Prediksi Puncak Lonjakan Covid-19 di Indonesia Menurut Epidemiolog Universitas Griffith Australia
Prediksi Puncak Lonjakan Covid-19 di Indonesia Menurut Epidemiolog Universitas Griffith Australia
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Lonjakan kasus baru Covid-19 di Indonesia selama sepekan terakhir sangat tinggi.
Bahkan kasus harian pada Minggu (4/7/2021) kemarin menembus angka 27.233 pasien dalam kurun waktu hanya 24 jam.
Penyumbang tertinggi kasus Covid-19 selama 24 jam terakhir ditempati oleh DKI Jakarta dengan 10.485 pasien.
Sementara di posisi kedua ditempati oleh Jawa Barat dengan penambahan kasus sebanyak 4.458 pasien.
Di posisi ketiga hingga kelima masing-masing ditempati oleh Jawa Tengah dengan 2.955 pasien baru, DIY dengan 1.615 pasien dan Jawa Timur dengan 1.468 pasien baru.
Sementara itu, secara komulatif, kasus Covid-19 di Indonesia hingga saat ini menembus angka 2.284.084 pasien.
Dari jumlah itu, sebanyak 1.928.274 pasien dinyatakan sembuh dan 60.582 meninggal dunia.
Meski saat ini kasus harian Covid-19 sudah sangat tinggi, Epidemiolog memprediksi kenaikan itu bukan puncak dari kasus Covid-19 di Indonesia.
Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman malah memprediksi puncak kasus Covid-19 di Indonesia akan terjadi akhir bulan Juli ini.
"Situasi ini masih akan berlanjut sampai mendekati akhir bulan ini sebagai puncaknya. Apalagi kita ini di tengah situasi di mana semakin banyak pasien yang tidak tertangani," ujarnya seperti yang dikutip Tribunjogja dari Tribunjateng.com, Senin (5/7/2021).
Menurut dia, angka laporan kasus saat ini yang memang mengalami peningkatan dinilai belum terlalu tinggi, lantaran testing yang dianggap kurang optimal.
Ia pun berharap penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 20 Juli dapat memaksimalkan upaya testing itu.
"Karena memang sudah sangat banyak ini laporan kasus, (tapi-Red) kita belum menunjukkan peningkatan yang berarti, karena memang testingnya juga 'segitu', belum meningkat. Kami harapkan dari PPKM Darurat itu (testing-Red) bisa 500.000," ujarnya.
Sehingga nantinya, Dicky menyatakan, pemerintah bisa menemukan banyak kasus infeksi baru, kemudian segera ditindaklanjuti melalui upaya isolasi, baik mandiri maupun yang difasilitasi pemerintah.
"Dan langsung isolasi/karantina, mau mandiri atau difasilitasi," tukasnya.