Lebih Dekat Dengan Para Pelatih Asal Jerman, Penguasa Liga Champions Eropa

Tak ada keraguan lagi sekarang: Thomas Tuchel adalah salah satu pelatih terbaik di dunia.

Editor: ribut raharjo
David Ramos / POOL / AFP
Ekspresi Thomas Tuchel memenangkan pertandingan final Liga Champions UEFA antara Manchester City dan Chelsea FC di stadion Dragao di Porto pada 30 Mei 2021. 

TRIBUNJOGJA.COM - Tak ada keraguan lagi sekarang: Thomas Tuchel adalah salah satu pelatih terbaik di dunia.

Hanya empat bulan setelah ditunjuk menggantikan Frank Lampard, dia membawa Chelsea meraih trofi Liga Champions setelah mengalahkan Manchester City 1-0 di Stadion Do Dragao, Porto, Portugal, Minggu (30/5) dini hari.

Pelatih berusia 47 tahun ini datang saat kondisi The Blues sedang limbung. Oleng di posisi sembilan di klasemen sementara Liga Primer pada Januari, dengan tak seorang pun percaya mereka bisa lolos ke Liga Champions musim depan, apalagi bisa juara Liga Champions musim ini.

Tapi itulah yang dilakukan Tuchel. Dia mengasah lagi skuat bertabur bintang warisan Lampard. Memakai formasi 3-4-2-1 dengan mengoptimalkan lagi para pemain senior yang sempat ditinggalkan Lampard seperti N'Golo Kante, Cesar Azpilicueta, dan Marcos Alonso.

Dia pun memanfaatkan "koneksi Jerman yang ada di timnya. Mereka jadi tokoh sentral di area masing-masing. Di lini belakang ada Antonio Rudiger, sedang di lini depan ada Timo Werner, dan Kai Havertz.

Yang kedua terakhir ini dinilai gagal langsung nyetel di tim. Tapi, di final kemarin mereka tampil luar biasa.

Werner memang beberapa kali membuang peluang, tapi kecepatannya kerap mengacaukan pertahanan City.

Dan Havertz adalah sang pahlawan, dengan gol semata-wayangnya melewati kiper Ederson di menit ke-42.

Sang pelatih tampak larut dalam emosi usai peluit panjang berbunyi di Stadion Do Dragao kemarin.

"Segalanya melintas dengan cepat di kepala saya. Anak-anak saya ada di sekitar; istri saya, orang tua; nenek saya yang berusia 90 tahun sedang menonton di rumah. Memikirkan hal itu membuat saya menangis," katanya.

Tuchel telah meneruskan tradisi dominasi pelatih Jerman di Liga Champions. Pelatih berusia 47 tahun ini mengikuti apa yang dilakukan dua pelatih Jerman sebelumnya yang membawa tim asuhannya jadi kampiun: Jurgen Klopp (Liverpool 2019), dan Hansi Flick (Bayern 2020).

Sementara itu, era pelatih ikonik sebelumnya seperti Pep Guardiola (juara Liga Champions 2009, 2011), Jose Mourinho (2004, 2010), Carlo Ancelotti (2003, 2007, 2014), dan Zinedine Zidane (2016, 2017, 2018) ) tampaknya telah menyurut, jika tak dikatakan telah berakhir.

Zidane mengumumkan kepergiannya dari Madrid setelah beberapa kali mengalami kekecewaan; Ancelotti melatih tim Liga Premier Everton; Mourinho baru-baru ini bergabung dengan klub Italia AS Roma.

Everton, dan Roma masih jauh dari dipandang sebagai kandidat untuk memenangkan Liga Champions.

Tuchel tampaknya telah memicu era para pelatih baru menuju kejayaan. Dia meraih trofi internasional pertamanya setelah gagal di final musim lalu bersama Paris Saint Germain yang takluk dari Bayern Muenchen.

Dia tercatat menjadi pelatih pertama yang mencapai final dengan dua klub berbeda dalam waktu 24 bulan.

Mantan pelatih Mainz dan Dortmund itu masuk lingkaran elite pelatih kelas dunia asal Jerman setelah hanya 123 hari bertugas di Chelsea.

Kompatriotnya, Klopp pada musim lalu memenangkan kembali gelar liga pertama Liverpool sejak 30 tahun terakhir.

Musim ini, mantan pelatih Dortmund itu sempat terpuruk gara-gara gelombang cedera parah para pemain, namun berhasil bangkit untuk meraih tiket Liga Champions musim depan.

Sedang Flick menyulap Bayern menjadi tim fenomenal. Hanya dalam 19 bulan, dia membawa Die Rotten meraih tujuh gelar juara.

Flick juga menjadi satu-satunya pelatih yang memenangkan enam gelar dalam satu musim setelah Guardiola, yang melakukannya pada 2009 saat melatih Barcelona.

Flick telah menyiapkan suksesor hebat di Bayern: Julian Nagelsman. Sebelumnya, pelatih bertalenta tinggi berusia 33 tahun ini sukses membuat Leipzig jadi salah tim yang disegani. Flick sendiri meninggalkan Bayern untuk bergabung dengan tim nasional Jerman usai Euro 2020 nanti. (Tribun Network/den)

Dominasi Pelatih Jerman di Liga Champions
Jurgen Klopp (Liverpool 2019)
Hansi Flick (Bayern 2020).
Thomas Tuchel (Chelsea 2021)

Mentalitas Jerman
- Jupp Heynckes:
Kalah di final 2012
Menang final 2013

- Jurgen Klopp:
Kalah di final 2018
Menang final 2019

- Thomas Tuchel:
Kalah di final 2020
Menang di final 2021

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved