Tren Inflasi di DI Yogyakarta Terjaga Positif Hingga Agustus 2021, Optimis Ekonomi Segera Pulih

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DI Yogyakarta, Miyono mengatakan, kenaikan inflasi di tengah masa pandemi yang relatif terjaga ini

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - DI Yogyakarta mengalami peningkatan inflasi di masa pandemi Covid-19.

Secara akumulasi, hingga Agustus 2021, inflasi mencapai 1,05 persen year to date (ytd) atau tertinggi kedua di Jawa setelah Provinsi Jawa Timur yang menyentuh 1,33 persen (ytd).

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DI Yogyakarta, Miyono mengatakan, kenaikan inflasi di tengah masa pandemi yang relatif terjaga ini menjadi indikasi positif bagi perekonomian DIY.

Baca juga: Pemkab Kulon Progo Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Namun Tunggu Regulasi Pusat

Menurutnya, kenaikan inflasi tidak terlepas dari perbaikan ekspektasi, yang berdampak pada meningkatnya permintaan masyarakat sebagaimana tercermin dari meningkatnya inflasi inti.

Hal ini terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia yang mencatatkan kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen dari 77,3 pada Juli 2021 menjadi 90,7 pada Agustus 2021.

“Ekspektasi pemulihan ekonomi dan potensi dibukanya pembelajaran tatap muka baik untuk Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah dalam waktu dekat juga turut mendorong inflasi di sektor pendidikan,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Tribun Jogja, Kamis (2/9/2021).

Dia melanjutkan Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali mulai menunjukkan dampak positif terhadap upaya menekan laju penyebaran Covid-19, baik di level nasional maupun DIY.

Kasus penyebaran Covid-19 di DIY diperkirakan telah melewati puncak gelombang kedua.

“Apabila tren positif ini terus berlanjut, tingkat kematian menurun dan kesehatan masyarakat akan membaik, sehingga kami memperkirakan dalam waktu dekat DIY akan lepas dari PPKM Level 4,” jelasnya.

Lebih lanjut, guna menjaga inflasi agar berada pada levelnya, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY terus berupaya untuk menjaga stabilitas penawaran dan permintaan sehingga harga kebutuhan pokok tetap terjaga.

Dari sisi kelancaran pasokan, TPID DIY terus menjaga agar kelancaran arus barang tidak terganggu selama masa PPKM.

“Sementara untuk menjaga stabilitas harga produk khususnya di tingkat petani, TPID DIY berkomitmen meningkatkan serapan pada komoditas hortikultura seperti cabai dan bawang merah melalui perdagangan kerjasama antar daerah hingga upaya menyerap langsung dari petani,” bebernya.

Selain itu, upaya lain yang dilakukan adalah penguatan dari sisi hilir melalui pengolahan pasca panen, agar semua produk hasil panen dapat terserap oleh pasar, sehingga harga komoditas aneka cabai dan bawang merah tidak turun terlalu dalam.

Baca juga: UPDATE Covid-19 DI Yogyakarta 2 September 2021:Tambah 384 Kasus Baru, Total Kasus Positif 150.772

“Melihat perkembangan terkini, Bank Indonesia yakin capaian inflasi DIY dalam empat bulan ke depan masih berada pada batas bawah dari target yang ditetapkan yakni 3±1% (yoy). Maka, pertumbuhan riil ekonomi DIY 2021 tetap terjaga positif,” kata Miyono.

Pihaknya merekomendasikan pembukaan tempat perekonomian harus dilakukan secara hati-hati dan perlahan.

Selain itu, pelaksanaan vaksinasi perlu dipercepat karena menjadi kunci memutus rantai penyebaran Covid-19.

“Apabila aspek kesehatan masyarakat dapat terus terjaga baik, maka kami meyakini ekonomi DIY segera pulih,” tandasnya. (ard)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved