Okupansi Hotel di Sleman saat Momen Libur Nataru Tak Sesuai Harapan
Prosentase tingkat keterisian kamar atau okupansi saat momen nataru kurang dari 50 persen. Hanya sekitar 40 hingga 45 persen
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Okupansi hotel di Kabupaten Sleman saat momen libur Natal dan Tahun Baru 2022 (nataru) terhitung masih rendah.
Prosentase tingkat keterisian kamar, kurang dari 50 persen. Hanya sekitar 40 hingga 45 persen.
Dengan okupansi tersebut, pihak hotel tidak merugi namun hanya mampu bertahan dan menutup biaya operasional.
Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sleman, Joko Paromo, mengatakan okupansi hotel saat natal dan tahun baru 2022 (nataru) tidak sesuai harapan.
Hal ini diduga karena sejumlah faktor. Di antaranya, pengaruh statement Pemerintah Pusat yang awalnya berencana memberlakukan PPKM level 3 saat Nataru.
Meksipun akhirnya dibatalkan, namun hal tersebut berdampak pada rencana liburan wisatawan.
"Wisatawan yang mau bepergian mindset-nya jadi was-was. Takut beli tiket, karena khawatir kan peraturan berubah lagi. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik lagi," kata dia, Senin (3/1/2022).
Selain khawatir peraturan yang berubah-ubah, sebagian wisatawan dari luar daerah juga khawatir dengan fenomena kejahatan jalanan atau klitih yang muncul di Yogyakarta.
Menurut Joko, pihaknya sempat dihubungi calon wisawatan yang mau liburan ke Yogyakarta.
Calon wisatawan menanyakan apakah fenomena klitih separah itu.
Joko pun akhirnya menjelaskan bahwa Yogyakarta masih sangat aman untuk liburan.
Okupansi hotel saat Nataru 2022 di Kabupaten Sleman hanya 40 - 45 persen.
Hal ini berbeda dibandingkan okupansi pada periode yang sama di tahun lalu yang bisa mencapai 60 persen.
Kendati demikian, ada hal positif yang bisa diambil di libur Natal dan Tahun Baru ini.
Di mana masa tinggal wisawatan yang berlibur di Sleman dan Yogyakarta ini terbilang cukup lama.
"Rata-rata masa tinggalnya 2-3 hari. Ini cukup lama karena banyak juga yang liburan pindah-pindah tempat. Misalnya, dari kota Jogja kemudian ke Kaliurang. Begitu juga sebaliknya. Masih lingkup Jogja," kata dia.
Wisatawan yang datang beragam. Umumnya didominasi grup touring, keluarga maupun rombongan perusahaan.
Selain wisatawan seputar kota Yogyakarta, banyak juga wisatawan berasal dari luar daerah. Seperti Bandung, Jakarta maupun Surabaya.
Mengawali Januari 2022 kunjungan diharapkan mengalami peningkatan.
Sejauh ini, Joko mengatakan, beberapa perusahaan mulai reschedule atau menjadwal ulang untuk menggelar pertemuan atau meeting di Yogyakarta.
Hal ini karena kunjungan pada akhir tahun lalu sempat ditunda karena khawatir ada pembatasan.
"Harapannya di Januari ini mengalami perbaikan, ada peningkatan dibanding tahun sebelumnya," kata Joko.
Pihaknya mengaku menghargai kebijakan pemerintah soal PPKM.
Karena hal itu demi kebaikan bersama. Penerapan Protokol kesehatan menurutnya adalah yang paling utama.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Suparmono, sebelumnya mengatakan aktivitas di hotel selama momen Nataru sudah sesuai Instruksi Bupati (Inbup) Sleman nomor 39/2021 dan surat edaran Kepala Dinas Pariwisata Sleman nomor 440/1112 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Covid 19 pada Libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Menurutnya, pihak manejemen hotel telah bersama-sama berupaya mencegah penyebaran covid-19 dengan menerapkan "cita mas jajar" sebagai bagian dari protokol kesehatan.
Di samping itu, tidak menyelenggarakan perayaan pergantian tahun baru, atau pesta kembang api.
"Aktivitas hotel-hotel pada malam menjelang pergantian tahun sebatas acara gala diner di restoran. Kemudian dihias atribut pergantian tahun baru. Kegiatan ini sampai kurang lebih pukul 22.00 WIB," tutur dia.(*)