Headline
Penyebab Harga Eceran Pertalite di Sorong Papua Barat Tembus Rp50.000 Seliter
Harga eceran BBM jenis Pertalite di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat dikabarkan sudah menembus Rp50.000 per liter.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM, JAYAPURA - Harga eceran bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat dikabarkan sudah menembus Rp50.000 per liter.
Kenaikan harga BBM oleh pengecer di jalan-jalan Kota Sorong tersebut disebabkan kelangkaan stok di SPBU sejak Jumat (5/11/2021).
Warga Kota Sorong, Ida (40), mengatakan bahwa kenaikan harga Pertalite dialami warga saat membeli BBM di pengecer dan mulai terasa pada akhir pekan lalu.
Warga terpaksa membeli BBM di pengecer karena SPBU kehabisan stok.
"Hari pertama terjadi kekosongan stok BBM di SPBU, harga Pertalite naik menjadi Rp50 ribu. Ya mau bagaimana, karena kosong jadi saya juga sempat beli satu liter," ujar Ida kepada TribunPapuaBarat.com, Senin (8/11/2021).
Selain itu, sejumlah pengecer di Kota Sorong pun menjual BBM seharga Rp 35 ribu per liter. Ida berharap, kondisi seperti ini jangan lagi terjadi, karena sangat menyulitkan masyarakat kecil di Sorong.
Kenaikan harga BBM mencapai Rp50 ribu per liter, lebih banyak dijumpai di areal kompleks Tembok Berlin, Sorong. Di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman Sorong, terlihat para pengecer BBM di menjual Pertalite dengan harga jauh di atas harga eceran di SPBU.
Pada awal kelangkaan BBM, harga Pertalite sudah dipatok seharga Rp30.000 per liter di tingkat pengecer. Padahal saat normal, harga Pertalite di pengecer seharga Rp15.000 per liter.
“Pertalite dari SPBU sejak Jumat pagi dan menjelang siang hari stoknya telah kosong. Sehingga, kesempatan untuk menaikkan harga dan keuntungan lebih," ujar seorang pengecer BBM, Samsul.
Unit Manager Communication, Relations dan CSR Regional Papua Maluku PT Pertamina Sub Holding Commercial Trading, Edi Mangun menuturkan, stok BBM di SPBU Kota Sorong saat ini sudah normal lagi melayani masyarakat.
Mangun mengatakan, kelangkaan BBM di Sorong Jumat (5/11/2021) lalu, karena pergerakan kapal tanker pengangkut BBM Pertamina terkendala cuaca buruk. Akibatnya, distribusi BBM untuk wilayah Papua, Papua Barat, dan Maluku mengalami keterlambatan.
"Kami meminta maaf atas terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak di wilayah Sorong. Tim terminal pengisian BBM telah melakukan pengendalian stok," jelasnya.
Isu
Edi mengaku, petugas di terminal pengisian BBM Jayapura, Wayame dan Sorong serta depot-depot lain telah berkoordinasi pada Jumat sore, agar situasi kelangkaan yang terjadi bisa normal kembali.
Pihaknya pun meminta masyarakat Kota Sorong dan sekitarnya agar jangan mempercayai informasi atau isu terkait kelangkaan BBM yang meluas melalui media sosial.
Pasalnya, informasi tersebut membuat panik masyarakat dan berdampak terhadap munculnya kekhawatiran massal yang berujung pada antrean panjang di SPBU di Sorong dan sekitarnya.
Ia mengatakan bahwa kekhawatiran masyarakat pelanggan Pertamina ini dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, dengan menjual BBM jenis Pertalite dengan harga yang jauh di atas harga kewajaran yang ada di SPBU.
Dia mengatakan, hal ini terbukti dengan penangkapan yang dilakukan oleh Pihak Polresta Sorong terhadap oknum yang membeli BBM di SPBU dan kemudian menjual BBM dengan harga yang sangat tinggi.
Edi menegaskan, bahwa stok BBM di Fuel Terminal Sorong masih tersedia, bahkan dipastikan dapat bertahan 4-5 hari kedepan. Selain itu, sesuai jadwal direncanakan pada 8 November 2021 kapal pengangkut BBM bongkar muatan.
Pada 9 November 2021, kapal tanker pengangkut BBM dari Fuel Terminal Integrated Wayame juga melakukan bongkar muatan di Sorong.
Lebih lanjut kata Edi Mangun, untuk mengatasi antrean yang terjadi di SPBU, pihak Pertamina juga telah mendistribusikan BBM ke SPBU secara bertahap.
Dia menyebut Fuel Terminal Sorong telah mendistribusikan BBM ke daerah Sorong Selatan sebanyak 25 Kiloliter (KL) dan Kabupaten Sorong sebanyak 40 KL. (Tribun-Papua.com)
Baca Tribun Jogja edisi Selasa 9 November 2021 halaman 03.