Ini Dia Target & Harapan yang Ingin Dicapai dari Kenaikan Cukai dan Harga Rokok 2022

Indeks kemahalan rokok pun menjadi 13,77 persen dari 12,7 persen, dengan target penerimaan APBN dari cukai rokok mencapai Rp 193,5 triliun.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
fortune.com
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM - Tarif cukai hasil tembakau (CHT) naik dan harga rokok per batang dan per bungkus pun juga naik. Apa yang sebenarnya menjadi target dan harapan yang ingin dicapai dari kenaikan CHT dan harga rokok yang sudah ditetapkan pemerintah? 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah memberikan penjelasan seputar kenaikan CHT dan harga rokok yang berlaku per 1 Januari 2022. 

Harga rokok 2022 per 1 Januari dipastikan semakin tinggi setelah keputusan kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) yang ditetapkan pemerintah.

Di antaranya, tarif cukai sigaret putih mesin golongan I naik hingga 13,9 persen. Dengan kenaikan tarif cukai tersebut maka harga rokok per bungkus untuk sigaret putih mesin golongan I mencapai Rp40.100 per 1 Januari 2022. Ditentukan, harga per batang rokok tersebut sebesar Rp2.005.

Baca juga: Harga Rokok 2022: Tarif Cukai Sigaret Putih Mesin Golongan I Naik 13,9 Persen, per Bungkus Rp40.100

Untuk rokok golongan lainnya, berikut harga jual eceran (HJE) rokok untuk tiap golongan baik per batang maupun per bungkus (1 bungkus isi 20 batang yang berlaku mulai 1 Januari 2022.

Besaran harga jual eceran (HJE) rokok untuk tiap golongan di bawah ini baik per batang maupun per bungkus (1 bungkus isi 20 batang).

Harga Rokok Kretek dan Putih per 2021

Sigaret Kretek Mesin

1. Sigaret Kretek Mesin golongan I (tarif cukai 985, naik 13,9 persen).

HJE per batang: Rp 1.905
HJE per bungkus: Rp 38.100

2. Sigaret Kretek Mesin golongan IIA (tarif cukai 600, naik 12,1 persen)

HJE per batang: Rp 1.140
HJE per bungkus: Rp 22.800

3. Sigaret Kretek Mesin golongan IIB 14,3 persen (tarif cukai 600, naik 14,3 persen)

HJE per batang: Rp 1.140
HJE per bungkus: Rp 22.800

Sigaret Kretek Tangan

1. Sigaret Kretek Tangan golongan IA (tarif cukai 440, naik 3,5 persen)

HJE per batang: Rp 1.635
HJE per bungkus: Rp 32.700

2. Sigaret Kretek Tangan golongan IB (tarif cukai 345, naik 4,5 persen)

HJE per batang: Rp 1.135
HJE per bungkus: Rp 22.700

3. Sigaret Kretek Tangan golongan II (tarif cukai 205, naik 2,5 persen)

HJE per batang: Rp 600
HJE per bungkus: Rp 12.000

4. Sigaret Kretek Tangan golongan III (tarif cukai 115, naik 4,5 persen)

HJE per batang: Rp 505
HJE per bungkus: Rp 10.100.

Sigaret Putih Mesin

1. Sigaret Putih Mesin golongan I (tarif cukai 1.065, naik 13,9 persen)

HJE per batang: Rp 2.005
HJE per bungkus: Rp 40.100

2. Sigaret Putih Mesin golongan IIA (tarif cukai 635, naik 12,4 persen)

HJE per batang: Rp 1.135
HJE per bungkus: Rp 22.700

3. Sigaret Putih Mesin golongan IIB (tarif cukai 635, naik 14,4 persen)

HJE per batang: Rp 1.135
HJE per bungkus: Rp 22.700

Baca juga: Daftar Harga Rokok per Bungkus Berlaku Mulai 1 Januari 2022, Ini Penjelasan Menkeu Sri Mulyani

Sebagaimana diberitakan, tarif cukai hasil tembakau (CHT) alias cukai rokok rata-rata naik 12 persen per 1 Januari 2022.

Kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) itu berimbas pada kenaikan harga rokok pada tahun depan (2022).

Rata-rata kenaikan tarif cukai rokok tahun ini lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 12,5 persen, demikian penjelasan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dikutip Tribun Jogja dari laman kompas.com. 

Sri Mulyani menuturkan, kenaikan tarif cukai rokok setidaknya mempertimbangkan empat aspek, mulai dari pengurangan konsumsi rokok, perhatian kepada buruh di pabrik rokok, hingga penyebaran rokok ilegal.

Target dan harapan

Dia berharap, kenaikan cukai mampu mencapai target penurunan prevalensi perokok anak usia 10-18 tahun menjadi 8,83 persen dari target 8,7 persen dalam RPJMN tahun 2024.

Naiknya cukai rokok tahun depan berkontribusi menurunkan produksi rokok sebesar 3 persen dari 320,1 miliar batang menjadi 310,4 miliar batang.

Indeks kemahalan rokok pun menjadi 13,77 persen dari 12,7 persen, dengan target penerimaan APBN dari cukai rokok mencapai Rp 193,5 triliun.

"Prevalensi dari anak-anak yang merokok turun sehingga makin mendekati target dalam RPJMN di 8,7. Tenaga kerja berpotensi turun sebesar 457-990 orang," sebut Sri Mulyani.

Di sisi lain, pihaknya juga mempertimbangkan rerata kenaikan cukai terhadap tenaga kerja atau buruh yang bekerja di pabrik rokok. Oleh karena itu, tarif cukai SKT hanya naik 4,5 persen.

(*/kompas.com)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved