Sport
Lebih Dekat dengan Prima Wisnu Wardana, Atlet Panahan DIY Peraih Medali Emas di Sea Games 2017
Prima Wisnu Wardana membangun klub panahan bernama Prima Wisnu Generation (PWG) yang berdiri sejak akhir 2020 lalu.
Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kontingen panahan DIY menjadi favorit untuk mendulang medali emas di PON XX Papua, Oktober 2021 mendatang.
Lima dari 16 atlet pelatda panahan DIY adalah atlet yang pernah mengikuti pelatnas untuk SEA Games dan Asian Games.
Satu di antaranya Prima Wisnu Wardana dari nomor compound putra, yang pernah mendapat medali emas di Sea Games 2017, dan perunggu di SEA Games 2019.
Kali ini Prima terlihat sedang mengikuti puslatda panahan DIY di Lapangan Sewon, Bantul.
Persiapan dilakukan Prima dan kawan-kawan sudah dimulai sejak Oktober 2020 lalu.
Baca juga: Atlet Panahan Paralimpik DIY Kembali Berlatih, Persiapan Hadapi Peparnas 2021 di Papua
Prima bercerita kepada Tribunjogja.com bagaimana persiapan dirinya menyongsong kejuaraan olahraga multievent besok.
"Latihan buat pelatda itu biasanya Sabtu sama Minggu, nanti menjelang dua bulan ke hari H biasanya ditambah," katanya, Kamis (25/2/2021).
Prima dan kolega akan berlatih selama delapan jam sehari, mulai dari pukul 08.00 hingga 16.00, dengan waktu istirahat sekitar satu jam di waktu siang.
Namun, di samping ia berlatih bersama dengan atlet lain, Prima mengaku sering menambah porsi latihan sendiri di lahan kosong daerah Wirosaban.
Upaya tersebut dilakukannya sebagai bentuk keseriusan dalam meraih ambisinya meraih medali, pada setiap kompetisi yang dihadapinya.
"Setiap hari saya tambah jam latihan sendiri," tegasnya.
Selain berlatih menembakan anak panah, Prima juga kerap melatih tubuhnya dengan mengikuti gym.
"Fisik penting juga buat daya tahan tubuh, biar gak mudah cedera juga," imbuhnya.
Ia mengatakan juga sering belajar bagaimana cara busurnya bisa digunakan dengan baik, karena busur yang dipakainya merupakan teknologi yang dapat disiasati untuk mendukung performanya.
Baca juga: Panahan Kontingen DIY Akan Try Out Bulan Maret Besok
Mulai Tertarik dengan Panahan
Prima tidak menyangka, jika dirinya akan menjadi atlet panahan hingga saat ini.
Awalnya ia hanya diminta untuk mengikuti latihan panahan oleh gurunya sewaktu masih berseragam Sekolah Dasar (SD).
Ketertarikannya mulai meningkat saat mendapat juara di tingkat junior, di nomor standar bow.
Merasa belum puas, Prima berpindah ke nomor compound pada tahun 2012 saat dirinya sudah berada di SMA.
"Nah waktu itu saya sering tanya-tanya ke senior yang sudah lama di compound, belajar lagi soal teknik," kata pria asli Yogyakarta itu.
Akhirnya pembuktian dari kerja kerasnya selama dua tahun, pada 2014, Prima mendapat medali di Kejuaraan Nasional yang dilaksanakan di Palembang.
Motivasi tersebut semakin menggugahnya untuk terus berkembang, di tahun-tahun setelahnya ia berhasil meraih beberapa kejuaraan bergengsi.
Tapi kisah pahit juga pernah dialami Prima saat dirinya dicoret ketika mengikuti pelatnas pada tahun 2015.
Setelah mengikuti latihan selama tiga bulan, Prima harus berpasrah karena dicoret dari pemusatan latihan.
Ceritanya pendek saja, meski ia melihat ada kejanggalan soal pencoretan itu, pemikirannya meneguhkan bila dirinya masih belum bisa bersaing merebut tempat di pelatnas.
"Ya mungkin skorku gak naik waktu itu, tapi terus saya gak mutung, saya tambah lagi porsi latihannya waktu sampai ke Yogya," ucap Prima.
Baca juga: Puslatda Panahan DIY Tetapkan 16 Atlet untuk Ikut PON XX Papua 2021
Kuliah dan Panahan
Awalnya Prima hampir tidak akan melanjutkan studinya ke jenjang universitas, karena keuangan keluarganya saat itu sedang sulit.
"Alhamdulillah saya dapat beasiswa Bidikmisi di PJKR UNY," kata Prima.
Semangat terus berlatih pun tidak pernah padam pada dirinya, itulah satu di antara bentuk syukur yang ditanamkan Prima atas segala yang dicapainya hingga sekarang.
Prima harus rela membagi waktu kuliah dengan latihan di waktu senggang, waktu istirahat baginya hanya di waktu malam.
Selebihnya, jika matahari masih terlihat, anak panah akan terus ditembakkan Prima ke titik kuning.
"Kalau ada waktu istirahat kuliah, saya pakai latihan, waktu kuliah dikosongkan, saya latihan juga," katanya
Sekian tahun berlalu, perekonomian keluarga Prima mulai terangkat, dan sebagai bentuk rasa syukur, ia kemudian membangun klub panahan bernama Prima Wisnu Generation (PWG) yang berdiri sejak akhir 2020 lalu.
"Ya nama klubnya itu anak-anak sendirinya yang kasih," jelasnya sambil tertawa.
Kini, berkat ketekunannya dalam panahan, Prima sudah diangkat sebagai PNS di Kemenpora.( Tribunjogja.com )