Siaran Pers

Mantan Napi Narkoba Olah Kayu Jadi Karya Bermutu, Dipasarkan ke Australia hingga Eropa

Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PETJ) menggelar bincang online dengan tema Mantan Narkoba : Olah Kayu jadi Karya Bermutu, Minggu 27 Juni 2021

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Dok PETJ
Acara bincang online bertajuk "Mantan Napi Narkoba Olah Kayu Jadi Karya Bermutu" yang digelar oleh Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PETJ) pada Minggu 27 Juni 2021 

”Produk Sahawood dan Ratowa unik karena punya nilai plus berupa pemberdayaan ekonomi, pendampingan sosial komunitas marginal juga pengolahan produk ramah lingkungan memanfaatkan limbah kayu industri ataupun serat alam yang lebih mudah terdegradasi dibandingkan dengan serat sintetis, menjadi produk berkualitas ekspor,” tegas Asti Tyas Nurhidayati di Islandia, Ketua Departemen Humas, Media, Kampanye, PETJ, yang menjadi moderator bincang online ini.

Acara bincang online bertajuk
Acara bincang online bertajuk "Mantan Napi Narkoba Olah Kayu Jadi Karya Bermutu" yang digelar oleh Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PETJ) pada Minggu 27 Juni 2021 (Dok PETJ)

”Kita yang diberikan kemampuan finansial cukup dan mampu beli barang bermerk, kenapa kita tidak berkontribusi membeli produk anak bangsa yang punya nilaI tambah dalam pemberdayaan sosial, ekonomi dan ramah lingkungan?” tambahnya.

Sementara itu dalam sesi tanya jawab, Christiana Streiff Siswijana di Zurich, Swiss, menanyakan faktor apa saja yang membuat Theo aktif semangat memberdayakan mantan pecandu narkoba meskipun sangat berat.

”Saya pernah jadi pecandu dan ditahan di Lapas. Saya tidak bisa mendampingi ketika ibu saya meninggal. Ini jadi pemicu saya untuk berbagi kemampuan mendampingi mereka yang membutuhkan uluran tangan,” ujar Theo.

Sedangkan Galuh Sekar Arum di Bogor, Indonesia, menanyakan tantangan mengelola mempekerjakan mantan napi narkoba.

”Mereka punya karakter khas sehingga perlu pendekatan khusus. Tidak bisa disamakan dengan pekerja biasa. Misalnya mereka tidak bisa bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, tidak berani menerima order jumlah besar dengan deadline ketat. Lebih cocok perempuan jadi manajer program mereka karena kalau sama-sama laki-laki bukannya beres, malah ribut. Kalau perempuan lebih bisa ngemong mereka,” tambahnya.

Lewat bincang online ini pula muncul ide-ide segar dalam rangka membantu UKM-UKM yang ada di Indonesia.

Salah satunya diungkapkan Latif Gau, di Rotterdam, pengusaha yang berpengalaman menjembatani kerja sama Indonesia dan Belanda, Ketua Departemen Ekonomi dan Investasi, PETJ. Ia menilai penting artinya untuk membuka peluang kerja sama antara UMKM di Indonesia dengan masyarakat Indonesia yang menetap di luar negeri, khususnya Eropa.

”Berjuang untuk orang-orang yang kita sayangi, memperjuangkan hak-hak mereka yang perlu bantuan,” kata Ari Manik, Ketua Umum PETJ menimpali.

Sebagai informasi, PETJ rutin menggelar ngobrol online Serius Santai, Bertukar Pengalaman, Berbagi Harapan (SARAPAN) untuk menyebarkan berita baik tentang individu, komunitas, lembaga yang terbukti beraksi nyata membangun Indonesia Maju di berbagai bidang kehidupan.

Selain itu juga membuka wawasan, memotivasi dan menginspirasi untuk berkontribusi positif mendorong Indonesia Maju. PETJ menghimpun masyarakat Indonesia di 19 negara di Eropa untuk mengawal pemerintahan yang sah mewujudkan Indonesia Maju dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. (*/Siaran Pers PETJ)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved