Kumpulan Doa
Syair Al I'tiraf, Doa Abu Nawas untuk Memohon Ampunan Tuhan
Menjelang akhir hayatnya, Abu Nawas membuat syair yang dikenal dengan nama "Al I'tiraf," yang berarti sebuah pengakuan.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Rina Eviana
Tribunjogja.com - Al I'tiraf (pengakuan) adalah doa Abu Nawas untuk merayu Tuhan.
Syair tersebut diciptakan oleh Abu Nawas, seorang pujangga Arab yang bernama asli Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakami.
Abu Nawas merupakan penyair terbesar sastra Arab klasik yang digambarkan sebagai sosok yang bijaksana dan jenaka.

Menjelang akhir hayatnya, Abu Nawas membuat syair yang dikenal dengan nama "Al I'tiraf," yang berarti sebuah pengakuan.
Syair tersebut kini dijadikan lagu yang dibawakan oleh berbagai musisi.
Berikut syair Al i'tiraf, latin dan artinya:
اِلَهِى لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ اَهْلًا # وَلَا اَقْوَى عَلَى النَّاِر الْجَحِيمِ
Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi
Wahai Tuhanku, hamba tak pantas menjadi penghuni syurga.
Namun, hamba pun tak sanggup menjadi penghuni neraka.
فَهَبْ لِى تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبِي # فَإِنَّكَ غَافِرُ الذُنُوْبِ العَظِيْمِ
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi
Terimalah tobat-tobat hamba dan ampunilah dosa-dosa hamba.
Sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun atas segala dosa yang hamba perbuat.
ذُنُوْبِى مِثْلُ اَعْدَادِ الرِّمَالِ # فَهَبْ لِي تَوْبَةً يَا ذَا الْجَلَالِ
Dzunuubii mitslu a’daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali
Baca juga: Tata Cara Shalat Dhuha Berjamaah Lengkap dengan Tata Cara dan Doa
Dosa-dosa hamba bagaikan tumpukan pasir.
Terimalah tobat hamba, wahai yang Maha Mulia.
وَ عُمْرِى نَاقِصٌ فِي كُلِّ يَوْمٍ # وَ ذَنْبِي زَائِدٌ كَيْفَ اخْتِمَالىِ
Wa ‘umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
Sementara umur hamba kian hari kian berkurang.
Dan dosa hamba kian bertambah, bagaimana mungkin hamba mampu memikulnya.
إِلَهِى عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ # مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
Ilaahii ‘abdukal ‘aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da’aaka
Wahai tuhanku, hamba-Mu yang penuh dengan dosa ini, kini menghadap-Mu memohon ampunan.
فَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَاكَ اَهْلٌ # وَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُوْ سِوَاكَ
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka
Jika Engkau mengampuni, pantaslah karna Engkau maha pengampun.
Namun, jika Engkau menolak permohonan hamba, kepada siapa hamba berharap selain Engkau.(*)