Kurangnya Asupan Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui Jadi Satu Faktor Tingginya Angka Stunting

Pendamping PKH memiliki peran penting dalam mengubah perilaku Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan untuk menjadi lebih baik.

Editor: ribut raharjo
Istimewa
Lead Program Manager Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil/ Stunting (TP2AK) Set Wapres, Farah Amini dalam Diklat Pencegahan dan Penanganan Stunting di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pendamping PKH memiliki peran penting dalam mengubah perilaku Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan untuk menjadi lebih baik.

Satu di antaranya terkait upaya dalam menekan angka stunting di Indonesia.

Demikian dipaparkan Lead Program Manager Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil/ Stunting (TP2AK) Set Wapres, Farah Amini dalam Diklat Pencegahan dan Penanganan Stunting di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta secara virtual Senin (16/8/21).

"Ibu hamil dan menyusui membutuhkan asupan Gizi yang baik, begitu pula anak usia 0 sampai 5 tahun juga memerlukan gizi untuk perkembangan dan pertumbuhannya. Kekurangan gizi pada ibu sebelum hamil, pada masa kehamilan dan anak usia dini menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka kasus Stunting di Indonesia,” ungkap Farah Amini.

“Dan peran teman-teman Pendamping PKH adalah mengubah perilaku para Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan menjadi lebih baik. Pendamping PKH mempunyai peran strategis karena para pendamping langsung berada di masyarakat mendampingi dan bertemu langsung dengan masyarakat terutama keluarga,” tambahnya.

Para pendamping PKH, lanjut dia, harus memberikan pengetahuan kepada para keluarga agar lebih memperhatikan pola asuh seperti bagaimana gizi yang baik untuk calon ibu, nutrisi saat ibu hamil, ASI eksklusif pada bayi, makanan pendamping ASI dan membukakan berbagai akses fasilitas kesehatan untuk ibu dan balita.

Anak usia PAUD juga harus diberi akses agar mendapatkan pendidikan usia dini. Stimulasi otak pada anak usia dini juga mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak selanjutnya.

Menurut Farah, stunting bukan hanya masalah tinggi badan anak yang lebih pendek dari anak lain seusianya. Stunting juga berarti terganggunya perkembangan dan pertumbuhan anak yang disebabkan karena kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang panjang. Kekurangan gizi mempengaruhi perkembangan dan kecerdasan anak.

“Angka kasus stunting harus sama-sama kita turunkan, kita bahu membahu mengintervensi Program Percepatan Penanganan Stunting, untuk Indonesia Bebas Stunting. Karena di tangan anak-anaklah masa depan suatu bangsa berada,” tandasnya. (rls/ord)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved