PSS Sleman
Blak-blakan Soal Tuntutan BCS, Komut PT PSS: Siapapun Pelatih Nggak Enak untuk Bersikap Objektif
Akan dalam audiensi tersebut Agus Projosasmito belum bisa memberikan jawaban akibat ketidakhadiran pemilik saham Effy Soenarni Soeharsono.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Komisaris Utama (Komut) PT Putra Sleman Sembada sekaligus pemegang saham mayoritas dari PT Palladium Pratama Cemerlang, Agus Projosasmito buka suara terkait tiga tuntutan komunitas suporter, Brigata Curva Sud (BCS), saat beraudiensi secara daring dengan Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, Jumat (15/10/2021) kemarin.
Dalam audiensi tersebut Agus Projosasmito belum bisa memberikan jawaban akibat ketidakhadiran pemilik saham Effy Soenarni Soeharsono pada kesempatan tersebut.
Sekadar informasi, komposisi saham 70 persen yang dimiliki oleh PT Palladium Permata Cemerlang di klub separuhnya dipegang oleh Effy.
Seperti diberitakan sebelumnya, kisruh suporter Super Elja dengan manajemen PT PSS masih berlanjut.
Bahkan pada hari Kamis (14/10/2021) malam, ribuan suporter mendatangi Rumah Dinas Bupati untuk menyampaikan aduannya.
Saat itu Kustini berjanji akan berkomunikasi dengan pemegang saham mayoritas dan meminta kejelasan agar konflik bisa segera mereda.
Mencoba mengurai benang kusut tersebut, Kustini memberikan ultimatum dengan tenggat waktu hari Senin (18/10/2021) pukul 16.00 WIB kepada pemegang saham mayoritas PSS untuk memberikan jawaban atas tuntutan yang diajukan suporter.
Ultimatum tersebut diberikan Bupati Kustini kepada pemegang saham mayoritas PT PSS agar segera memberikan keputusan tegas terkait dengan tiga tuntutan suporter.
"Jadi saya boleh lapor, bahwa kemarin di kantor saya menerima utusan dari BCS dan Slemania, setelah itu saya bertemu dengan partner saya, Ibu Effy Soenarni Soeharsono," ujar Agus dikutip Tribun Jogja dari video yang diunggah di kanal Youtube Kustini Sri Purnomo.
"Nah saya kan sudah sampaikan ke Ibu Effy, ini tuntutannya saya sudah bertemu suporter karena waktu itu dia saya ajak tapi tidak mau, Ini tuntutannya ada tiga pertama Dejan, kedua anak kamu (Arthur Irawan), karena anak kamu kalau masih main itu ada konflik. Siapapun yang jadi pelatih itu juga nggak enak untuk bersikap obyektif. Berikutnya, Marco. Jadi ada tiga tuntutan," tambahnya.
Lebih lanjut Agus mengatakan, pihaknya sebenarnya mau menuruti tuntutan tersebut dan berkomitmen membangun PSS menjadi lebih baik.
"Namun kami dihadapkan pada kendala seperti ini," ujarnya.
Meski belum dapat memberikan jawaban terkait tuntutan suporter, Agus berujar akan mengurai permasalahan tersebut berdasarkan prioritas.
"Mungkin kalau kita mempunya prioritas, itu yang paling disengiti (dibenci) sama suporter siapa bu? Dejan kah? Marco kah? atau Arthur?," ujar Agus.
"Saya pikir kalau Dejan kita ganti dulu yang prioritas, dan kita mendapatkan pelatih yang obyektif, tentunya dia juga tidak akan memainkan yang namanya Arthur kan bu?," tambahnya.