Begini Cara Meredam Amarah dalam Islam

Marah adalah luapan emosi yang bisa terjadi pada diri tiap orang. Berikut adalah tips untuk mengontrol amarah yang diajarkan Rasulullah.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
mensline.org.au
Ilustrasi: Cara meredam amarah dalam Islam 

TRIBUNJOGJA.COM – Marah adalah luapan emosi yang bisa terjadi pada diri tiap orang.

Marah dapat mendorong perilaku-perilaku negatif, yang tentunya bakal disesali nantinya. 

Marah juga dapat berdampak negatif pada jantung.

Saat marah, terjadi perubahan fisiologis seperti meningkatnya hormon adernalin yang bakal mempengaruhi kecepatan detak jantung dan menambah penggunaan oksigen.

Hal itu akan memaksa jantung memompa darah lebih banyak sehingga bisa mengakibatkan tekanan darah tinggi.

Bahkan, kemarahan bisa memperpendek umur bila terjadi berulang-ulang.

Nabi Muhammad SAW memberi perhatian penting terhadap masalah ini.

Beliau bersabda, “La taghdob walakal Jannah (janganlah marah maka bagimu surga)”.

Rasulullah juga bersabda, “Sesungguhnya orang yang kuat bukan orang yang unggul dalam bergulat, melainkan orang yang mampu menguasai dirinya saat marah.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Ada satu doa yang diajarkan Rasulullah untuk meredam amarah, yaitu:

Allâhummaghfirlî dzanbî, wa adzhib ghaizha qalbî, wa ajirnî minas syaithâni.

Artinya: “Tuhanku, ampunilah dosaku, redamlah murka hatiku, dan lindungilah diriku dari pengaruh setan.”

Berikut adalah tips untuk mengontrol amarah yang diajarkan Rasulullah:

1. Membaca Ta’awudz

Dari sahabat Sulaiman bin Surd, beliau menceritakan, "Suatu hari saya duduk bersama Rasulullah SAW. Ketika itu ada dua orang yang saling memaki. Salah satunya telah merah wajahnya dan urat lehernya memuncak. Kemudian Rasulullah bersabda: "Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta'awudz: A-'uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang". (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

2. Mengingat keutamaan menahan amarah

Dari Muadz bin Anas Al-Juhani, Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki." (HR. Abu Daud, Turmudzi)

3. Berusaha diam dan jaga ucapan

Diam merupakan perbuatan mulia dan salah satu cara untuk mengantisipasi muncul luapan amarah. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda: "Jika kalian marah, diamlah." (HR. Ahmad dan Syuaib Al-Arnauth menilai Hasan lighairih).

Rasulullah juga mengingatkan, "Sesungguhnya ada hamba yang mengucapkan satu kalimat, yang dia tidak terlalu memikirkan dampaknya, namun menggelincirkannya ke neraka yang dalamnya sejauh timur dan barat." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

4. Mengambil posisi lebih rendah (duduk)

Rasulullah bersabda: "Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur." (HR. Ahmad, Abu Daud dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth)

5. Wudhu atau mandi

Marah itu datangnya dari setan dan setan diciptakan dari api. Maka orang yang marah dianjurkan berwudhu atau mandi untuk memadamkan amarahnya. Dari Urwah As-Sa'di, Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu." (HR. Ahmad dan Abu Daud)

(MG Endry Nur Latiefah)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved