Human Interest Story

Kisah DS Selamatkan Kucing Terlantar di Petshop Sleman, Debat Kusir dengan Pemilik Selama 1,5 Jam

1 jam perdebatan itu masih diwarnai dengan kekagetan DS ketika ia tahu ada tiga kucing lainnya di dalam. Total, ada empat kucing terlantar

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Istimewa
DS dan kucing yang ia selamatkan. Keempat kucingnya sempat terjerembab di tempat yang gelap dan kotor di petshop Condongcatur, Sleman. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Media sosial bisa memberikan keajaiban kepada siapa saja yang mau menggunakannya untuk menebar kebaikan.

Jumat (12/3/2021) lalu, media sosial digegerkan dengan penemuan satu kucing terlantar yang diduga terkurung di dalam petshop tidak berpenghuni di area Condongcatur, Sleman.

Banyak netizen yang bersimpati dan hendak menyelamatkannya. Namun, apa daya tangan tak sampai. 

Sebagian besar dari mereka tidak berada di Yogyakarta atau tidak sanggup untuk menyelamatkan kucing seorang diri.

Dari unggahan itu, terlihat satu kucing tanpa bulu yang terlihat kurus. Bentuk tulangnya tercetak jelas di warna kulit yang cerah.

Dia seperti meringkuk, menggigil menghadapi cuaca dingin di Yogyakarta yang tidak menentu.

Kandangnya yang besar tidak terlihat dari luar karena jendela yang kotor.

Keadaan itu mengetuk hati DS, begitu ia kerap disapa. Pasca melihat unggahan yang viral, DS lantas memacu kendaraannya menuju area Condongcatur.

Baca juga: Bupati Sunaryanta Sambangi Sejumlah Gereja di Gunungkidul

Niatnya hanya satu, menengok keberadaan kucing itu.

“Kebetulan, saya sedang berada di area Jakal bawah. Kan dekat kalau ke Condongcatur. Saya langsung kesana saja sama istri kalau bisa mau menyelamatkan sekalian,” paparnya kepada Tribun Jogja, Senin (15/3/2021).

Ekspektasi memang sering tidak sama dengan realita. Begitupula dengan yang dialami DS.

Ia memiliki ekspektasi, dirinya bakal membobol petshop tersebut. Sebab, menurut kabar beredar, petshop tidak beroperasi sejak pandemi.

Maka, DS sudah menyiapkan mental jika nanti ada orang menuntutnya. 

Dalam batin DS, ia ingin merusak saja jendela petshop itu dan meninggalkan nomor HP apabila ada yang meminta pertanggung jawaban.

“Nah, saya juga sudah mikir bakal bobol saja petshopnya, taruh nomor HP dan langsung selamatkan kucing. Saya siap diminta pertanggung jawaban,” ucapnya.

Harapan DS juga, toko itu tidak ada orang. Akan tetapi, kenyataan berkata lain.

Pemilik petshop ternyata tinggal di tempat yang sama dengan hewan peliharaannya.

Realita semakin jauh berbeda tatkala ia bertemu tiga orang lain sedang mengunjungi petshop tersebut saat itu.

“Ternyata ada tiga orang yang sudah di situ dan ada pemiliknya. Jadi petshopnya enggak kosong kaya pikiran saya. Tiga orang itu, satu yang biasa selamatkan kucing, kedua lainnya mungkin dari Facebook. Kami semua menunggu pemilik,” bebernya.

Mereka pun menunggu cukup lama hingga pemilik keluar. Tanpa basa-basi, DS segera mengutarakan niatnya datang ke petshop tersebut.

Dia dan tiga orang lain ingin menyelamatkan kucing kurus itu.

Sayang, tidak ada gayung bersambut kali ini. Semua alasan mereka ditolak oleh si pemilik kucing.

Padahal, keadaan kucing itu cukup gawat. Tidak ada binar-binar kehidupan dari matanya. Kucing itu malnutrisi, begitu duga DS.

“Ya, saya dan yang lain itu debat alot juga selama 1 jam awalnya. Alasan si bapak gak mau kasih ke kami macam-macam. Katanya, dia tidak punya teman, itu bukan hewan peliharaan dia dan kucingnya takut ketemu orang,” kata DS lagi.

Saking panjangnya perdebatan, satu dari relawan penyelamat itu sudah pulang duluan karena jengkel. Dua di antaranya tidak melanjutkan perdebatan.

Otomatis, hanya DS seorang yang harus meyakinkan pemilik hewan peliharaan ini untuk menyerahkan kucing kepadanya.

1 jam perdebatan itu masih diwarnai dengan kekagetan DS ketika ia tahu ada tiga kucing lainnya di dalam.

Total, ada empat kucing terlantar yang ada di petshop tersebut.

Dua di antaranya mengidap malnutrisi.

“Saya meyakinkan bapaknya. Saya tahu rasanya kehilangan teman, hewan peliharaan gitu. Jadi saya yakinkan si bapak kalau saya tidak adopsi, tapi mau merawat. Langsung saya panggilkan ambulans saja dari Klinik Hewan Jogja. Biar dia yakin,” ungkapnya mengenang masa melelahkan.

Ternyata, ambulans datang pun tidak lantas meluluhkan hati pemilik. Dua kucing yang terlihat sehat tidak dilepas olehnya.

DS harus berdebat lagi. Kali ini setengah jam saja. Energinya terkuras banyak meladeni perdebatan yang hampir tidak berujung.

Jurus-jurus negosiasi pun sudah DS lontarkan agar ada secercah harapan dua kucing lain bisa dibawa.

Ternyata, berhasil.

Perdebatan alot itu kemudian diakhiri dengan si bapak ikhlas melepas empat anak-anak bulunya kepada DS untuk dirawat.

“Sampai sekarang, saya juga masih kontak dengan bapaknya. Saya tanggung jawab betul dengan ini karena sudah niat mau bantu,” ucap DS.

Dugaan DS tidak meleset. Empat kucing itu pasti sakit karena jarang makan.

Dua di antaranya, yang dia beri nama C dan D hanya berbobot sekitar 1,8 - 1,9 kg saja.

Diagnosanya juga hampir mirip.

Kucing C dan D, selain malnutrisi juga mengidap dermatomikosis, earmites, dan konjungtivitis.

Sementara, dua kucing yang cukup sehat, A dan B memiliki berat 3,2 kg - 3,95 kg dengan kutu dan jamur di badan.

“Saya enggak tahu kenapa bisa sampai keadaannya parah banget. Kondisi si bapak ini cukup memprihatinkan. Dia tidur dan tinggal di tempat yang kotor dan tidak ada kamar mandi di ruko itu. Hanya ruangan kecil dengan bau menyengat,” ungkapnya detail.

Baca juga: Komisi A DPRD DIY Dorong Percepatan Vaksinasi Covid-19 di DI Yogyakarta

Tidak Buka Adopsi

Doa-doa baik terlihat mengalir dari bibir warganet terhadap DS.

Bagi mereka, DS adalah pahlawan tanpa tanda jasa menyelamatkan empat kucing terlantar.

Media sosial yang dimiliki DS dibanjiri harapan dan puja-puji warganet yang mengetahui kasus tersebut.

Bahkan, sebagian besar dari mereka meminta agar DS mengadopsi kucing-kucing itu.

Jika tidak, ada banyak dari mereka yang ingin mengadopsi mereka.

“Banyak sih kalau yang mau adopsi, tapi saya sudah janji sama bapaknya kalau saya tidak adopsi atau mengambil. Saya pun jawan ke teman-teman, pikiran saya belum sampai situ,” ucapnya.

Bagi DS, prioritas terpenting adalah A, B, C dan D bisa kembali sehat dan beraktivitas seperti kucing pada umumnya.

“Nanti bisa saya sampaikan ke bapaknya bagaimana. Nego saja. Yang pasti, mereka sehat dulu,” tukas DS mengakhiri percakapan. (ard)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved