Sumbu Filosofi Yogyakarta
5 Mitos Gunung Merapi di Sleman DI Yogyakarta yang Masih Menyisakan Misteri
Merapi menyimpan sejuta mistis yang dipercaya masyarakat sekitar. Tidak hanya warga sekitar tetapi orang luarpun harus mematuhinya.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM- Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api yang masih aktif di wilayah Yogyakarta.
Statusnya hingga saat ini masih siaga level III.
Para warga sekitar tentunya harus selalu waspada apabila merapi mulai “menggeliat”.
Merapi juga masih sempat mengeluarkan lahar panas, dan hembusan abu gunung.
Material vulkanik pun dikeluarkan dari perut gunung.
Sesekali gunung merapipun masih suka melakukan erupsi.
Merapi tentunya menyimpan sejuta misteri dan mistis yang dipercaya masyarakat sekitar.
Tidak hanya oleh warga sekitar tetapi orang luarpun harus mematuhi aturannya.
Merapi rupanya memiliki sosok sentral yang tinggal di sana.
Mbah Petruk, ialah sosok yang paling terkenal.
Menurut warga, Mbah Petruk datang untuk memberikan peringatan yang ditandai dengan adanya bunyi terompet.
Pandangan warga sekitar meyakini bahwa hal itu menggambarkan suara-suara aktivitas di perut Gunung Merapi.
Hal itupun dimanfaatkan warga sekitar untuk segera mencari tempat berlindung.
Berikut 5 mitos kejadian supranural di gunung merapi yang masih menjadi misteri:
1. Pasar Bubrah atau Pasar Ghaib

Di setiap tempat dimanapun letaknya tentu selalu ada penunggunya.
Salah satu tempat tersebut ialah di gunung.
Gunung merupakan alam yang sangat bebas dan pastinya tidak hanya manusia yang menghuninya.
Suasananya yang ditumbuhi pepohonan lebat dan lembab membuat makhluk tak kasat mata terasa betah berada di sana.
Pasar umunya berisikan banyak orang untuk melakukan jual beli.
Namun bagaimana jadinya bila pasar berisikan kegiatan jual beli namun dilakukan oleh makhluk halus.
Gunung merapi sangat terkenal akan pasar bubrah.
Lantas apa itu pasar bubrah?
Pasar bubrah merupakan pasar ghaib yang ada di lereng Gunung Merapi.
Para pendaki pasti tidak asing dengan pasar ini.
Jika Anda sampai di area pasar ini maka akan mendengar suara ramai layaknya orang di pasar.
Mitosnya jangan menengok ke belakang, jika merasa ada yang memanggil.
Jika menengok maka akan ikut ke dalam dunia mereka, intinya tetap lanjutakan saja perjalanan Anda.
2. Berdirinya Keraton di Pucuk Merapi

Adanya keraton dalam gunung merapi pun ada beberapa warga mamupun pendaki yang pernag diperlihatkan.
Keraton di sini maksudnya layaknya tatanan keraton pada umunya.
Adanya ratu, raja, abdi dalem, prajurit keraton, beserta kudanya.
Prajurit dari keraton ghaib ini mitosnya berasal dari pendaki yang diambil oleh penghuni merapi.
Lebih parahnya lagi terdapat sebuah mitos, apabila sang artu keraton menyukai salah satu pendaki laki-laki maka langsung diajak untuk tinggal langsung di gunung merapi.
Menjadi penghuni tetap di sana, dan tentunya dalam wujud roh.
3. Misteri Bunker Merapi

Bunke merapi bernama bunker kaliadem.
Fungsi bunker ini sendiri ialah menjadi tempat penyelamat darurat ketika terjadi erupsi letusan Gunung Gerapi.
Bunker ini sendiri tentu terbuat dari semen dan batu yang dicampur kemudian dicampur batu agar semakin kokoh.
Karena fungsi bunker ini sendiri digunakan warga untuk berlindung dari awan panas.
4. Larangan Menangkap Hewan atau Mengambil Tanaman Merapi

Jika berada di suatu tempat haruslah menghargai di sekitar.
Layaknya sebuah pepatah bahwa dimana bumi dipijak di sana langit dijunjung.
Kita tidak tahu siapa saja penghuni merapi, meraka semua mungking sudah berada di sana selama ratusan tahun yang lalu.
Jika ada binatang yang melintas maka biarkan saja.
Apabila kita menyukai keelokannya maka cukup nikmati saja dan tidak boleh dibawa pulang.
5. Beragamnya Sosok Penunggu Merapi

Selain Mbah Petruk yang sudah dijelaskan di atas, rupanya masih banyak lagi yang menjadi penunggu setia Gunung Merapi.
Sosok itu ialah Empu Rama dan Empu Permadi, Nyai Gadung Melati, Eyang Sapu Jagad, Kyai Krincing Wesi dan Branjang Kawat, Kyai Sapuangin, Eyang Megantara, dan Kyai Kartadimedjo.
Sosok-sosok tersebut tentunya sudah menjadi penghuni tetap di Gunung Merapi.
Maka hormatilah dan hargailah para leluhur di sana.
Jangan lakukan hal-hal negatif atau senonoh ketika di Gunung Merapi.
Jagalah sikap dan perkataan di mana pun kita sedang berada. (MG-Ardila Maharany Yunisa).