BPBD DIY : Perbaikan Drainase Menjadi Langkah Mitigasi Banjir

Salah satu penyebab banjir yakni karena intensitas dan curah hujan yang tinggi, khususnya bagi masyarakat dataran rendah.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.istimewa
Banjir genangan yang terjadi di kawasan Pasar Bintaos, Tepus, Gunungkidul awal Februari lalu. BPBD Gunungkidul memperkirakan zona selatan mendominasi kerawanan terjadinya banjir. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mewaspadai intensitas hujan yang tinggi dapat menimbulkan genangan air di kawasan perkotaan.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD DIY, Biwara Yuswantana, mengatakan salah satu penyebab banjir yakni karena intensitas dan curah hujan yang tinggi, khususnya bagi masyarakat dataran rendah.

Selain itu, kapasitas sungai yang kecil juga dapat menyebabkan banjir. Jika intensitas hujan tinggi maka volume air yang mengalir juga tinggi.

Apabila kapasitas sungai tidak memadai karena terlalu kecil, hal ini akan membuat air tidak mempunyai tempat dan akhirnya meluap hingga banjir.

“Namun, perlu diingat bahwa penyebab banjir bukan sepenuhnya karena kondisi alam tetapi karena ulah manusia yang dapat memicu terjadinya banjir. Sampah yang berserakan di jalanan maupun sampah yang menumpuk di sungai berpotensi menimbulkan banjir,” katanya, Selasa (21/12/2021).

Selain itu, lanjut Biwara, sistem drainase yang tidak memadai juga dapat menimbulkan genangan air yang tersumbat karena air tidak dapat tersalurkan dengan baik.

“Pembangunan tanpa memperhitungkan sistem resapan air akan membuat debit air cepat meningkat saat hujan. Selain itu, penebangan liar dapat menyebabkan air hujan kehilangan tempat serapan yang dapat mengakibatkan potensi banjir,” imbuhnya.

Menurut Biwara, banjir memiliki dampak yang cukup merugikan bagi masyarakat. Biak kerugian material maupun yang lainnya.

Tak hanya itu, persediaan air bersih yang langka akan menimbulkan penyebaran penyakit akibat air yang kotor. Stok makanan juga menurutnya menjadi terbatas karena akses yang sulit.

“Bagi daerah tertentu, banjir juga bisa menyebabkan kegagalan panen dan matinya beberapa tanaman dikarenakan tidak kuat terendam banjir,” terang dia.

Berkaca dari pengalaman, Biwara menegaskan pentingnya masyarakat menyadari bahwa mitigasi harus dilakukan untuk meminimalisir potensi bencana.

“Masyarakat bisa memulai langkah mitigasi banjir dengan memperbaiki drainase, rajin membersihkan saluran air, tidak membuang sampah sembarangan. Pohon yang sudah rapuh memang harus ditebang untuk menghindari pohon tumbang,” jalanya.

Namun untuk menghindari banjir, pohon yang telah ditebang sebaiknya dilakukan penanaman pohon kembali atau reboisasi. Masyarakat juga harus mewaspadai banjir dengan tidak membangun rumah dan permukiman di bantaran sungai.

“Rangkain mitigasi bencana banjir sudah seharusnya disadari dan dilakukan oleh masyarakat. Kesadaran terhadap bencana akan membuat kita terhindar dari hal yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved