PSS Sleman

PSS Sleman Tak Ingin Sekadar Jadi Partisipan di Liga 1 2020/2021

PSS Sleman tak ingin sekadar jadi partisipan apabila kompetisi Liga 1 2020/2021 digulirkan, Februari 2021 mendatang.

Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
Dokumentasi PSS Sleman
Dirut PT PSS, Marco Gracia Paulo 

TRIBUNJOGJA.COM - Direktur Utama (Dirut) PT Putra Sleman Sembada, Marco Gracia Paulo menegaskan tim PSS Sleman tak ingin sekadar jadi partisipan apabila kompetisi Liga 1 2020/2021 digulirkan, Februari 2021 mendatang.

Meski demikian, Marco menilai masih perlu membaca situasi yang bisa berkembang ke depannya, terutama terkait kebijakan yang akan diambil klubnya.

"Tidak, kami tidak ingin hanya sekadar menjadi partisipan. Itulah mengapa Coach Dejan ada di sini (PSS Sleman), karena saya paham betul kualitas beliau. Dia yang bawa kita di Pelita Bandung Raya (PBR) dengan pemain muda yaitu squad kita mungkin nilainya waktu itu mungkin cuma sekitar 4,5 miliar itu di antara skuat-skuat lain yang lebih besar saat itu," ujar eks dirut PBR ini.

"Namun tentunya melihat perkembangan terbaru. Setelah melihat berbagai catatan di musim 2020 yang sudah dikeluarkan, kami rasa harus lebih bijaksana lagi dalam mengambil keputusan atau untuk memulai lagi," imbuh Marco.

Baca juga: Sambut Natal, PSS Sleman Berbagi Kasih dengan Anak Disabilitas

Apabila kompetisi direncanakan bergulir Februari 2021, Marco mengatakan ada kemungkinan PSS Sleman akan memulai persiapan pada Januari 2021.

Dengan catatan, ada kepastian kompetisi dapat digulirkan.

Lebih lanjut Marco berujar, demi memenuhi target di Liga 1 2020/2021 tersebut, sejak awal ia telah menyusun succes triangle (segitiga sukses) sepak bola, memetakan internal stakeholder klub.

"Jadi dalam succes triangle tersebut, yang paling atas atau menjadi prioritas ialah tim (pemain). Di bawahnya ada manajemen tim atau official, kemudian paling bawah adalah manajemen," kata Marco.

"Maka, semua effort yang kita lakukan nomor satu larinya pasti ke atas dulu (untuk tim), dari atas baru turun ke bawah," imbuhnya.

Baca juga: Omah PSS, Gebrakan PSS Sleman di Tengah Mandeknya Kompetisi Liga 1 2020

"Ibaratnya kalau kita di industri entertainment, sebagus apapun konsep kita di manajemen yang akhirnya cetak gol kan juga bukan saya. Nah makanya saya katakan protect pemain itu harga mati," lanjut Marco.

Dijelaskan Marco, renegosiasi yang dilakukan manajemen PSS Sleman kepada pemain memang mengikuti arahan dari PSSI, sebelum kompetisi akhirnya mandek.

Namun di luar itu, manajemen PSS Sleman melihat ada skema yang lebih masuk akal.

"Ya kami melihat alasan lain yang lebih reasonable untuk pemain-pemain. Kembali lagi, kami mau build klub bukan build tim. Berarti kita bangun klub untuk keberlanjutannya harus kita pikirkan dari sekarang," kata Marco.

Sehingga, meski dalam situasi yang diakui Marco susah di tengah proyeksi yang tak sesuai dari rencana awal lantaran adanya pandemi, PSS Sleman tetap berkomitmen penuh kepada para pemain.

Di sisi lain, Marco pun tak akan mempersulit pemainnya apabila kemudian hari memutuskan berkarier di luar negeri.

Baca juga: Manajemen PSS Sleman Persiapkan Lapangan Latihan di Prambanan untuk Tim Akademi

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved