Soal Klitih di Jogja, Elanto Wijoyono : Pemda Lebih Fokus Menyenangkan Wisatawan

Aksi kejahatan jalanan atau klitih yang semakin marak di Yogyakarta turut direspon pengamat sosial Elanto Wijoyono

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti
tribunjogja/hendrakrisdianto
Elanto Wijoyono mengaku video yang dibuat dan diunggah di Youtube tentang kejadian di pos polisi Jokteng Wetan (Pojok Beteng Timur). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Aksi kejahatan jalanan atau klitih yang semakin marak di Yogyakarta turut direspon pengamat sosial Elanto Wijoyono.

Pria yang pernah menghadang rombongan konvoi moge itu berpendapat, sampai saat ini baik pemerintah daerah maupun aparat penegak hukum belum menyentuh akar dari kejahatan jalanan atau klitih.

Meski pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merencanakan akan ada pendidikan khusus bagi para pelaku klitih, namun oleh Elanto hal itu dinilai masih berada di hilir permasalahan.

“Saya sepakat akarnya yang secara serius terkait klitih belum disentuh pemerintah maupun aparat penegak hukum. Yang dilakukan selama ini hanya penanganan secara responsive,” katanya, Minggu (2/1/2021).

“Gubernur  memang akan ada program pendidikan untuk klitih, tapi itu kan sebetulnya di hilir. kalau penanggulangan kejahatan jalanan harus dimulai proses mitigasi dan pencegahan,” imbuhnya.

Dia berpendapat ada dua cara untuk mengurangi munculnya geng klitih di Yogyakarta, yang pertama dimulai dari sekolah-sekolah.

“Keberadaan geng di sekolah menjadi wadah, pengawasan di lingkungan sekolah menjadi pagar awal,” terang dia.

Baca juga: Kronologi Klitih Lempuyangan, Pulang Rayakan Tahun Baru Malah Kena Sabetan Celurit

Baca juga: Pengakuan Kakak Korban Terduga Klitih di Kota Yogyakarta, Adiknya Dilempar Botol dan Disabet Celurit

Upaya mereduksi geng sekolah menurutnya sangat diperlukan, supaya para siswa tidak dimasuki oleh preman dan oknum lain yang nantinya mengarahkan kepada tindakan negatif.

“Pengawasan penting, bagaimana supaya geng sekolah itu tidak dijadikan pintu masuk kelompok preman atau oknum lainnya,”tegas dia.

Pencegahan yang kedua, Elanto berpendapat bahwa peran lingkungan keluarga dan tempat tinggal sangat besar untuk mengurangi remaja berbuat kriminal.

Sejauh ini, para pemuda dinilai sulit untuk menyalurkan ekspresinya dan sayangnya hal itu tidak ditangkap oleh keluarga dan pengurus kampung.

 “Itu tidak ditangkap keluarga dan kampung. Ini harus dicari caranya. Yang di pinggiran beda-beda tapi intinya ada rembukan orang tua. Nah, yang bisa ke ranah itu sebetulnya dari pemda,”ungkapnya.

Dia melanjutkan, sangat wajar apabila saat ini masyarakat merasa khawatir dengan maraknya kasus kekerasan jalanan atau klitih di Yogyakarta saat ini.

“Karena upaya konkret tidak dilakukan konsisten oleh pemda maupun aparat. Memang aparat berhasil menindak, tetapi sisi lain mereka mengeluarkan pernyataan yang tidak sesuai realita,”tegas Elanto.

Di sisi lain, selama ini Elanto melihat pemerintah DIY lebih fokus pada pemenuhan target ekonomi dan kunjungan wisatawan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved