Bacaan Niat dan Doa

Jadwal dan Waktu Sholat Dhuha Lengkap dengan Niat dan Terjemahannya

Sholat Dhuha adalah sholat sunnah yang biasa dikerjakan Nabi Muhammad SAW di antara sholat sunnah lainnya. Kita sebagai umat Muslim bisa mencontoh tel

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Kurniatul Hidayah
Human Resources Online
Ilustrasi Sholat Dhuha 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sholat Dhuha adalah sholat sunnah yang biasa dikerjakan Nabi Muhammad SAW di antara sholat sunnah lainnya.

Kita sebagai umat Muslim bisa mencontoh teladan Baginda Rasulullah ini dengan mulai membiasakan mengerjakan Sholat Dhuha, minimal 2 rakaat atau bisa dengan 4 rakaat terlebih dahulu.

Baca juga: Kumpulan Dzikir dan Doa yang Dibaca Setelah Salat Fardu

Baca juga: Kumpulan Doa yang Dibaca Saat Kita Menghadapi Kesulitan

Hal ini seperti yang tertuang dalam sebuah hadist:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ. [رواه مسلم]

Artinya: 'Diriwayatkan dari ‘Aisyah, ia berkata; Rasulullah saw mengerjakan shalat dhuha empat rakaat dan adakalanya menambah sesukanya.' (HR. Muslim).

Ilustrasi: Salat Dhuha
Ilustrasi: Salat Dhuha (net)

Waktu Sholat Dhuha

Adapun untuk waktu Sholat Dhuha dilansir dari fatwatarjih.or.id adalah tidak langsung dikerjakan ketika matahari baru terbit, namun menunggu waktu ketika matahari telah di ketinggian sepenggal atau setinggi tonggak.

Bila tinggal di Indonesia, Sholat Dhuha kurang lebih bisa dikerjakan sekitar pukul 07.00.

Lalu kapan batas waktu pelaksanaan Sholat Dhuha?

Sholat Dhuha masih bisa dikerjakan hingga siang hari, persisnya hingga menjelang waktu Sholat Dzuhur.

Baca juga: Doa Mohon Diberi Kesehatan dan Keselamatan, Lengkap Arab Latin dan Artinya

Baca juga: Kumpulan Doa-doa yang Dibaca Jumat, Hari Penuh Kemuliaan Bagi Umat Muslim

Niat shalat Dhuha

أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala.”

Rakaat Sholat Dhuha

Berdasarkan HR. Muslim dari Abu Hurairah, Sholat Dhuha bisa dikerjakan sebanyak dua rakaat.

Hadist lain menyebutkan, Sholat Dhuha bisa dikerjakan sebanyak empat rakaat (HR. Muslim dari ‘Aisyah).

Lalu berdasarkan HR. Abu Daud dari Ummu Hani’, Sholat Dhuha bisa dikerjakan delapan rakaat dengan melakukan salam tiap dua rakaat.

Selanjutnya disebutkan bahwa Sholat Dhuha boleh dikerjakan dengan jumlah rakaat yang kita inginkan.

Ilustrasi : Salat Istikharah dilakukan untuk meminta petunjuk ketentuan pilihan yang lebih baik dari dua hal belum diketahui baik dan buruknya.
Ilustrasi Salat (via 123rf.com)

Sholat Dhuha sebaiknya tidak dilakukan setiap hari, hal ini berdasarkan hadis:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ أَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى قَالَتْ لَا إِلَّا أَنْ يَجِيءَ مِنْ مَغِيبِهِ. [رواه مسلم]

Artinya: “Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Syaqiq, ia berkata: Aku bertanya kepada ‘Aisyah, “Apakah Nabi SAW. selalu melaksanakan Sholat Dhuha?”, ‘Aisyah menjawab, “Tidak, kecuali beliau baru tiba dari perjalanannya.” [HR. Muslim]

Syu’bah meriwayatkan dari Habib bin Syahid dari Ikrimah, ia mengatakan; “Ibnu ‘Abbas melakukan Sholat Dhuha sehari dan meninggalkannya sepuluh hari”.

Sufyan meriwayatkan dari Mansur, ia mengatakan; “Para sahabat tidak menyukai memelihara Sholat Dhuha seperti sholat wajib. Mereka terkadang shalat dan terkadang meninggalkannya”. (Zad al-Ma’ad, juz 1, hal 128, terbitan Dar ar-Royyan li at-Turats).

Baca juga: Bacalah Doa Berikut Ini Agar Selalu Dimudahkan Rezekinya

Baca juga: Kumpulan Doa-doa Agar Didekatkan dengan Jodoh, Surat al-Anbiya, Surat al-Furqan

Doa Sholat Dhuha

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’auka wal-jamaala jamaaluka wal-quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal-‘ismata ‘ismatuka.

Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil-ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa aataita ‘ibaadakash-shalihiin.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu.

Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh.” (Kur)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved