Sarihusada dan Instiper Yogyakarta Kembangkan Taman Kehati Eroniti di Ponjong Gunungkidul

Upaya tersebut dilakukan melalui pengembangan Taman Kehati Eroniti di Desa Karangasem, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul.

Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Ki-ka : Rektor Instiper, Lurah Karangsem, Ketua LPPM Instiper, Ka Pabrik SH Jogja Factory saat penandatanganan Piagam Komitmen Taman Kehati Eroniti 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Danone Specialized Nutrition Indonesia melalui PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) bekerjasama dengan Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta, berupaya menyelamatkan berbagai spesies tumbuhan asli lokal yang terancam kepunahan.

Upaya tersebut dilakukan melalui pengembangan Taman Kehati Eroniti di Desa Karangasem, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul.

Selain menjaga jenis-jenis langka tetap lestari, Taman Kehati Eroniti juga berfungsi sebagai penyedia nutrisi dan cadangan pangan bagi ekosistem sekitarnya.

Peresmian Taman Kehati Eroniti tersebut dilakukan secara virtual, dengan mengusung semangat Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia yang diperingati setiap 22 Mei.

Peresmian ini dihadiri Kepala Pabrik Sarihusada Yogyakarta Factory, Arif Sosiawan, Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial, KLHK, Ir. Asep Sugiharta, M.Sc, Kepala Dinas LHK DIY, Ir. Kuncoro Cahyo Aji, M.Si dan, Rektor Instiper Dr. Ir. Harsawardana, M.Eng, juga Lurah Karangasem Kapanewon Ponjong, Gunung Kidul, Maryanto, sebagai penerima manfaat.

Kepala Pabrik Sarihusada Yogyakarta Factory, Arif Sosiawan, mengatakan bahwa sebagai bagian dari Danone Specialized Nutrition di Indonesia, Sarihusada juga mewujudkan misi Danone, yaitu "One Planet, One Health." 

“Ketika bumi kita sehat, ia bisa menjadi tempat yang lebih baik bagi kehidupan untuk ditinggali. Maka dari itu, kami berkomitmen untuk membangun upaya yang dapat melestarikan planet yang sehat salah satunya dengan pelestarian Taman Kehati ini, sambil mendorong penerapan kebiasaan makan, pemenuhan nutrisi dan minum yang lebih sehat,” Kata Arif.

Sementara itu kaitannya dengan Pembangunan Nasional, Direktur Bina Pengelolaan ekosistem Esensial, KLHK, Ir. Asep Sugiharta, M.Sc, mengatakan langkah tersebut sebagai salah satu alternatif efektif untuk memulihkan ekosistem

 "Sifatnya yang renewable menjadi keunggulan keanekaragaman hayati untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan sebagai sumber daya yang penting bagi pembangunan nasional. Taman Keanekaragaman Hayati merupakan salah satu alternatif efektif untuk memulihkan ekosistem, meningkatkan keanekaragaman hayati lokal, dan mendukung konservasi flora dan fauna di luar kawasan hutan. Khusus di Gunung Sewu, Kabupaten Gunung Kidul yang berkarakter Karst, tentunya Taman Kehati ini memiliki keunikan tersendiri dalam penanganannya,” katanya.

Pada awal 2020, Danone SN bersama dengan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian STIPER (INSTIPER) Yogyakarta mengembangkan Taman Kehati Eroniti di Kawasan Karst yang terletak di Desa Karangasem, Kapanewon (Kecamatan) Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul.  

Berdasarkan penetapan kawasan konservasi bersama dengan warga, pemerintah desa dan Dinas Lingkungan dan Kehutanan Kabupaten Kabupaten Gunung Kidul, maka ditetapkan area taman Kehati merupakan tanah milik desa dengan luas 10 Hektar.

Dalam paparan tentang kehati, Dekan Dekan Fakultas Kehutanan INSTIPER, Ir. Sugeng Wahyudiono MP, menjelaskan bahwa nama Eroniti diambil dari salah satu dari 10 nama gunung  yang mengelilingi kawasan Gunung Kidul.

Gunung Eroniti memiliki arti yaitu melihat perjuangan, Eroniti berasal dari bahasa jawa yaitu “iron” berarti perjuangan dan “niti” berarti melihat.

Sehingga Eroniti dapat diartikan melihat perjuangan masyarakat desa untuk membangun kawasan wisata, hutan rakyat, serta berbagai goa yang berada di Kelurahan Karangasem.

“Taman Kehati Eroniti dibangun dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Selain menjadi tempat penelitian dan edukasi tentang keanekargaman hayati, di Taman Kehati ini masyarakat juga diberi kesempatan berpartisipasi ikut mengembangkan taman kehati, membangun obyek wisata berupa goa maupun wisata berbasis eco-wisata,” paparnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved