Bisnis

Balai Besar Kerajinan dan Batik Gelar Sharing Session Tren Warna & Motif Batik 2021

Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat daya saing industri kerajinan dan batik di masa pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.

Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
Tangkapan layar sharing session 'Tren Warna dan Motif Batik 2021' yang diselenggarakan Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) di Yogyakarta, Rabu (30/12) kemarin.
Suasana sharing session 'Tren Warna dan Motif Batik 2021' yang diselenggarakan Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) di Yogyakarta, Rabu (30/12) kemarin. 

TRIBUNJOGJA.COM - Guna meningkatkan daya saing industri, Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) di Yogyakarta menggelar sharing session 'Tren Warna dan Motif Batik 2021' secara daring, Rabu (30/12/2020) kemarin.

Sharing session pada akhir tahun ini merupakan rangkaian acara yang dilaksanakan oleh BBKB, baik dalam memperingati HUT ke-75 RI, peringatan Hari Batik Nasional dan Kegiatan Kerjasama dengan berbagai instansi, misalnya Asosiasi Pengusaha dan Perajin Batik Indonesia (APPBI), Asosiasi Perajin Batik Jawa Timur (APBJ), Paguyuban Pecinta Batik Sekar Jagad dan Dewan Serat Indonesia (DSI). 

"Kegiatan Sharing Session ini diharapkan menjadi media kolaborasi yang sangat tepat dalam menghadapi tantangan  serta keberlangsungan industri kerajinan dan batik saat masa sulit akibat dampak pandemi COVID-19," kata Kepala BBKB, Titik Purwati Widowati melalui rilis tertulis yang diterima Tribunjogja.com.

Acara ini merupakan wadah berbagi informasi dan diskusi bagi masyarakat dan pemangku kepentingan tentang tren warna dan motif batik di tahun 2021.

Baca juga: Bangkit dari Keterpurukan, Pemilik Toko Lukisan Batik Yogyakarta Banting Stir Jadi Produsen Masker

Diharapkan, melalui kegiatan ini dapat memperkuat daya saing industri kerajinan dan batik di masa pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.

Kegiatan ini diikuti sekira 200 peserta dari industri, asosiasi, akademisi dan instansi pemerintah terkait.

Hadir sebagai Narasumber pada acara ini Peneliti BBKB, Irfa’ina Rohana Salma.

Disampaikan pada acara sharing session, bahwa Indonesia kaya akan karya wastra yang berpotensi menjadi industri ramah lingkungan atau industri hijau (green industry), salah satunya adalah kain batik warna alam.

Dewasa ini penggunaan zat pewarna alami untuk batik kembali menjadi tren atau digemari kembali oleh masyarakat. 

Bahan pewarna untuk batik ada dua jenis yaitu zat pewarna alami dan zat pewarna sintetis.

Zat pewarna alami diambil dari ekstrak bahan alam, sedangkan zat pewarna sintetis merupakan pewarna tiruan yang dihasilkan oleh pabrik.

Seiring tren global yaitu gaya hidup sehat dan ramah lingkungan, penggunaan zat pewarna alam kini mulai banyak dimanfaat lagi untuk pewarnaan dalam batik.

Baca juga: Hikmah Pandemi, Jacqueline Sukses Kembangkan Bisnis APD Hingga Gaun Batik

Di sisi lain, Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, termasuk bahan pewarna alami.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BBPI), Doddy Rahadi mengatakan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita selalu menegaskan kepada para pelaku industri di Indonesia agar terus meningkatkan daya saing meskipun di masa pandemi seperti saat ini. 

Pemerintah bertekad menjaga aktivitas sektor industri manufaktur di tengah dampak pandemi COVID-19.

Teknologi telah menyentuh berbagai bidang dan berhasil merubah perilaku manusia dalam menyikapi pembuatan produk yang berbasis keterampilan, tidak terkecuali batik.

Selama tahun 2020, Balai Besar Kerajinan dan Batik telah menyelenggarakan sharing session sebanyak 61 kali yang terdiri dari 41 kali dengan media zoom, 19 kali dengan media whatsapp (kulwap), dan 1 kali dengan media instagram live dengan total jumlah peserta sebanyak 9828. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved