Jumlah Pasien Corona DI Yogyakarta yang Diumumkan Pemerintah, Ada 10.927 Kasus

Tambahan kasus positif Covid-19 itu membuat jumlah kasus yang terdata di Yogyakarta menjadi 10.927 kasus.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com | Hasan Sakri
PERUBAHAN ISTILAH. Warga beraktifitas di sekitar seni instalasi berbentuk bola bumi dengan tulisan siap new normal yang dipajang di depan museum Sono Budoyo, jalan Pangurakan, Kota Yogyakarta, Minggu (19/7/2020). 

Tribunjogja.com Yogyakarta --- Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merilis data kasus baru Covid-19 dengan penambahan sebanyak 274 kasus positif Covid-19, pada Sabtu (26/12/2020). Tambahan kasus positif Covid-19 itu membuat jumlah kasus yang terdata di Yogyakarta menjadi 10.927 kasus.

MURAL KAMPANYE PROTOKOL KESEHATAN. Warga beraktifitas di sekitar mural kampanye penerapan protokol kesehatan di kawasan Serangan, Kota Yogyakarta, Selasa (29/9/2020). Penerapan protokol kesehatan secara benar dan disiplin merupakan salah satu cara efektif untuk menghentikan pandemi virus Covid-19 yang telah menjelma menjadi pagebluk yang melemahkan semua sektor.
MURAL KAMPANYE PROTOKOL KESEHATAN. Warga beraktifitas di sekitar mural kampanye penerapan protokol kesehatan di kawasan Serangan, Kota Yogyakarta, Selasa (29/9/2020). 

Dari jumlah tambahan kasus baru sebanyak 274, distribusi kasus berdasarkan domisili paling banyak berasal dari Bantul sebanyak 118 kasus, Sleman 91 kasus, Kota Yogyakarta 60 kasus, Gunungkidul 4 kasus, dan Kulonprogo 1 kasus.

"Sementara untuk distribusi kasus berdasarkan riwayat dari tracing kontak kasus positif sebanyak 160 kasus, periksa mandiri 58 kasus, skrinning dengan karyawan kesehatan 1 kasus, skrinning pasien 1 kasus, dan belum ada info 54 kasus," kata juru bicara penanganan Covid-19 DIY Berty Murtiningsih melalui keterangan tertulis.

Terkait penambahan kasus sembuh di DIY hingga Sabtu (26/12/2020) sebanyak 100 kasus. Sehingga total kasus sembuh sebanyak 7167 kasus.

Dengan distribusi kasus berdasarkan domisili :

1. Kota Yogyakarta : 39 kasus
2. Kabupaten Bantul : 26 kasus
3. Kabupaten Kulon Progo : 2 kasus
4. Kabupaten Gunungkidul : 3 kasus
5. Kabupaten Sleman : 30 Kasus

Sedangkan untuk penambahan kasus meninggal karena Covid-19 di DIY erdasarkan laporan sebanyak 6 kasus.

Sehingga total kasus meninggal menjadi sebanyak 232 kasus dengan rincian sebagai berikut:

1. Kasus 8572 : Laki laki, 54 th, Bantul
2. Kasus 8970 : Laki laki, 57 th, Bantul
3. Kasus 9050 : Perempuan, 64 th, Bantul
4. Kasus 9773 : Laki laki, 60 th, Gunung Kidul
5. Kasus 10373 : Laki laki, 78 th, Sleman
6. Kasus 10509 : Laki laki, 77 th Sleman

Untuk penggunaan tempat tidur jenis critical, lanjut Berty, dari total ketersediaan sebanyak 64 unit, saat ini masih ada sisa 16 unit. Sehingga total penggunaan mencapai 48 tempat tidur.

Sedangkan untuk tempat tidur jenis non critical, dari total ketersediaan sebanyak 577 unit, saat ini tersisa hanya 88 unit , sehingga penggunaan mencapai 489 tempat tidur.

Sementara penambahan jumlah sampel diperiksa hari ini sebanyak 1136 orang dan jumlah 1078 orang.

"Sehingga total sampel diperiksa sebanyak 146. 499, dan total orang diperiksa mencapai 125.178,"tandasnya.

Wisatawan Nataru

Musim liburan Natal-tahun baru (Nataru) di tengah pandemi ini tidak menyurutkan antusiasme wisatawan untuk berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kawasan Malioboro dipadati para pelancong, Sabtu (26/12/2020) siang, beberapa orang yang ditemui Tribun Jogja, mengaku masuk ke DIY tanpa perlu menunjukkan hasil rapid test antigen.

Sebelumnya, Pemda DIY mewajibkan pelancong, pemudik, atau siapa saja yang masuk ke DIY di masa liburan ini untuk rapid test antigen.

Nanang dan Lita, wisatawan dari Purwokerto, Jawa Tengah, datang ke DIY menggunakan motor pribadi.

Kemarin mereka berdua berkunjung ke Malioboro.

"Kita enggak dapat imbauan atau screening soal rapid test antigen di manapun. Paling tadi (kemarin) ada cegatan masker di jalan dan di depan sana," ucap Nanang, sambil menunjuk arah utara Malioboro setelah dirinya diperiksa kelengkapan protokol kesehatan oleh petugas.

Para wisatawan memadati kawasan Malioboro pada libur Nataru, di mana masih di kondisi Pandemi Covid-19, Sabtu (26/12/2020).
Para wisatawan memadati kawasan Malioboro pada libur Nataru, di mana masih di kondisi Pandemi Covid-19, Sabtu (26/12/2020). (TRIBUN JOGJA/TAUFIQ SYARIFUDIN)

Pengakuan serupa pun diutarakan Emil Nurjamil.

Pria asal Ciamis, Jawa Barat yang menggunakan mobil pribadi menuju ke DIY juga tidak diminta menunjukkan hasil rapid test antigen selama perjalanan maupun setibanya di DIY.

“Saya ke Jogja mau (foto) pre-wedding sekalian mau wisata. Makanya pakai mobil biar fleksibel,” ucapnya kepada Tribun Jogja.

Dia sebelumnya tidak mengetahui mengenai aturan wajib tes sebelum masuk ke DIY.

Kondisi berbeda terjadi pada para pengunjung DIY yang datang menggunakan moda transportasi kereta api.

Alim Akbar dan Fitri Sakinah misalnya.

Pelancong asal Jember, Jawa Timur ini menjalani rapid test antigen di stasiun keberangkatan.

Ketika menginap di hotel pun mereka diminta hasil tes tersebut.

Begitu pula dengan Fahmi Suharto.

Melancong ke DIY dari Surabaya menggunakan kereta api, dia pun menjalani rapid test antigen sebelum melakukan perjalanan.

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie mengatakan, bersama RSUP dr Sardjito mempersiapkan strategi antisipasi kemungkinkan lonjakan kasus tersebut.

Di antaranya, penambahan tempat tidur Covid-19 baik ICU/critical dan isolasi/noncritical, penambahan jumlah ventilator dan HFNC di beberapa rumah sakit (RSUP dr. Sardjito, RSUD Yogyakarta, RSUD Nyi Ageng Serang, RSUD Wonosari, RSUD Panembahan Senopati, RSUD Pratama).

Kemudian, penambahan tenaga dengan rekrutmen relawan perawat kesehatan, menyiapkan ketersediaan obat, alat kesehatan, dan APD dengan memprediksi ketersediaan sampai bulan Maret 2021 terpenuhi.

Sementara itu, RSUP dr. Sardjito melakukan eskalasi ruang Covid-19 dari 56 tempat tidur yang saat ini ada, menjadi 74 tempat tidur.

Delapan tempat tidur didedikasikan untuk penambahan ruang isolasi critical care, dan 10 tempat tidur untuk penambahan di ruang noncritical. Hal ini dilakukan dengan tetap melihat situasi dan kondisi penyebaran covid di DIY.

“Selain upaya-upaya penanganan tersebut, kami juga terus memperkuat upaya tracing dan testing. Upaya testing di DIY telah jauh melampaui standar 1:1000 per minggu sebagai gambaran kinerja testing,” jelas Pembajun melalui keterangan tertulis ( Tribunjogja.com | Ndg | tsf| tro | hdy )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved