Feature

Berkat Daring, Pelajar SMPN 4 Playen Hasilkan Belasan Juta dari Ternak Kelinci

Meski Pembelajaran Tatap Muka (PTM) telah diizinkan, belum semua sekolah di Gunungkidul mulai melaksanakannya.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Agus Wahyu
istimewa
BETERNAK - Genthur Rahmadhani menunjukkan kelinci yang diternaknya, tempo hari. 

Meski Pembelajaran Tatap Muka (PTM) telah diizinkan, belum semua sekolah di Gunungkidul mulai melaksanakannya. Sebagian pelajar masih harus belajar secara daring (online) dari rumah, sehingga banyak waktu luang yang tersedia.

BANYAKNYA waktu luang ini tak disia-siakan Genthur Rahmadhani (15), pelajar SMP kelas IX SMP Negeri 4 Playen. Ia mengisinya dengan beternak kelinci, yang justru memberikan penghasilan.

Genthur menceritakan, ide beternak kelinci muncul begitu saja. Salah satunya ingin mengusir kebosanan karena belajar daring yang dilakukan terus dari rumah. "Awalnya saya beli sepasang kelinci jenis Rex seharga Rp 600 ribu untuk dipelihara," jelasnya ditemui wartawan, Rabu (22/9/2021).

Ia lantas membuat kandang di bangunan belakang rumahnya yang berada di Pedukuhan Banaran IX, Kalurahan Banaran, Playen, Gunungkidul. Sekian lama memelihara, sepasang kelinci itu menghasilkan beberapa ekor anak.

Anak-anak kelinci tersebut pun kemudian ditawarkan dan laku terjual. Dari situlah tebersit pikiran untuk berbisnis kelinci, Genthur pun lantas membeli lagi indukan kelinci jenis lainnya. "Saya lihat prospeknya bagus buat usaha, jadinya keterusan sampai sekarang," katanya.

Menurut Genthur, satu induk rata-rata bisa menghasilkan 7 sampai 12 ekor anak. Adapun masa kehamilan kelinci berlangsung selama 30 hari alias sebulan. Setelah anaknya berumur 40 hari atau 2 bulan setelah disapih, induknya pun bisa dikawinkan lagi. Semua itu diketahuinya berbekal informasi dari ponsel pintar yang dimilikinya.

"Makanannya juga cukup mudah, hanya berupa pelet serta rumput yang sudah dikeringkan," ungkap Genthur.

Urus sendiri
Beternak sejak Maret 2020, saat ini ia sudah memiliki 25 ekor indukan dan 90 anakan kelinci. Semuanya dilakukan sendiri, mulai dari mengurus makanan, membersihkan kandang, hingga proses transaksi jual-beli pun dilakukan secara daring.

Berkat beternak kelinci inilah, Genthur bisa menghasilkan uang hingga belasan juta rupiah setiap kali panen. Hasilnya pun sudah ia belikan sepeda motor hingga ponsel pintar terbaru. "Selain online, ada pula langanan tetap dari Magelang yang juga pedagang," kata putra pasangan Sumanto dan Tuwisriyanti ini.

Beternak kelinci bukannya tak ada halangan. Genthur mengatakan kelinci rentan mengalami luka dan diare, namun semuanya bisa ditangani dengan pemeriksaan secara berkala.

Ia berencana mempertahankan bisnisnya tersebut. Termasuk mulai memikirkan cita-citanya menjadi dokter hewan dari pengalamannya beternak kelinci.

"Nanti biayanya bisa dari hasil penjualan kelinci ini," kata Genthur. (Alexander Ermando)

Selengkapnya baca Tribun Jogja edisi Selasa 28 September 2021 halaman 01

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved