5 Fakta yang Terungkap di Sidang Sate Sianida Bantul, Bau Menusuk Racun Tercium Petugas Lab
Dua saksi yang dihadirkan yakni Hari Waluyo dari Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta, serta dokter Tyas Pramitasari
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Sidang lanjutan kasus sate sianida yang menewaskan anak pengemudi ojek online (ojol) di PN Bantul kembali digelar, Senin (25/10/2021).
Agenda sidang adalah mendengarkan keterangan saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Dua saksi yang dihadirkan yakni Hari Waluyo dari Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta, serta dokter Tyas Pramitasari dan dokter Diana dari RS Kota Yogyakarta.
Berikut fakta-fakta kasus persidengan tersebut:
1. Bakteri Bacillus Cereus
Dalam persidangan, Hari Waluyo memaparkan bahwa dirinya memeriksa enam sampel yang dikirim yaitu sate lontong bumbu campur, snack pastel, semar mendem, wajik, bumbu sate, dan sate tanpa bumbu.
Setibanya di laboratorium, keenam sampel itu menjalani pemeriksaan mikrobiologi.
Di sana didapati satu sampel mengandung bakteri Bacillus Cereus yaitu di snack pastel yang saat kejadian belum termakan oleh korban, Naba Faiz (10) anak dari sopir ojek online Bandiman.
2. Sate Lontong Bumbu Campur Mengandung Sianida
Setelah pemeriksaan mikrobiologi, keenam sampel itu kemudian dilakukan pemeriksaan kimia.
"Dari pemeriksaan bakteri di mikrobiologi dipindah ke bagian kimia kesehatan. Di tempat lab kimia kesehatan dari enam sampel dilakukan pemeriksaan fosfor dan sianida. Dari enam sampel ini untuk semua parameter fosfor negatif. Fosfor itu biasa ada pada pupuk," ungkap Hari Waluyo.
Sementara untuk pemeriksaan sianida ada 2 sampel yang mengandung sianida yaitu sampel sate lontong bumbu campur dan bumbu sate. Sementara untuk sate tanpa bumbu tidak terdeteksi adanya sianida.
"Sampel sate lontong bumbu campur mengandung sianida positif. Bumbu sate sianidanya positif, dan sate tanpa bumbu sianidanya negatif," ungkapnya.
3. Kandungan Sianida Tinggi
Dalam kesempatan itu Hari Waluyo menyatakan bahwa pihaknya hanya bertugas memastikan kandungan sianida sementara untuk berapa banyak kadar sianida dalam makanan tersebut membutuhkan pemeriksaan lanjutan.
Namun demikian, ia meyakini bahwa kandungan sianida di bumbu sate tersebut cukup tinggi, hal itu dapat terlihat dari bau menusuk yang muncul dari bumbu sate.
Lebih lanjut, Hari mengatakan bahwa seseorang akan mengalami keracunan jika mengkonsumsi sianida. Jika dikonsumsi akan menghambat penyerapan oksigen di dalam tubuh.
"Seharusnya dia bisa bernapas dengan lega tetapi hemoglobin terikat dengan sianida. Mengakibatkan sesak napas. Kalau dalam dosis tinggi dalam beberapa menit sampai jam bisa menimbulkan kematian," urainya.
4. Tidak Sadar Nafas Tersengal-sengal
Sementara itu, saksi yang lain, dr Tyas yang menangani korban Naba menjelaskan bahwa Naba Faiz dibawa orang tuanya ke IGD RS Kota Yogyakarta pada 25 April 2021 pada pukul 17.59 WIB.
Tyas mengungkapkan bahwa Naba saat di bawa ke RS sudah dalam keadaan tidak sadar, napas tersengal-sengal dan ada busa di sekitar mulutnya.
"Nadi lehernya saat datang sudah lemah. Kaki dan tangan nadi sudah tidak terasa," ungkapnya.
5. Naba Tak Tertolong
Sejumlah upaya medis dilakukan oleh Tyas, seperti melakukan resusitasi jantung paru. Namun pada pukul 18.47 WIB atau 48 menit dari perawatan, nyawa Naba tak tertolong dan meninggal dunia.
"Penyebab lemahnya napas artinya tidak ada sirkulasi yang baik untuk pernapasannya. Penyebabnya kekurangan oksigen (karena) kegagalan sirkulasi juga bisa," imbuhnya.
Ia juga mengatakan bahwa gagal napas sendiri ada beberapa penyebabnya yakni karena mekanis atau kimia dan karena infeksi berat.
Dari tanda-tanda fisik seperti mulut berbusa, mulut kebiru-biruan dan kuku tangan serta kuku kaki juga kebiru-biruan merupakan mati lemas kekurangan oksigen karena mekanis atau kimia.Untuk penyebab mekanis, ia mencontohkan adanya penyumbatan jalan napas.
Sementara penyebab kimia karena pasien telah menelan atau menghirup zat kimia. Di mana pengakuan keluarga, sebelumnya Naba Faiz telah memakan sate lontong. (*)