Penjelasan Apa Itu Mimpi Menurut Sudut Pandang Alquran dan Hadis
"Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Rina Eviana
Tribunjogja.com - Mimpi adalah suatu bentuk pengantar ketika seseorang tidur.
Mimpi banyak diartikan sebagai simbol atau petunjuk akan sesuatu.
Mimpi terbagi atas dua macam, yaitu mimpi yang baik dan mimpi yang buruk.
Ada banyak cara untuk menyikapi mimpi yang diterima oleh seseorang.
Mulai dari menceritakan mimpi itu atau hanya sekedar melupakan apa yang telah di alami.
Lantas adakah dalam Alquran penjelasan tentang mimpi?
Mari kita simak beberapa firman Allah SWT berikut ini,
وَإِذْ قُلْنَا لَكَ إِنَّ رَبَّكَ أَحَاطَ بِٱلنَّاسِ ۚ وَمَا جَعَلْنَا ٱلرُّءْيَا ٱلَّتِىٓ أَرَيْنَٰكَ إِلَّا فِتْنَةً لِّلنَّاسِ وَٱلشَّجَرَةَ ٱلْمَلْعُونَةَ فِى ٱلْقُرْءَانِ ۚ وَنُخَوِّفُهُمْ فَمَا يَزِيدُهُمْ إِلَّا طُغْيَٰنًا كَبِيرًا
Wa iż qulnā laka inna rabbaka aḥāṭa bin-nās, wa mā ja'alnar-ru`yallatī araināka illā fitnatal lin-nāsi wasy-syajaratal-mal'ụnata fil-qur`ān, wa nukhawwifuhum fa mā yazīduhum illā ṭugyānang kabīrā
“Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: “Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia.” Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al–Quran. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.” (Q.s Al-Isra [17]: 60)
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦ مَنَامُكُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱبْتِغَآؤُكُم مِّن فَضْلِهِۦٓ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
Wa min āyātihī manāmukum bil-laili wan-nahāri wabtigā`ukum min faḍlih, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yasma'ụn
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari…” (QS. Ar-Ruum: 23)
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Fa lammā balaga ma'ahus-sa'ya qāla yā bunayya innī arā fil-manāmi annī ażbaḥuka fanẓur māżā tarā, qāla yā abatif'al mā tu`maru satajidunī in syā`allāhu minaṣ-ṣābirīn
” Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (Q.s Ash-Shaffat [37]: 102)
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ إِنِّى رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِى سَٰجِدِينَ
Iż qāla yụsufu li`abīhi yā abati innī ra`aitu aḥada 'asyara kaukabaw wasy-syamsa wal-qamara ra`aituhum lī sājidīn
"(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." QS. Yusuf ayat 4.

kemudian ada beberapa hadis terkait macam-macam mimpi ;
1. Menyikapi mimpi baik
Diriwayatkan oleh Abu Salamah yang berkata, "Aku pernah bermimpi (buruk) hingga membuatku sakit. Kemudian aku bertemu dengan Abu Qatadah dan dia berkata, "Aku juga pernah bermimpi (buruk) hingga membuatku sakit, sampai aku mendengar Nabi bersabda, 'Mimpi yang baik datang dari Allah. Siapa yang bermimpi baik, janganlah menyampaikannya selain kepada orang yang dicintainya. Jika seseorang bermimpi buruk, hendaklah dia meludah ke kiri tiga kali, kemudian meminta perlindungan kepada Allah dari kejahatan dan godaan setan. Jangan pula menyampaikannya kepada siapa pun, niscaya mimpi itu tidak akan membahayakannya." (5903)
2. Menyikapi mimpi buruk
Diriwayatkan oleh Jabir bahwa Rasulullah bersabda, "Apabila seseorang di antara kalian bermimpi yang dibencinya, hendaklah dia meludah ke kiri tiga kali, kemudian membaca kalimat ta'awwudz tiga kali, sesudah itu mengubah posisi tidurnya dari posisi semula." (5904)
3. Tiga macam mimpi
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda, "Apabila Hari Kiamat telah dekat, hampir-hampir mimpi seorang Muslim tidak pernah bohong (meleset). Adapun orang yang paling benar mimpinya adalah orang yang paling jujur bicaranya.
Mimpi seorang Muslim merupakan satu dari 45 bagian kenabian. Mimpi itu ada tiga macam: mimpi baik merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi menyedihkan (buruk) datangnya dari setan, dan mimpi yang terjadi akibat dari pikiran dan bisikan seseorang terhadap dirinya sendiri. Karena itu, jika salah seorang dari kalian bermimpi yang tidak dia senangi, hendaklah bangun kemudian shalat, dan jangan menceritakannya kepada orang lain." Beliau bersabda, "Aku menyukai (mimpi) ikatan di kaki, dan membenci ikatan tangan yang membelenggu leher. Karena (takwil mimpi) ikatan di kaki menunjukkan keteguhan seseorang di dalam agamanya." (5905)
4. Mimpi baik melihat Rasul
Diriwayatkan oleh Jabir bahwa Rasulullah bersabda, "Siapa yang bermimpi melihatku dalam tidurnya, sungguh dia benar-benar melihatku, Sebab, setan tidak dapat menyerupai wujudku." Beliau juga bersabda, "Apabila seorang dari kalian bermimpi buruk, janganlah dia menceritakan ulah setan yang telah mempermainkannya ketika tidur kepada siapa pun." (5923)
5. Mimpi buruk gangguan setan
Diriwayatkan oleh Jabir yang berkata, "Seorang badui datang kepada Nabi seraya bertanya, 'Wahai Rasulullah, aku melihat dalam mimpi seolah-olah kepalaku dipenggal hingga menggelinding lalu aku berlari mengejarnya. Rasulullah bersabda kepada badui tersebut, Janganlah engkau ceritakan kepada orang lain gangguan setan yang menimpamu ketika tidur." Jabir berkata, "Setelah itu aku mendengar Nabi berkhutbah, Janganlah sekali pun seorang dari kalian menceritakan gangguan setan yang menimpanya saat tidur!" (5926)
Dari beberapa pernyataan di atas, menunjukan bahwa mimpi adalah suatu yang di alami manusia di dalam tidur.
Mimpi di bagi kedalam tiga macam, mimpi baik merupakan kabar gembira dari Allah.
Mimpi menyedihkan (buruk) datangnya dari setan dan mimpi yang terjadi akibat dari pikiran dan bisikan seseorang terhadap dirinya sendiri. Wallahu a'lam bishawab. (MG - Ahmad Muhaimin Nurrudin)