Stok Oksigen di Rumah Sakit Kota Magelang Menipis, Pemkot Pesan Oksigen dari Luar Kota
Naiknya angka penularan Covid-19 di Kota Magelang berimbas pada menipisnya ketersediaan oksigen di rumah sakit rujukan untuk para pasien
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, KOTA MAGELANG - Naiknya angka penularan Covid-19 di Kota Magelang berimbas pada menipisnya ketersediaan oksigen di rumah sakit rujukan untuk para pasien yang menjalani perawatan.
Plt Kepala Dinkes Kota Magelang, dr Intan Suryahati menuturkan, kelangkaan oksigen terjadi sejak awal Juli lalu seiring naiknya konfirmasi pasien positif Covid-19.
"Menipisnya oksigen mulai terasa pada awal bulan. Ketika, laporan penularan Covid-19 terjadi lonjakan yang sangat signifikan belakangan ini. Akibatnya kebutuhan, tak sebanding dengan produksi oksigen yang ada," jelasnya kepada Tribun Jogja, pada Kamis (08/07/2021).
Bahkan, untuk mengatasi agar persediaan oksigen tidak sampai habis pihaknya terpaksa harus memesan dari luar Kota Magelang.
Baca juga: UPDATE Covid-19 DI Yogyakarta 8 Juli 2021: Tambah 1.424 Kasus Baru, Kasus Positif Tembus 70.000
Hal itu lantaran pasokan dari produsen yang berada wilayah Magelang sudah tidak mampu memenuhi permintaan atas kebutuhan di rumah sakit rujukan.
"Carinya (oksigen) sulit sekali. Dulu, pasokan oksigen didapat dari daerah Magelang yakni Secang dan Blondo, namun belakangan ini persediaan terbatas. Sehingga, setiap hari terpaksa mencari dari luar Kota seperti Klaten hingga Semarang, itupun belum tentu dapat karena harus pesan terlebih dulu," ujarnya.
Ia mencontohkan, salah satunya RS Budi Rahayu, Kota Magelang yang dijadikan RS rujukan pasien Covid-19.
Sebelumnya, RS Budi Rahayu sempat mengalami kekosongan oksigen karena sulitnya mencari pasokan.
"Kemarin, kami mendapat laporan RS Budi Rahayu tidak ada stok oksigen sama sekali, karena memang sulit sekali mencarinya. Alhamdullilah, hari ini sudah mendapatkan pasokan 8 tabung oksigen dari luar kota. Meskipun, itu masih kurang," tuturnya.
Ia menambahkan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk memastikan stok oksigen di masing-masing rumah sakit tetap aman.
Karena, memang produksi oksigen tidak secepat dengan permintaaan setiap harinya.
"Kami lakukan semampunya, dengan mencari persediaan ke daerah lain. Sebab itu, kan memang kendalanya di produksinya, semua daerah saat ini membutuhkan oksigen," terangnya.
Akibat menipisnya oksigen untuk menangani pasien Covid-19, RS darurat yang disediakan oleh Pemerintah Kota Magelang di Lapangan Tennis Indoor Kompleks Gelora Sanden Kota Magelang juga terdampak dan belum bisa beroperasi optimal.
Pihaknya, belum bisa menerima pasien untuk dilakukan perawatan di RS Darurat tersebut.
"Kami belum bisa terima pasien dulu di RS Darurat ini. Karena, susahnya mencari oksigen, kami tidak mau mengambil risiko. Saat ini pasien yang akan ditangani di RS Darurat kami alihkan sementara ke RS Budi Rahayu," ujarnya.
Menipisnya oksigen, turut dibenarkan salah satu pemimpin rumah sakit rujukan yakni, Dirut RSUD Tidar, dr Adi Pramono, Sp.OG (K).
Ia mengatakan, pihaknya sangat khawatir akan menipisnya ketersediaan oksigen untuk para pasien.
"Memang belum pernah sampai benar-benar kosong (oksigen). Tapi, untuk stok sama sekali tidak ada, jadi terbatas sekali. Ini yang kami khawatirkan karena jumlah pasien yang terus bertambah," terangnya.
Baca juga: Angka Kesembuhan dan Kematian karena Covid-19 di Kabupaten Bantul Masuk Kategori Tinggi
Ia menjelaskan, dalam kondisi normal biasanya persediaan oksigen untuk yang tabung bisa mencapai 60 buah per hari.
Sedangkan, untuk oksigen yang jenis cair (liquid) bisa mencapai 2500 liter per hari.
"Sekarang, untuk mendapatkan setengahnya saja sudah sulit, jadi tidak ada stok sama sekali untuk berjaga-jaga, terutama untuk pasien Covid-19," ujarnya.
Bahkan untuk mendapatkan pasokan oksigen, Ia mengatakan, pihaknya harus mengambil langsung ke tempat produsennya.
Dan, harus memesan terlebih dahulu agar bisa mendapatkan bagian.
"Betul, harus mengambil ke sana langsung. Kami pesan dari Klaten dan Samator di Semarang, itupun harus antre terlebih dahulu. Malahan, jumlah oksigen yang didapat tidak sesuai dengan yang dipesan, misalnya pesan 60 tabung yang didapat bisa setengahnya, saja," urainya. (ndg)