Kabupaten Kulon Progo
Kehadiran Siswa Mepet Jadi Kendala Proses Skrining pada Uji Coba PTM Perdana di Kulon Progo
Dikmen Kulon Progo menemukan kendala setelah melakukan monitoring uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah percontohan.
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) Kulon Progo menemukan kendala setelah melakukan monitoring uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah percontohan yakni SMA N 1 Sentolo dan SMK N 2 Pengasih.
Satu di antara kendalanya terjadi penumpukan ketika proses tracing yang dilakukan oleh tim skrining sekolah.
Kepala Balai Dikmen Kulon Progo, Rudy Prakanto mengatakan penumpukan itu disebabkan kehadiran siswa yang terlalu mepet dengan jam masuk sekolah pukul 07.00 WIB.
"Karena siswa yang datangnya mepet menjadi menumpuk saat pengukuran suhu tubuh sehingga sedikit lama menunggu antrean," ucapnya saat dihubungi, Senin (19/4/2021).
Baca juga: Hari Ini, Siswa SMKN 2 Pengasih Kulon Progo Ikuti Uji Coba PTM Perdana
Untuk mengatasi kendala tersebut, kemudian dipecah untuk mempercepat dan memperlancar penumpukan jumlah anak di jam yang sama.
Sementara, untuk penerapan protokol kesehatan (prokes) yang lain sudah lancar.
Dalam proses pembelajarannya di dua sekolah percontohan tersebut menggunakan model yang berbeda.
Untuk di SMA N 1 Sentolo menggunakan model blended.
Yakni penggabungan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran dalam jaringan (daring).
Sehingga separuh siswa melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah selama seminggu dan siswa lainnya mengikuti pembelajaran secara daring di rumah dengan mata pelajaran (mapel) yang sama melalui live streaming YouTube.
Baca juga: Rencana Gelar Tatap Muka, Vaksinasi bagi Guru di Kulon Progo Bakal Dilakukan Akhir April Ini
Dengan begitu, guru tidak akan mengajar berkali-kali untuk mapel dan materi yang sama.
Sedangkan PTM di SMK N 2 Pengasih menggunakan model sif.
Sif pertama dimulai pukul 07.00 WIB dan Sif kedua pukul 12.20 WIB.
Sehingga hanya diisi separuh siswa dari total 36 siswa per kelas.
"Jadi satu meja satu kursi sehingga hanya diisi 18 siswa per kelas. Ketika kegiatan di bengkel juga sudah berjarak sesuai prokes," kata Rudy. ( Tribunjogja.com )