Warga Sleman 'Sulap' Limbah Plastik Jadi Kerajinan Cantik 

Limbah plastik bekas rumah tangga, seperti bungkus sabun cuci, mi instan, minyak goreng, maupun kresek biasanya dibuang begitu saja

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Ahmad Syarifudin
Ketua Bank Sampah Apel, Herlianti menunjukkan sebagian dari hasil kreasi yang terbuat dari limbah plastik. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Limbah plastik bekas rumah tangga, seperti bungkus sabun cuci, mi instan, minyak goreng, maupun kresek biasanya dibuang begitu saja di dalam tong sampah.

Namun, bagi sekelompok warga Sleman yang tergabung dalam Bank Sampah Apel (ayok peduli lingkungan), limbah plastik tersebut bisa disulap menjadi beragam kerajinan cantik. 

Ada tas, dompet, anyaman sachet, ecobrick, vas bunga, bros dan lain sebagainya. Mereka memilah sampah dari masyarakat, kemudian mengolahnya menjadi kerajinan.

Baca juga: Ini Tanggapan PT KCI Soal Oknum yang Menjual Instalasi Listrik KRL Yogyakarta-Solo

"Tujuan utamanya, kami ingin mengurangi sampah di masyarakat," ujar Ketua Bank Sampah Apel, Herlianti, kepada Tribun Jogja, tempo hari. 

Bank sampah apel yang beralamat di dusun Gempol, Perumahan Condongcatur, Depok, Sleman itu memiliki anggota sekitar 340 orang.

Mereka memilah dan menabung sampah an-organik. Sebagian sampah plastik lalu dimanfaatkan dengan cara dibuat menjadi kerajinan. Hal itu sudah berjalan sejak 2014 silam. 

Selain vas bunga, salah satu kerajinan yang paling menarik, adalah tas berbahan limbah sachet dan tas dari limbah kresek.

Sebelum dijelaskan, sekilas nyaris tidak diketahui, bahwa kedua produk tersebut terbuat dari limbah plastik.

Prosesnya, kata dia, cukup mudah. Mulanya, limbah kresek besar sisa bungkus barang dicuci. 

Baca juga: Persiapan ASPD, SMPN 4 Yogyakarta Gelar Simulasi Bersama Siswa

Setelah kering dan bersih, lima lembar kresek disatukan dengan cara disetrika. Langkah itu menurut dia membuat bahan baku dasar.

Setelah menempel lalu dijahit.

"Mau dibuat apa saja bisa. Mau dibuat dompet bisa, dibuat tas juga bisa," kata Herlianti. 

Perempuan berusia 69 tahun itu mengatakan, sebagian produk hasil kerajinan sering diikutkan dalam pameran.

Menurutnya, selain mengurangi sampah, Bank sampah Apel juga berupaya memberikan edukasi agar peduli terhadap lingkungan.

Tak heran, selama ini Bank Sampah Apel sering menjadi jujugan sejumlah tamu dari luar daerah.

"Beberapa daerah sering berkunjung, seperti Lampung, Kalimatan, Jawa timur, Semarang, dan banyak lagi," tutur dia. (Rif)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved