Art Culture

Pameran Daya Hidup Sebuah Refleksi Semangat Pantang Menyerah Para Seniman

Kondisi pandemi selama satu tahun lebih ini dirasakan berat dan menjemukan bagi para seniman. Tapi, mereka tetap menjaga semangat untuk berkarya.

Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Agus Wahyu
Pameran Daya Hidup Sebuah Refleksi Semangat Pantang Menyerah Para Seniman - pameran-daya-hidup.jpg
TRIBUNJOGJA.COM/HANIF SURYO NUGROHO
ART DISTRICT - Pameran 'Daya Hidup' di Galeri Museum dan Tanah Liat (MDTL), Kersan, Nitiprayan, Bantul.
Pameran Daya Hidup Sebuah Refleksi Semangat Pantang Menyerah Para Seniman - pameran-rupa.jpg
TRIBUNJOGJA.COM/HANIF SURYO NUGROHO
ART DISTRICT - Pameran 'Daya Hidup' di Galeri Museum dan Tanah Liat (MDTL), Kersan, Nitiprayan, Bantul.

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Praktik pembatasan sosial bagi sebagian besar masyarakat dirasakan berat dan menjemukan, karena berbagai aktivitas yang biasanya dilakukan di luar rumah diminimalkan. Keputusan berat tersebut terpaksa diambil pemerintah guna mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di seluruh Indonesia.

Hal ini tanpa terkecuali juga dirasakan para pegiat seni, di tengah segala keterbatasan gerak untuk bersosial mereka dituntut tetap produktif, menajamkan eksplorasi berkesenian. Pameran bertajuk 'Daya Hidup; yang digelar di Galeri Museum dan Tanah Liat (MDTL), Kersan, Nitiprayan, Bantul, merupakan bukti ketahanan dan kegigihan seniman Yogyakarta mengarungi lautan pandemi.

Pameran ini memamerkan karya 26 seniman berbagai rentang usia. Total ada 42 karya seni lukisan dan patung ini telah dibuka pada Sabtu (17/4) hingga Selasa (27/4/2021) mendatang.

Para seniman yang berpartisipasi di pameran ini, antara lain Agusti, Ali Efendi, Anjastama HP, AT Sitompul, Bestrizal Besta, Budi Ubrux, Diana Puspita Putri, Digie Sigit, Dipo Andy, Dodi Irwandi, Fatoni Makturodi, Gusmen Hariadi, Handiwirman Saputra, I Putu Adi Suanjaya (Kencut), Joko Sulistiono, Jumaldi Alfi, Justian Jafin Wibisono, Klowor Waldiyono, M Fadhlil Abdi, Nurohman, Oktaviyani, Ong Hari Wahyu, Ostheo Andre, Septian Adi Perdana, Sri Lestari Pujihastuti, dan Ugo Untoro. (*)

Selengkapnya dibaca di rubrik Art Culture Tribun Jogja Edisi Minggu (25 April 2021) halaman 06.

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved