PSS Sleman

Fisioterapis PSS Sleman Beberkan Perbedaan Menangani Tim Basket dan Sepakbola

Fisioterapis baru PSS Sleman, Muhammad Firman sebelumnya merupakan fisioterapis yang bekerja di tim basket asal DI Yogyakarta, KAI Bima Perkasa Jogja.

Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Dokumentasi PSS Sleman
Fisioterapis PSS Sleman, Muhammad Firman. 

TRIBUNJOGJA.COM - Fisioterapis baru PSS Sleman, Muhammad Firman sebelumnya merupakan fisioterapis yang bekerja di tim basket asal DI Yogyakarta, KAI Bima Perkasa Jogja.

Sehingga tak sulit bagi pria lulusan sebuah universitas swasta di Yogyakarta ini untuk beradaptasi di tim berjuluk Super Elang Jawa.

Ia pun menerangkan bagaimana perbedaan antara menjadi fisioterapis di klub sepak bola dan klub basket.

"Yang membedakan kalau di basket durasi kompetisinya lebih cepat. Mungkin empat sampai lima bulan saja. Sedangkan di sepakbola lebih lama, bisa delapan bulan sampai bahkan setahun," kata Firman.

Baca juga: PSS Sleman Padatkan Latihan Jelang Laga Perdana Akhir Pekan Besok

Meski begitu, ia mengungkapkan suasana dalam menangani pemain dan risiko cederanya sama.

Terlebih kedua olahraga tersebut memerlukan mobilitas yang tinggi saat pertandingan.

Saat ini ia sudah bergabung dengan para pemain PSS Sleman untuk ikut membantu mempersiapkan tim menghadapi laga perdana melawan Persija Jakarta, pada hari Minggu (5/9/2021).

Hal pertama yang ia lakukan adalah berkoordinasi dengan tim dokter, pelatih fisik, masseur dan beberapa perangkat tim lainnya.

Upaya itu dilakukan Firman untuk mengetahui bagaimana kondisi terkini Bagus Nirwanto dkk.

“Selama saya di sini Alhamdulillah tidak ada kasus cedera yang parah. Mungkin hanya pegal-pegal dan adaptasi otot karena memang kemarin kan teman-teman sudah pada libur sebulan. Itu hal yang masih bisa ditangani oleh kami," ujarnya.

Firman juga mengaku tengah fokus memberikan program untuk pencegahan cedera para pemain, pasalnya PSS akan melakoni laga latihan yang padat setelah sebelumnya libur sejak bulan Juli 2021 lalu.

Selain itu, Firman mengaku bergabung dengan PSS Sleman dan menangani para pemainnya merupakan sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.

Baca juga: Kondisi Fisik PSS Sleman Menurun, Tim Pelatih Beri Materi Latihan Lebih Kompleks pada Para Pemain

Sudah sejak lama ia ingin membantu para pemain untuk meningkatkan performa di lapangan melalui keahliannya di bidang fisioterapi.

“Dari zaman kuliah dulu, saya sangat mengidolakan Irfan Bachdim. Sekarang bisa menangani dia secara langsung itu rasanya luar biasa. Bagi saya ini seperti mimpi," katanya.

Mimpi menjadi satu di antara bagian dari Super Elja tersebut ia mulai sejak pertemuannya dengan Sigit Pramudya, seorang fisioterapis PSS Sleman tahun 2018, kala itu Sigit merupakan pengisi mata kuliah di kampusnya.

“Saya masih ingat saat itu ada Mas Sigit, Fisioterapi PSS Sleman. Dia pernah mengisi mata kuliah di kelas saya. Ketika itu saya sampai bilang ‘Kapan saya bisa kaya gini?’ Kemarin ada kesempatan saya coba dan alhamdulillah rezekinya di sini," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved