Potensi Erupsi Gunung Merapi
Jumlah Pengungsi di Sleman Bertambah Setelah Terjadi Peningkatan Aktivitas Gunung Merapi
Tidak hanya di daerah Sleman, warga di Dusun Babadan 1 juga kembali ke tempat pengungsian setelah terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Gunung Merapi menunjukkan peningkatan aktivitas. Jumlah warga yang mengungsi ke barak pengungsian Glagaharjo Cangkringan Kabupaten Sleman pun mulai bertambah.
Tidak hanya di daerah Sleman, warga di Dusun Babadan 1 juga kembali ke tempat pengungsian di Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, setelah terjadi guguran material vulkanik Gunung Merapi pada Selasa 5 Januari 2021.
Penambahan jumlah pengungsi tampak di Sleman, yang semula rata-rata 220 jiwa kini menjadi 324 warga.
Dikabarkan bahwa jumlah pengungsi Gunung Merapi di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman bertambah.
Penambahan jumlah pengungsi ini karena adanya peningkatan aktivitas Gunung Merapi.
"Per tadi malam jumlahnya 324 yang di sini," ujar Lurah Glagaharjo Suroto saat ditemui di barak pengungsian, Selasa (5/1/2021).
Suroto menyampaikan, penambahan jumlah pengungsi ini berasal dari kelompok rentan warga Kalitengah Lor.
Sebab, Kalitengah Lor berada di radius bahaya Gunung Merapi.
"Iya bertambah, sebelumnya rata-rata naik turun 220 jiwa," ungkapnya.
Mereka yang mengungsi ini memang belum turun sejak awal status Gunung Merapi Siaga.
"Susulan terakhir ini kan warga masyarakat yang dari awal siaga itu mereka belum mau turun. Mungkin alasan, mau turun tapi kalau mau pulang cari rumput tidak ada kendaraan, tapi sekarang sudah mau turun," urainya.
Terkait dengan kebutuhan warga tersebut, pihaknya menyiapkan fasilitas kendaraan.
Nantinya, kendaraan ini digunakan untuk mencari rumput.
"Fasilitas kita kasih, untuk posisi pagi sampai siang untuk bisa cari rumput di atas," tegasnya.
Secara umum kesehatan para pengungsi cukup baik. Mereka juga merasa nyaman dengan pelayanan di barak pengungsian.
"Saya kemarin keliling dan mereka nyaman, artinya nyaman dalam kita melayani. Tapi mbah-mbah itu bilangnya cuman satu, pengen pulang dan pertanyaan itu kita jawab dengan memberi penjelasan," tuturnya.(kompas.com)
Warga Babadan kembali ke pengungsian

Warga Dusun Babadan 1, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang kembali mengungsi di Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Selasa (5/1/2021).
Mereka kembali ke pengungsian setelah terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi.
Berdasarkan pantauan, para pengungsi yang merupakan kelompok rentan baik lansia, ibu hamil, ibu menyusui, disabilitas,
dan anak-anak diantar menggunakan kendaraan oleh para petugas gabungan dari Kodim 0705/Magelang, BPBD Kabupaten Magelang, relawan dan warga.
Begitu sampai di tempat pengungsian, mereka langsung menempati bilik yang dulu mereka tempati.
Sementara pihak desa, relawan, BPBD senantiasa memfasilitasi kebutuhan mereka di tempat pengungsian.
Kurang lebih ada 124 warga yang kembali ke tempat pengungsian, Selasa (5/1/2021) siang tadi.
Koordinator Pengungsi Dusun Babadan 1, Wahyudi, mengatakan, warga kembali ke tempat pengungsian karena aktivitas Gunung Merapi yang meningkat.
Sesuai anjuran dari pemerintah, mereka menuruti imbauan untuk mengungsi ke tempat yang aman.
"Saat kita pulang kemarin, terjadi penurunan aktivitas. Sementara saat ini aktivitas meningkat. Pemerintah mengimbau untuk kembali ke TEA. Kami mengikuti anjuran dari pemerintah untuk mengungsi ke tempat evakuasi akhir," katanya di TEA Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Selasa (5/1/2021).
Wahyudi mengatakan, warga sudah biasa mendengar suara gemuruh, tetapi suara tersebut semakin sering, sehingga mereka merasa was-was akan hal tersebut.
Jadilah mereka mengungsi ke tempat yang aman. Meski belum semuanya, kelompok rentan yang jadi prioritas.
“Kalau malamnya, setiap hari, kita merasakan suara gemuruh atau guguran. Sepulang dari pengungsian, ada kenaikan suara gemuruh dan intensitasnya lebih sering,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Agus Firmansah, menuturkan, para pengungsi kembali mengungsi ke TEA Banyurojo, Selasa (5/1/2021).
Ini adalah kali kedua kedatangan mereka, setelah sebelumnya pada Senin (14/12/2020) lalu, mereka pulang sementara.
Ia mengatakan, BPPTKG menjelaskan bahwa aktivitas Gunung Merapi semakin meningkat, sehingga warga mau kembali ke tempat pengungsian di Banyurojo.
“Kedatangan pengungsi ini kedua kali. Mereka pulang pada tanggal 14 Desember untuk pulang sementara. dengan kurun waktu 20 hari. Kami mengundang BPPTKG untuk menjelaskan kondisi Merapi saat ini. Penjelasan BPPTKG kondisi Merapi bukan membaik, tapi semakin meningkat aktivitasnya. Untuk itu, mereka mau kembali ke TEA Banyurojo,” ujarnya.
(*/ rfk/ Tribun Jogja /kompas.com)