Paguyuban Wargo Laras

Kisah Haru Grup Wargo Laras, Bangkit Lagi Demi Dalang Ki Seno Nugroho, Begini Ceritanya

Kisah Haru Grup Wargo Laras, Bangkit Lagi Demi Dalang Ki Seno Nugroho, Begini Ceritanya

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yudha Kristiawan
Tribun Jogja/ Yudha Kristiawan
grup Wargo Laras di acara doa bersama peringatan 7 hari meninggalnya Ki Seno Nugroho, Senin (9/11/2020) malam 

TRIBUNJOGJA.COM -  Paguyuban Wargo Laras hingga saat ini masih terus melanjutkan kiprah almarhum Dalang Ki Seno Nugroho.

Selepas kepergian Ki Seno, Paguyuban Wargo Laras yang sudah dibentuk sejak masa Ki Suparman, ayah Ki Seno, masih hidup, memang tak dipungkiri sempat merasakan kehilangan nahkoda.

Kehilangan, Itulah salah satu kata yang keluar dari mulut Gunawan Widagdo, salah satu tim Paguyuban Wargo Laras.

Sejak tahun 2019, Gunawan setia menjadi tim paguyuban yang mengurus bagian pekerjaan.

Hal-hal tentang order, job dan jadwal pentas berada di tangannya. Tidak heran, ia hapal setiap pertunjukan Paguyuban Wargo Laras.

Baca juga: SINOPSIS IKATAN CINTA Nanti Malam Jumat 26 Februari : Stop ELsa ! Jangan Tambah Daftar Kejahatanmu

Baca juga: Kisah Ibu di Surabaya Nekat Terobos Kobaran Api demi Selamatkan Anaknya, Keduanya Akhirnya Meninggal

Baca juga: Chelsea vs MU - Prediksi Skor, H2H, Formasi Line Up, Siaran Streaming Liga Inggris di Mola Tv NET TV

Paguyuban Wargo Laras yang tetap bersama untuk berkarya melanjutkan warisan Ki Seno Nugroho
Paguyuban Wargo Laras yang tetap bersama untuk berkarya melanjutkan warisan Ki Seno Nugroho (TRIBUNJOGJA.COM / Ardhike Indah)

Selama ini, ia dan Paguyuban Wargo Laras yang selalu mengiringi sering menonton karya Ki Seno Nugroho, baik di YouTube maupun koleksi pribadi.

“Kami sudah merasa terobati hanya dengan melihat aksi beliau di depan wayang. Mau bagaimana lagi, beliau tidak bisa kembali,” bebernya.

Bagi anggota Wargo Laras, Ki Seno adalah kemudi untuk para awak kabin.

“Ibaratnya, kami ini mobil. Mau berhenti atau ganti supir? Ya, bagaimanapun agar tetap bisa jalan harus ganti kemudi kan,” tambah Gunawan lagi.

Kemudi tersebut memang diganti. Paguyuban Wargo Laras tetap berjalan sebagaimana mestinya untuk menyambung hidup dan melanjutkan warisan Ki Seno Nugroho.

Mulai tahun 2021 ini, mereka sudah mementaskan lagi wayang climen yang biasa dibawakan Ki Seno.

Selain bisa melestarikan budaya, wayang climen juga metode yang tepat dilakukan di tengah pandemi virus corona.

Baca juga: Berdoa di Hari Jumat Setelah Ashar, Salah Satu Waktu Mustajab Untuk Memanjatkan Doa

Baca juga: MOTOGP 2021 - Jadwal Terbaru, Prediksi & Channel TV Trans7: Pengamat Bicara Peluang Valentino Rossi

Baca juga: Baca Surat Al Kahfi di Hari Jumat, Berikut Arab Latin dan Terjemahan Ayat 1-10

Suasana di Pendopo Tunggul Pawenang, Sedayu, Bantul, saat memperingati 100 hari meninggalnya Ki Seno Nugroho
Suasana di Pendopo Tunggul Pawenang, Sedayu, Bantul, saat memperingati 100 hari meninggalnya Ki Seno Nugroho (TRIBUNJOGJA.COM / Ardhike Indah)

Wayang Climen bukanlah jenis wayang seperti wayang kulit, wayang golek atau wayang orang.

Namun, itu adalah pertunjukan wayang kulit yang didesain dengan sangat simple, minimalis dan sederhana.

“Dari situ, kami juga mendapat pemasukan lagi,” tuturnya.

Mulai pertengahan hingga akhir Februari 2021, Paguyuban Wargo Laras sudah penuh jadwal pertunjukan via daring.

Memang, kini satu-satunya jalan untuk tetap berkarya adalah memanfaatkan teknologi YouTube dan media sosial lain.

Mereka tetap bersama untuk melanjutkan karya sembari menggembleng Ki Gadhing Pawukir dan Ki Gadhang Prasetyo untuk jadi penerus Ki Seno Nugroho.

“Sejak dulu, Pak Seno selalu meminta kami berkarya. Siapapun yang punya dasar mendalang ya berkarya. Ada Ki Geter, Ki Sigit, Ki Haryo dan masih banyak. Jadi kami akan tetap berkarya,” tandas Gunawan. ( Tribunjogja.com | Tsf | Ard | Tro )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved