PSS Sleman

PSS SLEMAN: Tanggapan Komisaris Utama PT PSS terhadap Tuntutan BCS dan Slemania

Selain menuntut Dejan untuk angkat kaki, BCS dan Slemania juga lantang menyerukan tuntutan kepada Marco Gracia Paulo dan Arthur Irawan untuk hengkang.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Tribun Jogja/ Susilo Wahid
ILUSTRASI: Para pemain PSS saat menyapa salah satu kelompok suporter mereka, Brigata Curva Sud (BCS) usai pertandingan eksibisi melawan Bali United di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (20/12/2015) malam. 

TRIBUNJOGJA.COM - Brigata Curva Sud (BCS) dan Slemania telah bertemu dengan Komisaris Utama PT Putra Sleman Sembada (PSS), Agus Projosasmito, di Jakarta, Rabu (6/10/2021) melalui perwakilannya masing-masing.

Aksi dua kelompok suporter PSS Sleman itu merupakan tindak lanjut dari perjanjian dengan Direktur Utama PT PSS, Marco Gracia Paulo, di Bandung, 3 Oktober 2021, yang tidak tidak berlanjut.

Dari pertemuan itu, ada beberapa poin yang menjadi bahasan di antaranya yakni soal homebase PSS Sleman, serta tuntutan Sleman Fans yang meminta Dejan Antonic turun dari kursi pelatih kepala.

Tidak hanya menuntut Dejan pergi, BCS dan Slemania juga lantang menyerukan tuntutan kepada Marco Gracia Paulo dan Arthur Irawan untuk hengkang dari PSS.

"Bapak Agus Projosasmito, selaku Komisaris Utama PT. PSS sekaligus pemegang saham mayoritas a.n PT. Palladium telah kami temui hari ini. Pada awal pertemuan beliau dengan tegas menyatakan bahwa, tidak ada niatan atau perintah terkait pemindahan home base PSS Sleman," cuit akun twitter @BCSXPSS_1976, Rabu (6/10).

Lewat cuitan mereka menambahkan, dalam pertemuan tersebut Agus Projosasmito juga menegaskan kembali bahwa akan menyelesaikan semua tuntutan berdasarkan data dan fakta yang telah disampaikan perwakilan Sleman Fans dalam tempo sesingkat-singkatnya.  

"Serta akan mengumumkan sebelum lanjutan Liga 1 Series kedua, 15 Oktober 2021 di Jawa Tengah. Doakan," lanjut BCS dalam cuitannya di twitter.

"Tetap #MarcoOut #DejanOut #ArthurOut," cuit akun suporter yang menempati tribun selatan Stadion Maguwoharjo tersebut.

Serangan jantung

Sebelumnya, pertemuan yang dijanjikan Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PSS), Marco Gracia Paulo, kepada Sleman Fans di Sleman, Selasa (5/10/2021) sebelum pukul 17.00 WIB batal terlaksana.

Pertemuan yang dijanjikan di Sleman tersebut merupakan tindak lanjut dari dialog suporter PSS dengan manajemen seusai pertandingan PSS melawan Persik di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Minggu (3/10/2021) lalu.

Akan tetapi, dalam kesempatan tersebut Marco belum dapat memberikan keputusan apapun, dan sempat mengutarakan janji untuk kembali menemui Sleman Fans dua hari kemudian di Sleman, 3 Oktober 2021 sebelum pukul 17.00 WIB.

Akan tetapi, pertemuan tersebut batal terselenggara lantaran Marco masih dalam masa perawatan di rumah sakit, menyusul serangan jantung yang ia alami saat proses mediasi dengan suporter di Bandung.

Kepala Departemen Medis PSS Sleman, Elwizan Aminuddin menuturkan jika eks CEO Badak Lampung itu masih memerlukan perawatan intensif sambil dilakukan observasi lanjutan.

"Perlu observasi lanjutan karena kondisi beliau yang masih belum stabil, naik turun khusus mnya di bagian jantung. Itu membutuhkan penanganan intensif lebih lanjut," kata Amin, 5 Oktober 2021.

Selanjutnya, setelah melakukan pemeriksaan EKG (Elektrokardiogram) kemarin, dipastikan bahwa Marco mengalami serangan jantung. 

Menurut Amin, serangan jantung yang dialami saat menemui Sleman fans selepas pertandingan PSS melawan Persik di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (3/10/2021) malam itu, adalah kali ketiga Marco mengalami serangan jantung tersebut.

Selain itu, Marco juga melakukan pemeriksaan foto thorax, lab dan diberikan oksigen tambahan karena kesulitan bernafas.

"Hasil saturasi oksigen rendah. Hasil pemeriksaan lab dan gula dalam tubuh rendah yaitu 70mg/dl. Sangat rendah untuk ukuran orang normal, untuk lakukan aktivitas ringan pun ada risiko pingsan karena tak bertenaga," jelasnya.

Amin menuturkan, saat berlangsungnya pertemuan dengan Sleman fans kemarin, kondisi Marco Gracia Paulo memang tengah tidak dalam kondisi baik.

"Saat pertemuan beliau mencoba untuk bertahan dengan kondisinya tersebut. Hingga akhirnya drop dan pingsan, dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS terdekat," jelasnya.

Ancam pindah homebase

Adapun aksi Sleman Fans yang ngluruk ke Bandung merupakan respon dari ultimatum yang sebelumnya disampaikan Marco, beberapa waktu lalu.

Marco Gracia Paulo sempat mengatakan dalam mediasi melalui sambungan telepon dengan perwakilan suporter bahwa PSS Sleman akan pindah homebase.

Pernyataan itu keluar setelah suporter menggeruduk kantor PSS Sleman, Yogyakarta, 30 September 2021.

Suporter meminta manajemen PSS Sleman segera memecat Dejan Antonic lantaran dinilai gagal.

Marco Gracia Paulo mengiyakan tuntutan tersebut akan tetapi balik memberi ultimatum dengan menyebut PSS Sleman akan pindah kandang.

Meski telah mengaku khilaf dan menyampaikan permohonan maaf, perasaan hati suporter PSS Sleman terlanjur meradang.

Mereka pun beramai-ramai untuk datang ke Bandung jelang laga PSS Sleman melawan Persik Kediri pada pekan keenam Liga 1 2021 di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Jawa Barat, Minggu (3/10/2021).

Dalam official statement BCS disampaikan, sekira 1.000 Sleman Fans datang ke Bandung bertepatan dengan laga terakhir seri pertama Liga 1 2021, bertepatan dengan laga antara Persik Kediri kontra PSS Sleman di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (3/10).

Kedatangan Sleman Fans tersebut untuk mengantar pesan, langsung ke depan muka manajemen PSS dan menegaskan tuntutan yang belum terpenuhi.

Pemicu aksi

Tuntutan dari Sleman Fans cukup beralasan, terlebih menengok jebloknya performa PSS di tangan Dejan Antonic. 

Dari enam pertandingan di seri pertama Liga 1 2021/22, PSS Sleman hanya mengemas 1 kemenangan, 2 imbang, dan 3 kekalahan, dengan koleksi 5 poin. Klub berlogo candi ini pun harus berkutat di papan bawah klasemen, di posisi ke-14 dari total 18 kontestan.

Di samping jebloknya performa di seri pertama Liga 1, desakan memecat Dejan Antonic dari kursi pelatih juga tak lepas dari keputusan pelatih asal Serbia itu untuk terus memainkan Arthur Irawan sebagai starter.

Keputusan tersebut menjadi tanda tanya besar di kalangan suporter PSS Sleman, sebab eks Espanyol B tersebut dinilai suporter tak layak menempati satu posisi di skuad inti PSS. Kemarahan kian memuncak pada laga PSS kontra Persebaya, Rabu (29/9), ketika Dejan justru memilih menggeser kapten Bagus Nirwanto ke sisi kiri lini pertahanan, dan menempatkan Arthur di sisi kanan.

Benar saja, keputusan tersebut harus dibayar mahal oleh Dejan menyusul kekalahan 1-3 yang diterima timnya dari Bajul Ijo. Parahnya, dua gol yang bersarang ke gawang PSS Sleman pun dituding tak lepas dari kurang sigapnya Arthur mengawal pertahanan.

Terkait dengan hal itulah sejumlah suporter menduga ada intervensi di tubuh manajemen dengan terus mendesak agar memainkan Arthur. Dugaan ini dibantah Dirut PT PSS Marco Gracia Paulo.

"Tapi yang jelas saya tidak ada intervensi, tidak ada," kata Marco saat dihubungi wartawan, Sabtu (2/10/2021).

Mantan Bos Badak Lampung itu mengatakan keputusan memasang pemain menjadi keputusan dari tim teknis.

"Itu keputusannya di teknis, bukan saya yang bisa jawab. Kita kan ada departemen performance, ada pelatihnya," katanya.

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved