Lima Anggota KKB Papua Ditangkap di Sinak, Polisi Dalami Keterlibatannya

Lima Anggota KKB Papua Ditangkap di Sinak, Polisi Dalami Keterlibatannya

Editor: Hari Susmayanti
Kolase Tribun-Medan.com/ISTIMEWA
Anggota KKB Papua Ditangkap. 

TRIBUNJOGJA.COM, PAPUA - Lima anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua berhasil diringkus oleh aparat gabungan TNI Polri di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua pada Selasa (13/7/2021) lalu.

Kelima anggota KKB ini merupakan anak buah dari Lerimayu Telenggen.

Anggota KKB yang berhasil diringkus aparat keamanan ini di antaranya Nasman Murib, Gilame (Olison) Tabuni, Komenge Telenggen, Keluar Telenggen, Yoniku Murib.

Mereka diamankan oleh aparat gabungan TNI dan Polri di Kampung Gigobak I/II.

Setelah ditangkap, kelima anggota KKB tersebut langsung diterbangkan ke Bandara Sinak untuk dibawa ke Mimika Papua guna pemeriksaan lebih lanjut.

Sementara itu dikutip Tribunjogja.com dari Papua.Antaranews.com, Kapolda Papua  Irjen Pol Mathius Fakhiri mengakui anggotanya saat ini masih menyelidiki peran lima anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang diamankan di Sinak tersebut.

"Memang benar ada lima anggota KKB yang diamankan di Sinak oleh anggota TNI dan kini sudah berada di Timika untuk diperiksa lebih lanjut,' kata dia di Jayapura, Kamis.

Kelima anggota KKB itu dijadwalkan akan diperiksa lebih lanjut untuk memastikan apakah terlibat dalam sejumlah aksi kekerasan bersenjata atau tidak, katanya.

Ia mengatakan kelima orang itu akan dibawa ke Jayapura untuk diperiksa intensif sekaligus memudahkan penyidik mencocokkan dengan data yang dimiliki mengingat banyak sekali kasus penembakan dan penganiayaan yang menewaskan warga sipil di kawasan pegunungan.

Biasanya setelah mereka melakukan aksi kriminal langsung melarikan diri ke berbagai tempat atau daerah di sekitarnya, ujar dia.

"Kelima anggota KKB yang diamankan itu tidak masuk dalam daftar pencaharian orang (DPO) dari kepolisian, " kata Kapoldai.

Kapolda mengakui meskipun tidak masuk DPO, tidak tertutup kemungkinan terkait kasus lain dan itu yang akan diteliti apakah ada keterkaitan dengan mereka atau tidak.

"Saya belum dapat laporan apakah mereka sudah tiba di Jayapura atau belum karena kasusnya ditangani Direktorat Kriminal Umum Polda Papua," papar Kapolda.

Baca juga: Fakta di Balik Sosok Misterius Egianus Kogoya, Pimpinan KKB Papua yang Disebut Masih Berusia Muda

Baca juga: Dalam Tiga Hari, KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya Dua Kali Serang Prajurit TNI

Dua Prajurit Terluka

Sebelumnya, kontak senjata antara tim gabungan TNI Polri dengan KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya kembali terjadi di Distrik Mapanduma,

Dua anggota TNI itu adalah Lettu Inf Sukma Panunjang dan Praka Abdul Hamid terluka dalam kontak senjata tersebut.

"Betul (ada kontak senjata di Nduga). Sekarang prajurit korban tembak KKB tersebut sudah dievakuasi ke RSUD Timika."

"Kondisi mereka berdua sadar dan stabil. Sudah ditangani oleh dokter RSUD dan dokter militer yang ada di Timika," ungkap Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen Ignatius Yogo Triyono, Selasa.

Dikutip dari kompas.com Egianus Kogeya adalah pemimpin Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Nduga.

Jurnalis senior Papua, Victor Mambor mengaku sempat bertemu dengan Egianus Kogoya pada Januari 2019 di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga.

Victor menggambarkan sosok Egianus seperti remaja.

Begitu pun anak buahnya yang dinilai masih tergolong muda.

"Usianya sekitar 17-18 tahun, yang ada di sekitar Egianus juga masih remaja, usia belasan tahun," ucap Victor dikutip dari kompas.com, Rabu (31/7/2019).

Dari informasi yang ia dapat, Victor menyebut ayah Egianus bernama Silan Kogoya yang juga merupakan salah satu tokoh OPM.

Namun, kini ayahnya sudah meninggal.

Dari pembicaraan selama 15 menit, Victor menilai Egianus merupakan sosok terpelajar, berbeda dengan masyarakat lain yang ada di pegunungan.

Namun, Egianus yang mengetahui bahwa ia sedang berbicara dengan seorang Jurnalis meminta agar hasil pembicaraan mereka tidak diberitakan.

Egianus Kogoya yang disebut-sebut sebagai otak aksi KKB Papua ini berada di sebuah daerah terpencil.

Untuk bertemu dengan Egianus, Victor menyebut ada pihak lain yang tidak bisa ia sebutkan membantu untuk membuatkan janji.

Pertemuan pun diatur pada tengah malam.

Sebelum bertemu, Victor Mambor memperkirakan, saat itu ia harus berjalan kaki sekitar 2 jam sebelum tiba di lokasi Egianus.

"Jalan gelap, saya ikut arahan saja. Saya tidak tahu itu kami jalan ke arah mana, sampai tiba di perkampungan," kata Victor

Rupanya, Egianus sudah menunggu Victor di dalam sebuah honai (rumah adat suku pegunungan).

Pertemuan pun berlangsung hanya sebentar, sekitar 15 menit. (*)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved