Kanoppi2 Dorong Tumbuhnya Pariwisata dan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Jati, Madu dan Bambu
Menurut Nurudin, rekomendasi hasil penelitian Kanoppi2 senada dengan visi daerah, Sapta Karya, khususnya dalam visi keempat
TRIBUNJOGJA.COM - Menandai berakhirnya kiprah di wilayah Kabupaten Gunungkidul, Kanoppi2 menyelenggarakan temu wicara yang mengangkat potensi komoditas jati, madu dan bambu sebagai investasi untuk mendukung pengembangan pariwisata dan ekonomi kerakyatan setempat.
Kegiatan yang diselengarakan pada hari Kamis, 18 November, 2021, secara luring di kantor Ruang Rapat Bhumikarta Setda Gunungkidul dan secara daring dari Bogor, Jawa Barat.
Kepala Bagian Perekonomian Bappeda, Nurudin Araniri turut hadir dalam acara Temu Wicara ini yang juga dihadiri oleh perwakilan petani dari desa-desa lokasi penelitian Kanoppi2, dinas teknis terkait dan perwakilan unsur pemerintahan provinsi DIY.
“Pariwisata dan ekonomi kerakyatan adalah dua hal penting yang menjadi misi pembangunan kami menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri dan sejahtera,” kata Nurudin dalam sambutannya.
Oleh karena itu, Nurudin menambahkan, Pemkab Gunungkidul menyampaikan apresiasi kepada proyek penelitian Kanoppi yang mulai beraktivitas di 6 lokasi di Gunungkidul (Desa Katongan, Desa Kedungpoh, Desa Semin, Desa Pengkok, Desa Bejiharjo dan DAS Bribin) sejak 2017 dengan melibatkan petani dan masyarakat lokal secara langsung.
Menurut Nurudin, rekomendasi hasil penelitian Kanoppi2 senada dengan visi daerah, Sapta Karya, khususnya dalam visi keempat.
Yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam membangun industri pariwisata berbasis potensi daerah, serta meningkatkan kapasitas masyarakat dalam tata kelola pariwisata, dan visi kelima, yaitu meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, dan pedagang dengan membangun sentra industri pertanian, sentra industri peternakan, dan perdagangan berbasis masyarakat.
Sementara itu Koordinator Kanoppi2 Aulia Perdana menyampaikan, kegiatan temu wicara ini merupakan tahap penting dalam keseluruhan rangkaian kegiatan Kanoppi2.
Selain untuk menyampaikan apresiasi atas dukungan dan partisipasi pemerintahan kabupaten dan masyarakat Gunungkidul, kegiatan ini merupakan upaya untuk mendiskusikan potensi komoditas jati, madu, dan bambu sebagai investasi.
“Kami ingin kegiatan ini menjadi awal dari sebuah forum komunikasi untuk menjajaki peluang kerja sama dan model usaha antara berbagai pihak untuk mendorong investasi yang tumbuh dan ekonomi kerakyatan yang memberi nilai ekonomi untuk masyarakat dan daerah,” kata Aulia.
Hadir sebagai narasumber dalam temu wicara adalah perwakilan dari Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada, Yayasan Javlec, Yayasan Bambubos dan Dinas Penanaman Modal Kabupaten Gunungkidul.
Kanoppi2 adalah proyek yang didanai oleh lembaga ACIAR (Australian Centre for International Agricultural Research), yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan pemasaran kayu dan hasil hutan bukan kayu yang secara berkeadilan gender dapat meningkatkan penghidupan masyarakat.
Proyek merupakan kolaborasi antara 8 lembaga (ICRAF, CIFOR, BSI KLHK, WWF Indonesia, Universitas Mataram, Thread of Life, Murdoch University dan Pokja Hutan Lestari Gunungkidul) dengan mitra-mitra lainnya di tiga Provinsi yaitu DIY (Kabupaten Gunungkidul), NTB (Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Sumbawa), NTT (Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Ngada). (rls/adv)