SSB Baturetno Bantul Tetap Gelar Latihan Rutin Demi Jaga Kondisi Siswanya
Pelatih ingin semua anak-anak yang tergabung di sana dapat terus mengembangkan kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar.
Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Sekolah Sepak Bola (SSB) Baturetno, Bantul tetap mengadakan latihan rutin untuk menjaga kondisi anak-anak di tengah kebijakan PSTKM Pemerintah Daerah (Pemda) DIY.
Hal ini disampaikan langsung oleh pelatih U14 SSB Baturetno, Andri Sujatmiko.
Ia ingin semua anak-anak yang tergabung di sana dapat terus mengembangkan kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar.
"Kita adakan latihan ini juga untuk tingkatkam imun tubuh anak," ujarnya saat ditemui Tribun Jogja di tengah sesi latihan.
Pria yang telah mendapat lisensi C AFC ini menambahkan, jika kondisi kahar pandemi Covid-19 ini berimbas pada SSB yang dilatihnya.
Kebijakan PSTKM yang diperpanjang membuat pihak SSB bingung menentukan jadwal, di samping itu menyangkan jika latihan tidak digelar, akan berbuntut pada menurunnya performa dari setiap siswanya.
"Anak-anak di rumah itu setiap hari sudah bergelut dengan handphonenya, latihan bisa buat mereka refreshing, coba kalau pulang ke rumah sekarang, pasti pegang handphone lagi," katanya.
Latihan ini digelar oleh pihak SSB juga tetap memerhatikan protokol kesehatan, jika ada anak yang sakit, diminta untuk tidak hadir di lapangan.
Hingga kini, SSB Baturetno memiliki sekitar 500 siswa, terdiri dari beberapa kelompok umur, mulai kelahiran tahun 2002 hingga 2013.
Setiap latihan dibagi dalam tiga lapangan berbeda, Lapangan Wiyoro, Lapangan Paskhas, Lapangan Jambidan, Lapangan Bawuran.
Selanjutnya, Andri juga berharap agar situasi pandemi saat ini segera selesai, pasalnya anak-anak di SSB butuh kompetisi dan latih tanding, supaya mendapat jam terbang dan pengalaman untuk menapaki jenjang selanjutnya sebagai pesepakbola.
"Kita itu butuh kompetisi dan sparing untuk hilangkan kejenuhan," ucapnya.
Tribun Jogja memantau langsung sesi latihan di lapangan, terlihat beberapa orang tua wali dan warga sekitar ikut menonton.
Mereka beberapa kali terdengar menyahut senang, adapun yang kecewa lantaran melihat seorang anak yang gagal memasukan bola pada sesi gim.
"Biasanya memang suka ada yang nonton, bagi mereka ini juga hiburan lihat anak-anak main bola," pungkas Andri.(*)