Liga Inggris
BERITA MU: Formasi Solskjaer Banjir Kritik, Inilah Posisi yang Sebenarnya Paling Pas untuk Pogba
Selain formasi MU, penempatan gelandang tengah Paul Pogba paling menjadi perhatian karena dianggap tidak cocok untuk bermain lebih dalam atau melebar
TRIBUNJOGJA.COM - Manchester United (MU) baru saja kalah dari Arsenal di pekan 7 Premier League. Big match dua tim papan atas Liga Inggris tersebut berakhir dengan skor 0-1, setelah tercipta gol penalti bagi the gunners gara-gara pelanggaran gelandang MU Paul Pogba.

Menyoroti pertandingan antara Manchester United vs Arsenal itu, strategi dan formasi serta line up yang diterapkan tim tuan rumah lah yang menjadi sorotan.
Formasi yang diterapkan pelatih Manchester United Ole Gunnars Solskjaer banjir kritik dari para mantan pemain maupun pandit sepak bola.
Selain formasi, penempatan gelandang tengah Paul Pogba paling menjadi perhatian karena dianggap tidak cocok untuk bermain lebih dalam atau melebar ke sisi sayap.
Posisi Pogba itu pula lah yang kemudian dianggap keliru dan berujung terjadi pelanggaran di kotak penalti, awal dari petaka MU dan kemenangan bagi Arsenal.
Lantas formasi dan posisi manakah yang sebenarnya paling pas untuk seorang Paul Pogba?
Komentar Frank Leboeuf

Mantan bek timnas Perancis, Frank Leboeuf, pun memberikan komentarnya terkait formasi MU dan posisi Paul Pogba saat setan merah melawan Arsenal tersebut.
Leboeuf juga melontarkan kritikan keras kepada Paul Pogba seusai laga Manchester United vs Arsenal.
Gol penalti kapten Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang, pada menit ke-69 sudah cukup bagi The Gunners untuk membawa pulang tiga poin dari Old Trafford.
Arsenal pun mengakhiri kutukan tidak pernah menang di Old Trafford selama 14 tahun.
Menjamu Arsenal, Ole Gunnar Solskjaer selaku pelatih Manchester United kembali memainkan Paul Pogba sejak menit pertama.
Pogba menghuni lini tengah Man United bersama Fred dan Scott McTominay. Sementara Bruno Fernandes ditempatkan sebagai penyerang lubang dalam formasi berlian 4-1-2-1-2.
Gelandang asal Perancis itu diharapkan kembali tampil apik seperti ketika Man United mengalahkan RB Leipzig di pentas Liga Champions tengah pekan lalu.
Sayangnya, Pogba gagal menunjukkan sinarnya. Ia justru menjadi penyebab Manchester United dihukum penalti.
Penalti yang didapatkan Arsenal berawal dari pelanggaran Pogba terhadap bek sayap Arsenal, Hector Bellerin.
Sepanjang laga Man United vs Arsenal, Pogba juga tak bisa berbuat banyak. Situs WhoScored bahkan hanya memberi nilai 5,8 untuknya, yang merupakan nilai terendah pada pertandingan tersebut.
Bangku cadangan

Terkait penampilan buruk Paul Pogba, Frank Leboeuf menilai bahwa pemain berusia 27 tahun itu tidak cocok untuk menghuni starting line-up Man United saat ini.
"Rasanya sangat aneh melihat formasi gelandang berlian karena Ole Gunnar Solskjaer ingin Pogba berada di lapangan tengah," kata Leboeuf dikutip dari Goal.
"Itu menjadi masalah karena dia (Solskjaer) mengubahnya pada babak kedua, dengan Pogba lebih banyak berada di sayap kiri," imbuh eks pemain Chelsea dan Marseille tersebut.
Leboeuf pun berpendapat, Solskjaer perlu memikirkan lagi komposisi terbaik di lini tengah timnya, termasuk jika harus merelakan Paul Pogba duduk di bangku cadangan.
"Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan Pogba," ujarnya.
"Solskjaer harus memikirkan itu, mungkin posisi terbaik Pogba saat ini adalah di bangku cadangan," kata Leboeuf mengakhiri.
Banjir kritik
Kekalahan 0-1 Manchester United dan Arsenal pada Minggu (1/11/2020) mengundang perhatian kepada kinerja para pemain lapangan tengah di skema pelatih Ole Gunnar Solskjaer.
Manchester United tumbang dari gol penalti babak kedua Pierre-Emerick Aubameyang pada laga lanjutan Liga Inggris di Stadion Old Trafford.
Ini menjadi kali pertama Man United kalah saat menjamu Arsenal dalam 14 tahun terakhir.
Hasil tersebut juga membuat pasukan Setan Merah hanya mengambil tujuh poin dari enam laga musim ini.
Kritik keras datang kepada para pemain tengah Setan Merah dan pelatih Ole Gunnar Solskjaer yang memainkan 4-4-2 diamond pada laga tersebut.
"United berpikir telah menemukan solusi untuk mengakomodasi enam gelandang yang mereka milki dengan bermain dalam sebuah formasi berlian," ujar mantan kapten Setan Merah, Gary Neville.
"Solskjaer mengira ia telah menemukan sistem tersebut saat melawan RB Leipzig pada medio pekan. Namun, tak semudah itu. Lapangan di Old Trafford besar."
Neville mengatakan bahwa Man United menjadi "tidak memiliki keseimbangan."
"Terutama di kanan, saya pikir Scott McTominay tak bakal bisa bekerja di sana," lanjutnya.
"Dia mengganti formasi pada tengah babak dan kondisinya menjadi lebih baik tetapi ada masalah besar dalam kepercayaan diri para pemain dan minimnya urgensi."
Membanjirnya opsi di tengah lapangan menjadi salah satu hal yang menarik perhatian Neville.

Man United kini memiliki enam gelandang sentral dalam diri Bruno Fernandes, Paul Pogba, Scott McTominay, Nemanja Matic, Fred, dan pembelian anyar Donny Van de Beek.
"Ole terpaksa memainkan sistem berlian. Saya pikir ada elemen yang membuatnya berpikir bahwa empat pemain dalam diamond akan bekerja setelah kemenangan pada medio pekan," tuturnya.
"Namun, baru lima menit berselang dan terlihat McTominay tak nyaman di sisi kanan."
"Seorang pemain di posisi tersebut harus bisa bergerak melebar."
"Aaron Wan-Bissaka kikuk di sisi kanan lebar. Namun, Anda harus menemukan keseimbangan dan hal itu yang menjadi masalah besar bagi United di sisi kanan," ujar mantan bek kanan tersebut.
"Mengubah sistem, pemain - memiliki banyak personel di satu posisi dan tidak untuk lainnya - adalah masalah besar," ujarnya.
Hal serupa juga dikatakan pengamat taktik Michael Cox, yang mengutarakan bahwa komitmen Solskjaer untuk memainkan seorang "nomor 10" dalam diri Bruno Fernandes menciptakan masalah tersendiri.

Terutama pada saat bersamaan lawan mereka, Arsenal, memutuskan untuk pisah jalan sama sekali dari seorang "nomor 10" dalam diri Mesut Oezil.
"Sederhananya, United berupaya menciptakan peluang lewat kecerdasan individu, Arsenal berupaya menciptakannya lewat struktur. Laga pada hari itu menunjukkan pebedaan pendekatan keduanya," tulis Cox di The Athletic.
Menurut pendiri situs Zonal Marking tersebut, hal ini menciptakan masalah ketika pemain bersangkutan tak merumput secara maksimal.
Hal ini terlihat saat Bruno Fernandes tampil jauh dari prima kontra Arsenal.
"Jika ia tak terlibat, tim terlihat rusak, terpisah-pisah, dan kekurangan kohesi," tulis pengarang buku The Mixer (2017) yang mengulik soal evolusi taktik di Premier League tersebut.
Satu masalah lain yang diciptakan dengan terlalu mengandalkan Fernandes sebagai nomor 10 adalah efek turunan yang diciptakan ke pamin lain.
Paul Pogba terpaksa bermain lebih dalam sebagai "nomor 8" atau ditempatkan di sisi kiri 4-2-3-1, posisi yang menyebabkannya melakukan blunder dengan menjatuhkan Hector Bellerin di kotak terlarang.
Hal ini juga berarti Donny van de Beek tak mendapat tempat di tim utama.
Van de Beek hanya bermain tiga kali sebagai starter sejak datang dari Ajax Amsterdam.

Ketiga penampilan tersebut datang saat Bruno Fernandes absen dari starting eleven tim.
"Solskjaer tampak melihat mereka mutlak secara eksklusif, yang secara historis kerap terjadi dengan para pemain 'nomor 10' lain," tulisnya.
Cox juga mencatat bahwa dua kemenangan Setan Merah musim ini, laga tandang kontra Brighton dan Newcastle United, diwarnai oleh gol-gol Fernandes.
"Jika ia terlibat, United adalah tim bagus. Jika tidak dapat memengaruhi pertandingan, United tidak bagus," tulisnya lagi.
Sementara, Dominic Booth, kolumnis dari Manchester Evening News mengatakan bahwa kesetiaan Solskjaer terhadap Paul Pogba patut dipertanyakan.
"Ia tetap setia kepada Pogba ketimbang banyak orang lain, terutama jika kita ingat komentarnya terkait transfer ke Real Madrid," tulis Booth.
Keputusan Setan Merah memberikan perpanjangan kontrak satu tahun kepada sang pemain pun dipertanyakan.
"Solskjaer tak pernah sekali pun mengkritik sang gelandang. Itu bukan sifat dia."
"Pogba pernah dikeluarkand ari tim beberapa kali, tetapi kini kesetiaan Solskjaer kepada sang pemain menghadapi pemeriksaan besar," ujarnya.
"United punya pengganti ideal dalam diri Van de Beek. Berapa lama Pogba bisa terus bermain jauh dari harapan dengan berseragam merah?"
(*/ Tribun Jogja /kompas.com)
Artikel tayang di https://bola.kompas.com/read/2020/11/02/19000038/ramai-ramai-membedah-lapangan-tengah-manchester-united?page=all#page2