KRI Nanggala 402 Tenggelam
Diduga Tenggalam di Kedalaman 850 Meter, Ini Dua Metode Evakuasi KRI Nanggala-402 dari Dasar Laut
Tim gabungan menyiapkan dua metode untuk evakuasi KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Utara Pulau Bali.
TRIBUNJOGJA.COM, DENPASAR -Tim gabungan menyiapkan dua metode untuk evakuasi KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Utara Pulau Bali.
KRI Nanggala-402 sendiri diduga tenggelam di kedalaman 850 meter.
Dua teknik evakuasi bangkai kapal KRI Nanggala-402 yakni diembus dan diangkat dengan menggunakan robot milik Singapura.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono.
"Kita tidak bisa melihat sampai bagaimana korban dari tadi yang disampaikan dengan hanya ini (bukti otentik) karena belum ketemu untuk salah satu korban, jadi kita tidak bisa menduga-duga seberapa kondisi korban dan sebagainya," katanya Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai Bali, Sabtu (14/4/2021).
"Harapan kita nanti dengan evakuasi baru bisa kita tentukan (kondisi awak kapal) karena tidak ada bukti serpihan dari korban sehingga kami tidak bisa menduga," katanya.
Yudo mengatakan, sejumlah teknik evakuasi telah direncanakan.
Teknis evakuasi ini sesuai standar The International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (Ismerlo).
Indonesia akan mendapatkan bantuan dari para negara yang tergabung dengan Ismerlo ini.
Metode diembus
Cara evakuasi pertama, menurut Yudo, adalah metode diembus.
Metode ini dilakukan dengan memasukkan selang pada pipa yang terdapat pada kapal selam yang mana akan mengangkat naik kapal selam tersebut.
"Jadi di kapal selam itu ada seperti pipa-pipa yang bisa dicelupkan dengan selam bungkus sehingga bisa naik," jelas Yudo.
Bantuan robot dari Singapura
Cara kedua dengan diangkat menggunakan robot. Cara ini bisa dilakukan oleh kapal milik Singapura, yakni MV Switf Rescue.
"Swift Rescue punya Singapura juga memiliki kapal selam mini sebagai robot, di bawah itu, untuk memasang peralatan," tambahnya.
Seperti diketahui, KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam di perairan utara Bali setelah sebelumnya hilang kontak sejak 21 April 2021.
Lokasi kapal menguat di titik adanya kemagnetan yang kuat dengan kedalaman 850 meter.
Baca juga: Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Laut Heri Oktavian Alumnus SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Baca juga: BREAKING NEWS : Kapal Selam KRI Nanggala-402 Resmi Dinyatakan Tenggelam, Ini Penjelasan Panglima TNI
Hadapi Resiko Tinggi
Yudo mengatakan tim mengalami kesulitan dalam pencarian hingga menghadapi risiko tinggi dalam proses evakuasi.
Namun demikian, pihaknya akan berupaya keras mencari KRI Nanggala dan awak kapalnya.
"Unsur-unsur kita yang melaksanakan pendeteksian dan unsur-unsur lain akan berusaha keras, karena kedalaman laut yang dideteksi adalah kedalaman 850 meter," kata Yudo dalam jumpa pers di Bali, Sabtu (24/4/2021).
Menurut ahli, laut utara Bali termasuk kategori palung dengan kedalaman 700 meter.
Semakin ke timur kedalaman bahkan bisa mencapai 1.300 meter.
Sedangkan kondisi arus laut relatif kuat dan memutar lantaran pengaruh arus global yang disebut Alindo atau arus laut kepulauan Indonesia.
Dengan kondisi tersebut, kata Yudo, tim dipastikan menghadapi kesulitan hingga risiko yang tinggi.
"Ini riskan dan memiliki kesulitan tinggi untuk ROV (Remotely Operated Vehicle) dan pengangkatan nantinya," ujar dia.
Dibantu negara lain
Dalam pencarian ini, TNI dibantu oleh militer negara lain seperti Australia, Singapura hingga Amerika Serikat.
"Untuk kapal-kapal yang memiliki peralatan seperti Singapura, dia memiliki alat yang bisa mencakup kedalaman 900-1000 meter. Kita tempatkan bersama KRI Rigel jika itu terbukti Nanggala, kita tindaklanjuti dengan peralatan yang dimiliki oleh Singapura," kata Yudo.
Peralatan dari Australia juga disiagakan untuk mendeteksi gerakan bawah air.
"Dari Australia ini juga ditempatkan dekat, mereka memiliki kemampuan untuk deteksi bawah air.
Namun hanya menemukan kontak sonar saja, ditindaklanjuti oleh KRI Rigel," ujar dia.
Dalam kesempatan itu, KSAL juga menyatakan status submiss (kapal selam hilang) ditingkatkan menjadi subsunk (kapal selam tenggelam).
"Kita isyaratkan dari submiss kita tingkatkan menjadi fase subsunk," ujar dia.
Tim kini siap untuk melakukan evakuasi terhadap awak kapal selam yang masih bisa ditemukan.
"Pada fase ini kita siapkan untuk evakuasi medis terhadap ABK yang masih kemungkianan ada yang selamat. Anggota yang selamat akan kita evakuasi baik ke Surabaya atau ke Banyuwangi," ujar KSAL.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KRI Nanggala-402 Terdeteksi di Kedalaman 850 Meter, TNI Siapkan Robot Penyelamat untuk Evakuasi