Israel Sukses Kembangkan Sistem Pertahanan Laser Udara, Ini Kemampuannya
Israel Sukses Kembangkan Sistem Pertahanan Laser Udara, Ini Kemampuannya
TRIBUNJOGJA.COM, TEL AVIV - Militer Israel terus mengembangkan sistem pertahanan canggih untuk mengantisipasi serangan udara.
Setelah menciptakan sistem pertahanan udara Iron Dome, kabar terbaru kembali datang dari Israel yang sukses melakukan uji coba senjata laser udara.
Senjata terbaru Israel ini berhasil menembak jatuh drone bersenjata dalam sejumlah uji coba yang dilakukan oleh militer pada Senin (21/6/2021) lalu.
Keberhasilan uji coba senjata laser udara ini merupakan tonggak bagi pengembangan sistem pertahanan bagi Israel.
Keberadaan sistem pertahanan laser udara ini akan melengkapi sistem pertahanan Iron Dome yang sudah digunakan sebelumnya.
Selama tes yang berlangsung seminggu terakhir, prototipe sistem laser berkekuatan tinggi yang dibawa pada pesawat sipil kecil berhasil mencegat beberapa UAV, kata Yaniv Rotem, kepala unit penelitian dan pengembangan Kementerian Pertahanan, menggunakan akronim untuk kendaraan udara tak berawak.
Sistem itu dapat menjatuhkan benda terbang apa pun, termasuk drone, mortir, roket, rudal balistik, kata Rotem, seraya menambahkan bahwa mereka berharap prototipe berfungsi dalam tiga hingga empat tahun ke depan.
Video yang dirilis Israel menunjukkan sistem laser di bagian belakang pesawat kecil, mengarahkan sinar energi ke drone uji coba, yang tampaknya melubangi dan membakarnya.
Tes laser udara ini berupa aksi mencegat drone dari jarak satu kilometer (3.280 kaki), tetapi begitu beroperasi, pengembang mengklaim bisa mencapai target sejauh 20 kilometer, kata Rotem dikutip dari AFP.
Lasernya, kata Rotem, menggunakan teknologi pertahanan udara Israel yang sudah bada untuk melacak dan mengunci targetnya, lalu menembakkan sinar laser 100 kilowatt yang akan menjatuhkannya.
Oren Sabag kepala Elbit System yang bekerja dengan Kementerian Pertahanan Israel soal laser, menyebut uji coba yang berhasil baru-baru ini sebagai tonggak penting dalam pengembangan produk.
Laser bertenaga listrik ini memberikan solusi yang jauh lebih murah untuk melengkapi pertahanan udara Israel.
Laser akan digunakan bersama Iron Dome jarak pendek Israel, serta sistem David's Sling jarak menengah, dan Arrow sistem intersepsi rudal ketinggian tertinggi Israel.
“Sistem laser akan menambah lapisan perlindungan baru pada jangkauan yang lebih besar dan dalam menghadapi berbagai ancaman – mengamankan negara Israel sambil menghemat biaya intersepsi,” kata Menteri Pertahanan Benny Gantz.
Baca juga: Remaja Palestina Ditembak Tentara Israel di Kepala, Sempat Dirawat di RS, tapi Akhirnya Tewas
Baca juga: Militer Israel Lancarkan Serangan Udara ke Wilayah Gaza, Buntut Peluncuran Balon Pembakar Palestina
Iron Dome

Sebelumnya, Israel melakukan agresi militer ke basis-basis Hamas di Jalur Gaza.
Serangan udara tersebut menewaskan masyarakat sipil baik itu perempuan maupun anak–anak. Terakhir, dalam serangan pada hari Minggu (18/11/2012) ini, serangan Israel disebut–sebut telah menewaskan hingga 45 orang warga Palestina di jalur gaza.
Berbagai kalangan menilai, serangan membabi buta yang dilancarkan Israel tak terlepas dari dukungan peralatan tempur yang memadai.
Pesawat tempur canggih, rudal pintar serta yang kini menjadi sorotan yakni sistem pertahanan rudal Israel yang disebut Iron Dome.
Sebagaimana dilansir NBCNews, sistem pertahanan rudal tersebut berfungsi sebagai penangkal rudal yang diluncurkan Hamas ke arah Tel Aviv.
Akun Twitter resmi militer Israel mengklaim bahwa sejauh ini alat tersebut telah berhasil melumpuhkan roket–roket yang diluncurkan Hamas.
Adapun, Iron Dome sendiri merupakan kependekan dari Dual Mission Counter Rocket, Artillery and Mortar and Very Short Ranghe Air Defense System.
Alat tersebut dikembangkan Rafael Advanced Defense System terhitung sejak tahun 2007 silam sejak ekskalasi konflik meningkat.
Menggunakan rudal bertenaga baterai, alat ini digadang–gadang sanggup melumpuhkan serangan roket udara.
Hal itu lantaran alat ini memiliki sensor sensitif yang mampu mengenali dan melumpuhkan ancaman roket jarak dekat dan jarak menengah.
Setidaknya terdapat tiga bagian inti sistem pertahanan rudal yang dipasang secara portable.
Pertama, sistem radar yang terus mengawasi kawasan udara dengan jangkauan hingga radius 40 mil persegi.
Segala benda tak dikenal yang melewati kawasan tersebut akan ditangkap oleh peralatan yang dipasang di sebuah truk pengendali.
Di sini, semua informasi diolah, untuk menentukan apakah akan melakukan penangkalan ataupun sebaliknya.
Jika keputusan pencegatan diambil, maka data ini akan segera dikirimkan ke unit interceptor, yang akan meneruskan perintah untuk meluncurkan misil penangkal rudal yang sudah diprogram sedemikian rupa sehingga sanggup mengenali ancaman tersebut.
Mereka mengklaim bisa meluncurkan rudal penangkal serangan dalam jumlah yang banyak sekaligus untuk mengantisipasi serangan roket yang lebih besar.
Tiap rudal yang diluncurkan Iron Dome, setidaknya menghabiskan anggaran sekitar USD 40 ribu.
Namun demikian, mereka menganggap, harga mahal itu sebanding dengan efektivitas yang ditunjukan sistem pertahanan rudal canggih ini.
Militer Israel bahkan mengklaim bahwa pihaknya berhasil melumpuhkan setidaknya 85 persen roket yang diluncurkan Hamas.
Selain itu, sistem pertahanan rudal ini juga sanggup mengenali arah roket yang datang.
Jika mengarah ke wilayah padat penduduk, maka skema pencegatan segera dilakukan.
Lain halnya ketika roket mengarah pada wilayah yang tidak didiami penduduk, biasanya dibiarkan begitu saja lantaran tidak menimbulkan kerusakan dan korban.
Pengembangan sistem pertahanan rudal ini, tak terlepas dari peran serta Amerika Serikat.
Pada awal pengembangannya, Obama bahkan memberikan USD 200 juta untuk pengembangan sistem pertahanan rudal ini. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Israel Makin Canggih, Kini Punya Laser untuk Tembak Jatuh Drone