Roket Hamas Terobos Perisai Udara Israel, Inikah Kelemahan Sistem Pertahanan Udara Iron Dome?

Iron Dome memang disebut-sebut sebagai sistem pertahanan canggih dalam melindungi Israel dari serangan udara.

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
insider
Sistem Pertahanan Udara Israel Iron Dome 

TRIBUNJOGJA.COM - Pipa utama milik perusahaan energi Israel terkena serangan roket yang dilesatkan Hamas dari wilayah Gaza pada Selasa (11/5/2021) malam kemarin. Hal itu membuktikan bahwa sistem pertahanan udara Israel iron dome ternyata tak 100 persen mampu menangkis serangan roket.

Dalam konflik terburuk dalam tujuh tahun terakhir, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara ke Palestina. Sebagai balasannya, Palestina juga menembakkan ratusan roket selama sepekan ini.

Apa yang dimulai sebagai bentrokan sengit selama seminggu di Yerusalem telah meningkat pada Rabu (12/5/2021) menjadi konflik udara.

Adapun perisai udara Iron Dome memang disebut-sebut sebagai sistem pertahanan canggih dalam melindungi Israel dari serangan udara.

Media sosial pun dipenuhi dengan video-video sci-fi dari rudal pencegat bercahaya yang naik ke langit malam untuk menghancurkan roket yang masuk ke wilayah udara Israel.

Baca juga: 40 Orang Tewas! Pertempuran Udara dan Tembakan Roket antara Hamas dan Israel Meningkat

Komentar seperti " Star Wars " dan "invasi alien" memenuhi linimasa menggambarkan saat sistem pertahanan Iron Dome aktif.

Cara Kerja Iron Dome

Iron Dome sendiri dibuat oleh Rafael Advanced Defense Systems. Alat ini berhasil melakukan intersepsi pertamanya sepuluh tahun lalu.

Perusahaan mengklaim telah mencegat lebih dari 2.500 ancaman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 90%.

Baca juga: Israel-Palestina Saling Berbalas Serangan Roket, Ketegangan di Jalur Gaza Kembali Meningkat

Iron Dome terdiri dari serangkaian radar pendeteksi dan pelacakan, Manajemen Pertempuran berawak dan Pusat Kontrol Senjata dan unit penembakan rudal tak berawak.

Unit-unit tersebut tersebar, memungkinkan Iron Dome menutupi area maksimum.

Bagaimana cara kerjanya?

Radar mendeteksi dan melacak ketika ada beberapa proyektil yang masuk, kemudian Sistem Manajemen Pertempuran kemudian menentukan apakah setiap proyektil itu merupakan ancaman atau bukan.

Setelah itu sistem akan menetapkan roket pencegat.

Setiap peluncur membawa 20 rudal Tamir yang masing-masing beratnya sekitar 200 pon dan memiliki jangkauan lebih dari 40 kilometer. Harganya diperkirakan masing-masing antara $ 20.000 hingga $ 100.000.

Iron Dome sangat efektif, dan sebagian besar roket yang baru-baru ini ditembakkan oleh Hamas berhasil dicegat. Namun, beberapa berhasil lolos, dengan laporan lima orang Israel tewas dan puluhan lainnya terluka.

Roket Qassam

Salah satu nama asli yang diusulkan untuk Iron Dome adalah Anti-Qassam, Qassam adalah sebutan untuk roket yang dibuat oleh Hamas.

Roket ini memiliki desain yang tidak berubah. Roket diproduksi secara lokal, komponen utamanya adalah bodi, yang merupakan pipa baja atau aluminium panjang dengan sirip dilas di atasnya. Roket tersebut dilengkapi dengan hulu ledak bahan peledak buatan sendiri, dan detonatornya ditambahkan.

Roket Qassam tidak memiliki sistem pemandu, dan ditembakkan dari rangka logam sederhana, juga buatan sendiri.

Versi aslinya memiliki panjang sekitar enam kaki dan berat delapan puluh pon dengan hulu ledak delapan belas pon, tetapi hanya memiliki jangkauan dua mil.

Yang terbesar sekarang berbobot lebih dari seratus pon - masih cukup kecil untuk dipasang dan diluncurkan oleh dua orang - dan memiliki jangkauan lebih dari dua puluh mil.

Namun, bahkan ini jauh lebih kecil daripada rudal Tamir yang mencegatnya, dan harganya hanya beberapa ratus dolar.

Menurut berbagai ahli, Qassam umumnya ditembakkan dalam salvos. Roket ini dinilai tidak begitu akurat dan hanya bisa ditembakkan ke arah target secara umum.

Hulu ledak mentahnya pun tidak menimbulkan banyak kerusakan dibandingkan dengan senjata yang lebih modern. Efeknya terutama pada moral, memaksa target untuk mengganggu hidup mereka dan bersembunyi di tempat penampungan saat peringatan berbunyi.

Hamas juga memiliki persediaan roket Grad 122mm yang terbatas, jenis yang ditembakkan di tempat lain dari peluncur ganda yang dipasang di truk Rusia, dan perangkat keras militer impor lainnya. Ini juga ditembakkan secara individual dari tanah, bukan dari kendaraan.

Kelemahan Iron Dome

Iron Dome sebagian besar berhasil mencegah roket Hamas.

Tetapi ada kelemahannya yakni sistem ini memiliki 'titik jenuh' yang tinggi tetapi tidak diketahui jumlah maksimum roket yang dapat ditangani pada satu waktu.

Jika jumlah ini terlampaui, serangan roket berlebih akan lolos dari pencegatan.

Serangan baru-baru ini tampak seperti upaya untuk membanjiri sistem dengan lebih banyak roket daripada sebelumnya.

IDF mengklaim bahwa sekitar 850 roket telah ditembakkan sejak dimulainya eskalasi terbaru.

Selain itu, pasokan rudal Tamir terbatas, dan harganya mahal, sedangkan Hamas dilaporkan memiliki ribuan roket Qassam. dan senjata lainnya.

Terkadang Iron Dome meluncurkan dua rudal melawan satu roket untuk memastikan intersepsi.

Menurut studi RAND pada tahun 2016, efektivitas Iron Dome bahkan mungkin menjadi kelemahan strategis.

Lantaran serangan roket Hamas menyebabkan kerusakan yang sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan maupun dibandingkan dengan kekuatan iron dome dan qassam.

Mereka menyebutnya tidak proporsional.

Di sisi lain, ketergantungan pada Iron Dome sangat tinggi. Berarti jika gagal, maka pemerintah dianggap tidak membela rakyatnya. Dan hal itu menurut RAND akan memberikan konskuensi serius. (*/berbagai sumber)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved