua Ini berakhir 2008)
24. ”Orang bilang, apa yang ada di depan manusia hanya jarak. Dan batasnya adalah ufuk. Begitu jarak ditempuh sang ufuk menjauh." (Anak Semua Bangsa 1981)
25. ”Jangan Tuan terlalu percaya pada pendidikan sekolah. Seorang guru yang baik masih bisa melahirkan bandit-bandit yang sejahat-jahatnya, yang sama sekali tidak mengenal prinsip. Apalagi kalau guru itu sudah bandit pula pada dasarnya."
26. ”Bila akar dan batang sudah cukup kuat dan dewasa, dia akan dikuatkan oleh taufan dan badai." (Raden Tomo)
27. ”Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri bersuka karena usahanya sendiri dan maju karena pengalamannya sendiri."
28. ”Betapa sederhana hidup ini sesungguhnya yang pelik cuma liku dan tafsirannya." (Rumah Kaca 1988)
29. ”Persahabatan lebih kuat dari pada panasnya permusuhan." (Minke)
30. ”Seperti halnya padi, semakin banyak isinya, harusnya semakin merunduk. Bukan semakin mendongak dan tak puas."
31. ”Semakin tinggi sekolah bukan berarti semakin menghabiskan makanan orang lain. Harus semakin mengenal batas." (Bumi Manusia 1980)
32. ”Memang berita mutasi tidak pernah menarik perhatianku; pengangkatan, pemecatan, perpindahan, pensiunan. Tak ada urusan! Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya." (Bumi Manusia)
33. ”Semua lelaki memang kucing berlagak kelinci. Sebagai kelinci dimakannya semua daun, sebagai kucing dimakannya semua daging." (Bumi Manusia)
34. ”Biarlah hati ini patah karena sarat dengan beban, dan biarlah dia meledak karena ketegangan."
35. “Seorang guru adalah korban, korban untuk selama-lamanya. Dan kewajibannya terlampau berat, membuka sumber kebajikan yang tersembunyi dalam tubuh anak-anak bangsa." (Bukan Pasar Malam 1951)
36. ”Kau harus berterima kasih pada segala yang memberimu kehidupan, sekali pun dia hanya seekor kuda." (Bumi Manusia)
37. ”Sejak jaman nabi sampai kini, tak ada manusia yang bisa terbebas dari kekuasaan sesamanya, kecuali mereka yang tersisihkan karena gila. Bahkan pertama-tama mereka yang membuang diri, seorang diri di tengah-tengah hutan atau samudera masih membawa padanya sisa-sisa kekuasaan sesamanya. Dan selama ada yang diperintah dan memerintah, dikuasai dan menguasai, orang berpolitik." (Rumah Kaca 1988)
38. ”Jauh sebelum Eropa beradab, bangsa Yahudi dan Cina telah menggunakan nama marga. Adanya hubungan dengan bangsa-bangsa lain yang menyebabkan Eropa tahu pentingnya nama keluarga…Kalau pribumi tak punya nama keluarga, memang karena mereka tidak atau belum membutuhkan, dan itu tidak berarti hina. Kalau Nederland tak punya Prambanan dan Borobudur, jelas pada jamannya Jawa lebih maju daripada Nederland." (Bumi Manusia)
39. ”Jangan kau mudah terpesona oleh nama-nama. Kan kau sendiri pernah bercerita padaku: nenek moyang kita menggunakan nama yang hebat-hebat, dan dengannya ingin mengesani dunia dengan kehebatannya-kehebatan dalam kekosongan. Eropa tidak berhebat-hebat dengan nama, dia berhebat-hebat dengan ilmu pengetahuannya. Tapi si penipu tetap penipu, si pembohong tetap pembohong dengan ilmu dan pengetahuannya." (Anak Semua Bangsa 1981)
40. ”Sebagai pengarang saya masih lebih percaya kepada kekuatan kata daripada kekuatan peluru yang gaungnya hanya akan berlangsung sekian bagian dari menit, bahkan detik." (Anak Semua Bangsa 1981)
41. ”Bagiku, kata-kata hiburan hanya sekedar membasuh kaki. Memang menyegarkan. Tapi tiada arti."
42. ”Manusia yang wajar mesti punya sahabat, persahabatan tanpa pamrih. Tanpa sahabat hidup akan terlalu sunyi." (Bumi Manusia)
43. ”Wanita lebih suka mengabdi pada kekinian dan gentar pada ketuaan, mereka dicengkam oleh impian tentang kemudaan yang rapuh itu dan hendak bergayutan abadi pada kemudaan impian itu."
44. “Orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya." (Bumi Manusia)
45. ”Gairah kerja adalah pertanda daya hidup; dan selama orang tidak suka bekerja sebenarnya ia sedang berjabatan tangan dengan maut." (Rumah Kaca 1988)
46. ”Jangan anggap remeh si manusia, yang kelihatannya begitu sederhana; biar penglihatanmu setajam elang, pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka dari para dewa, pendengaran dapat menangkap musik dan ratap-tangis kehidupan; pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput."
47. ”Di dunia ini tak ada sesuatu kegirangan yang lebih besar daripada kegirangan seorang bapak yang mendapatkan anaknya kembali." (Bukan Pasar Malam 1951)
48. ”Biarlah hati ini patah karena sarat dengan beban, dan biarlah dia meledak karena ketegangan. Pada akhirnya perbuatan manusia menentukan, yang mengawali dan mengakhiri. Bagiku, kata-kata hiburan hanya sekedar membasuh kaki. Memang menyegarkan. Tapi tiada arti. Barangkali pada titik inilah kita berpisah." (Arus Balik 1995)
49. ”Setiap permulaan memang sulit. Dengan memulai setengah pekerjaan sudah selesai, kata pepatah."
50. “Jangan jadi kriminil dalam percintaan - yang menaklukan wanita dengan gemerincing ringgit, kilau harta dan pangkat. Lelaki belakangan ini adalah juga kriminil, sedang perempuan yang tertaklukan hanya pelacur." (Bumi Manusia)
51. ”Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan."
52. ”Semua ditentukan oleh keadaan, bagaimanapun seseorang menghendaki yang lain. Yang digurun pasir takkan menggunakan bahtera, yang di samudera takkan menggunakan onta." (Minke)
53. ”Cinta tidak pernah buta. Cinta baginya adalah memberi-memberikan segala-galanya dan berhenti apabila napas berhenti mengembus." (Panggil Aku Kartini Saja)
54. ”Barang siapa tidak tahu kekuatan dirinya, tidak tahu kelemahan dirinya. Barang siapa tidak tahu kedua-duanya, dia pusing dalam ketidaktahuannya." (Arok Dedes 1999)
55. “Doa dan ucapan selamat jalan diucapkan oleh mulut dan tangan yang kami jabat. Tak seorangpun mengucapkan terimakasih. Dan memang kami tidak menuntut, tidak membutuhkan. Sayang, kami belum mampu berbuat lebih dari ini."
56. ”Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya".
57. ”Indahnya dunia ini jika pemuda masih tahu perjuangan!"
58. ”Tak ada orang yang tak suka pada pujian. Kalau orang merasa terhina karena dipuji, tandanya orang itu berhati culas".
59. “Bersikap adillah sejak dalam pikiran. Jangan menjadi hakim bila kau belum tahu duduk perkara yang sebenarnya".
60. ”Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari".
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )